Kaila menjadi salah tingkah. Dia berusaha menutupi bibirnya yang terlihat bengkak.
"Apaan sih kalian?" kata Kaila.
"Pasti lu habis disosor sama Theo ya," goda Nora.
"Cie, enggak usah malu kali, kayak first kiss aja," ejek Margaretha.
"Maaf ya, gue cuma pernah dicium sama Theo aja," balas Kaila.
Kaila yang lupa kalau teman-temannya belum tahu siapa pencuri first kiss dia menutup mulutnya.
"Wahh, ketahuan. Baru cium aja kan, velum yang lain?" tanya Christine sambil bertepuk tangan.
"Sialan lu," balas Kaila.
Tidak lama guru mereka sudah datang. Mereka mulai menyimak pelajaran yang berlangsung.
***
Theodor yang berada di dalam kelas menatap sinis ke arah Richard. Dia tidak suka dengan Richard yang selalu saja mendekati miliknya.
"Kaila hanyalah milikku. Tidak akan aku biarkan satu pria pun mendekati dia," gumam Theodor sambil mengirimkan pesan ke Richard.
Ting
Suara ponsel Richard berbunyi. Richard melihat pesan itu dari Theodor langsung membacanya.
"Lu mau lihat bagaimana Kaila memilih gue dibanding lu? Bersikaplah gentleman," kata Theodor di pesan itu.
"Mau bertemu dimana? Nanti biar gue bisa lihat siapa yang dipilih Kaila," balas Richard.
Richard sebenarnya sebal sekali dengan Theodor, tapi dia percaya kalau dia masih ada peluang mendekati Kaila.
"Jam istirahat lu bisa lihat sendiri saat gue menjemput kaila," kata Theodor.
Mereka semua memperhatikan pelajaran setelah guru baru saja masuk.
"Sebaiknya aku mengirimi pesan ke Kaila. Aku akan jadikan dia milikku," gumam Richard.
Richard diam-diam mengirimkan pesan ke Kaila untuk makan siang bersama. Tidak lama pesan dia dibalas Kaila.
"Iya lihat saja nanti. Soalnya teman-temanku juga mengajak aku makan bersama," kata Kaila.
"Kita jadi nonton enggak hari ini?" tanya Richard.
"Bisa sih, cuma aku harus pulang dulu. Takutnya si Theo nanti mau antar aku pulang karena pesan dari papaku," jawab Kaila.
"Oke, nanti kabarin ya," balas Richard.
Theodor dari jauh memperhatikan Richard yang seperti membalas pesan seseorang mengecek ponselnya sambil tersenyum miring.
***
Beberapa jam kemudian, waktu istirahat akhirnya tiba.
"Kalian langsung ke ke kantin aja, gue mau ketemu Kaila," kata Theodor.
Theodor melangkahkan kaki menuju kelas Kaila dengan wajah datar. Langkah dia terhenti di depan kelas saat melihat Kaila yang sedang tertawa bersama teman-temannya sambil menyibak rambut.
"Kaila," panggil Theodor.
Senyum Kaila seketika luntur menyadari bahwa Theodor sudah datang. Mata dia melirik ke arah Theodor yang hanya diam di depan kelas.
"Wah, ada kekasihnya nih. Gue duluan ke kantin ya," pamit Christine.
"Iya kita duluan ya. Selamat berduaan," kata Margaretha.
Semua teman-teman Kaila keluar dari kelas, sedangkan Theodor melangkah masuk ke dalam kelas. Mata dia saling beradu dengan mata Kaila.
"Kaila, kenapa kamu melamun?" tanya Theodor.
"Hmm, tidak apa-apa. Ada apa Theo?" tanya Kaila dengan senyum canggungnya.
"Aku mau makan siang bareng kamu," jawab Theodor sambil mendekati Kaila hingga tubuh mereka menempel.
"Tapi jangan dekat-dekat begini, nanti teman-temanku yang lain melihat kita," kata Kaila.
"Kamu lihatlah sekitar kamu, apa ada orang di sini?" tanya Theodor.
Kaila melihat sekitarnya. Dia tidak melihat siapa pun di kelas merasa terpojok.
"Kenapa semua orang tiba-tiba menghilang? Apa mereka semua sepakat untuk makan bareng-bareng di kantin?" gumam Kaila.
"Kaila aku kangen banget sama kamu," kata Theodor membelai lembut pipi Kaila.
