Entah kenapa suasana ruang tamu ini sedikit tegang. Ibu mertuaku tiba-tiba saja meminta aku dan suamiku pulang ke kampung, beliau bilang ada sesuatu hal penting yang hendak dibicarakan.
"Nang, kamu harus menikah lagi," titah ibu.
Bagaikan terkena sengatan listrik jutaan volt, tubuhku rasanya lemas seketika. Bagaimana ucapan itu keluar dari mulut wanita yang bergelar ibu, apa beliau tidak memikirkan perasaanku. Meskipun beliau ibu mertuaku, tapi selama ini ibu selalu menyayangiku seperti putrinya sendiri. Bahkan ibu juga memiliki seorang putri, bagaimana bisa wanita yang sudah melahirkan suamiku itu meminta putranya menikah lagi.
"Ini semua demi keluarga kita," ucapnya lagi.
"Buk, Damar tidak bisa menikah lagi. Untuk apa? istriku masih sehat, bisa melayaniku dengan baik. Apa hubungannya menikah lagi dengan dalih demi keluarga," ucap mas Damar menolak permintaan ibunya.
"Kita harus segera memiliki keturunan, seorang anak laki-laki," jawab ibu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com