"Jawabannya sederhana" Dinda menatap Luki dengan lembut "Karena kau keluargaku. Keluarga saling memaafkan tanpa syarat."
Luki tersenyum "Tetap saja masih belum bisa membuat rasa bersalahku berkurang."
Dinda menghembus "Jadi menurutmu, mengejar orang yang menabrakku dan mengahajarnya akan membuat rasa bersalahmu itu berkurang."
"Mungkin" Luki mengangkat bahu Dinda terdiam matanya menutup kembali."Kalau kau menghajar preman itu," katanya perlahan sebelum beristirahat .
"Kau sama saja dengannya. Sebagai
kakakku, seharusnya kau lebih baik dari itu." Luki memandang Dinda yang tertidur pulas tidak berapa lama kemudian. Dia menyelimuti adiknya dan duduk termenung memikirkan perkataan tersebut.
Keesokan harinya, Luki keluar dari kamar Dinda dan bertemu ibu tirinya
"Bagaimana keadaan Dinda?" Tanya Helen.
"Sudah baikan dia masih tidur sekarang bisakah kita bicara sebentar?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com