Bab 305

Kinan meletakkan gawainya di atas kasur. Dua puluh menit Kinan menghabiskan waktu berbincang dengan ibunya. Tak bertatap muka secara langsung, namun cukup untuk mengobati rasa rindu di hati atas wanita yang telah melahirkannya itu.

Saling bertukar kabar, Kinan tetap memilih menutup semua pedih dan rasa sakit hati atas perlakuan suaminya. Bagaimanapun, Ardi adalah pilihannya. Bukan hasil perjodohan orang tuanya. Apalagi ayahnya cukup merasa keberatan atas sosok laki-laki yang dipilihnya itu.

Kinan menghela napas panjang. Kabar yang disampaikan ibunya tadi cukup membuat otaknya berpikir keras. Bukan tentang kesehatan kedua orang tuanya. Tapi ini menyangkut rencana pernikahan Sekar, adik perempuan Kinan yang lahir lima tahun berselang darinya.

Apa yang harus dilakukannya saat ini? Kinan merasa ada beban berat yang menghimpitnya. Rencana pernikahan yang akan dilaksanakan dua bulan ke depan itu membuat hatinya merintih.