"Tadi kan kita udah ketemu, Theo. Masa cepat banget kangennya," balas Kaila.
"Iya aku tahu kita sudah bertemu. Aku menyukai kamu, Kaila. Oh iya ada yang komentar tidak sama bibir kamu?" tanya Theodor.
"Tidak ada. Aku lapar, mau makan," kata Kaila.
"Makanan pembuka dulu ya," pinta Theodor.
Kaila menatap mata Theodor yang selalu menghipnotisnya hingga tanpa sadar bibir mereka sudah menyatu.
"Kau tidak akan pernah bisa lepas dariku," gumam Theodor.
Theodor mengecup lembut dan sesekali menggigit kecil. Tangan Theodor tidak tinggal diam, dia membelai lembut punggung Kaila membuat tubuh Kaila berdesir merasakan sentuhan dari Theodor. Kaila membalas kecupan bibir pria itu dengan lembut.
"Ughh, Theodor cukup," kata Kaila setelah tautan bibir mereka terlepas.
"Maaf, aku kelepasan," balas Theodor dengan senyum manisnya.
"Iya, tidak apa-apa," balas Kaila.
Kaila mendadak terkejut bukan main saat melihat Richard yang melihat apa yang dilakukan dia sama Theodor.
"Pasti pria itu sudah melihat kejadian ini," gumam Theodor sambil menatap Richard.
Theodor tersenyum mengejek pada Richard sambil merangkul pinggang Kaila posesif.
"Ternyata ini yang mau ditunjukkan Theo," gumam Kaila menatap Richard yang pergi dari sana.
"Ada apa, Kaila?" tanya Theodor.
"Tadi Richard yang melihat kita," cicit Kaila.
"Emang kenapa kalau dia melihat kita? Kamu kan kekasihku," kata Theodor.
"Kapan kita jadian? Aku kan udah bilang kalau aku hanya menganggap kamu sebagai sahabatku saja," balas Kaila.
"Tidak ada sahabat yang menikmati ciuman dari sahabatnya seperti itu, apalagi di bagian bibir. Kamu mau dikatain gadis murahan?" kata Theodor ketus.
"Kamu ini apa-apaan sih, ngomongnya kejam banget," balas Kaila.
"Kita ke kantin sekarang," ajak Theodor.
Mereka berdua melangkahkan kaki menuju kantin sambil bergandengan tangan. Saat sudah sampai di kantin, Kaila melihat teman temannya pada bersorak tapi Richard tidak ada disana merasa tidak enak.
"Kaila, kamu duduk bareng teman-teman kita. Tuh teman-teman aku sudah bergabung duduknya sama teman-teman kamu yang centil, biar aku aja yang membeli makanan untuk kamu," kata Theodor.
"Iya," balas Kaila.
Kaila berjalan menuju tempat teman-temannya berada, sedangkan Theodor pergi ke kantin untuk membeli makanan.
"Wah, udah balikan nih sama bos kita," kata Stevanus.
"Bukan balikan lagi, tapi udah mesra banget," timpal Christine.
"Kalian tega banget udah makan duluan," kata Kaila.
"Siapa suruh lu di kelas kelamaan. Lagian kalau nungguin lu pasti gue udah kelaparan," jawab Nora.
"Lu udah pesan makanan? Memang Theodor tahu lu mau pesan apa?" tanya Christine.
"Dia udah tahu apa yang gue mau," jawab Kaila.
"Bedalah yang udah kenal sejak kecil," balas Christine.
Tidak lama Theodor datang dan duduk di samping Kaila.
"Akhirnya makanan datang juga," kata Kaila menatap makanan yang dibawa Theodor.
Theodor menaruh makanan milik Kaila di hadapan Kaila.
"Enak banget tuh makanannya. Chicken katsu sama sup," kata Nora.
"Iya nih enak banget, padahal tadi pengen makan bakmi," balas Kaila.
"Kamu tidak boleh terlalu banyak makan mie nanti usus kamu bisa keriting," kata Theodor.
"Iya-iya, aku makan dulu ya," balas Kaila.
"Selamat makan," kata Theodor.
Mereka semua mulai memakan makanannya sambil sesekali mengobrol kecuali Kaila yang terus melirik ke seluruh Kantin. Dia mencari sosok Richard yang tidak muncul sama sekali.
"Richard di mana? Apa dia enggak makan?" gumam Kaila.
"Kaila, habiskan makanan kamu. Apa yang kamu cari?" bisik Theodor di telinga Kaila.