webnovel

Petir

"Kruuuuucuuuk " suara perut menandakan lapar, itu yang dirasakan seorang siswa yang baru saja keluar dari toserba sambil membawa belanjaannya,"tik tik tik" seketika terdengar suara hujan, area sekitar basah dalam hitungan detik.

"untung aku membawa payung" itu yang dikatakan siswa di depan toserba sambil membuka payungnya, siswa tersebut bernama Houzi, laki laki berumur 17 tahun.

Suasana malam yang mencekam serta hujan yang entah kapan akan berhenti, Houzi tetap akan pulang di tengah tengah hujan, sesampai di taman hujan mulai lebat, angin berhembus kencang, membuat payung terbang terbawa angin. Ia pun berlari ke salah satu pohon sambil melindungi kepalanya dari hujan dengan tangan kiri nya. Sekujur tubuhnya basah, dia duduk dibawah pohon sembari menghangatkan lengannya karena kedinginan.

Seorang perempuan di apartemen dekat taman melihat Houzi yang berteduh di bawah pohon, "Kasihan, aku harus memberinya payung" dengan ekspresi khawatir, itu yang dikatakan perempuan yang berada di apartemen. saat hendak balik badan, duarrr!!! ruangan yang gelap seketika menjadi terang, sambaran petir yang sangat dekat apartemen membuat seisi ruangan

menjadi terlihat sampai ke sudut sudut.

Kaki lemas, tidak bisa berdiri! itu yang dirasakan perempuan tersebut karena dikejutkan oleh sambaran petir. Ia pun berusaha berdiri dan melihat keluar jendela. Perempuan itu terkejut melihat pohon yang terbelah dan laki laki yang terbaring pingsan di taman, perempuan tersebut segera menelfon ambulan. 15 menit kemudian ambulan dan pemadam kebakaran datang bersamaan, perempuan tersebut dimintai keterangan dan Houzi dibawa kerumah sakit.

Satu satunya yang bisa mendatangkan petir ke dunia adalah dewa. Petir yang menyambar secara tiba tiba adalah suatu kebetulan, Dewa salah tempat menurunkan petir. Demi menebus kesalahannya, Dewa menambah daya ingatnya dan akan mengabulkan 1 permohonannya saat berdoa di kuil.

16 jam berlalu, jam menunjukkan pukul 10 pagi, matahari sudah menjulang tinggi menyinari belahan bumi. Tak lama kemudian seseorang datang menjenguk Houzi yang diistirahatkan dirumah sakit, ia membawa bunga lily berwarna putih seperti susu indomilk dan bau nya yang harum. Dia menaruh bunganya di vas yang berisi air dan menaruhnya di meja, ia juga membuka jendela agar udara segar masuk memenuhi ruangan. Tak lama kemudian Houzi siuman, rasa sakit dikepala akibat sambaran petir masih dirasakan oleh Houzi. Angin berhembus masuk melalui jendela, menarik perhatian Houzi.

Houzi melihat seorang perempuan menikmati hembusan angin yang menyegarkan, rambut panjangnya yang berkibar, melihat langit dengan tatapan penuh harapan. "apa yang kamu lakukan disini, bukankah kamu di luar negeri" itu yang dikatakan Houzi saat pertama kali siuman, Perempuan tersebut bernama nafila, yang merupakan tetangga Houzi, karena pekerjaan ayahnya nafila terpaksa ikut keluar negeri.

"aku sudah pulang kemarin malam, tunggu ya aku akan panggil perawat" ucap nafila, ia berlari memanggil dokter dan meninggal Houzi yang terbaring sendirian di ruangannya. 1 jam kemudian, setelah dilakukan pemeriksaan, Houzi diperbolehkan pulang malam nanti.

beberapa jam kemudian, suasana yang gelap menandakan sudah malam, jam menunjukkan pukul 8, Houzi diperbolehkan pulang oleh dokter. Ia diantar pulang menggunakan ambulan, karena orang tua Houzi sedang berlibur ia diantar pulang menggunakan ambulan dengan gratis.

Kini Houzi sedang istirahat diruang keluarga sambil melihat TV agar lebih santai. 30 menit kemudian Houzi ingin membuat makan malam karena perutnya berbunyi. Saat hendak ke dapur " tok tok tok " sebuah suara terdengar dari pintu depan, saat di buka ia melihat Nafila membawa panci kecil berisi bubur yang masih hangat untuk Houzi. Ia pun menyuruh Nafila masuk.

Saat dituang kepiring, uap panas yang terpancar dari bubur membuat baunya menyebar dengan cepat, baunya yang harum membuat perut Houzi berbunyi "kruuuuucuuuk". Saat memakannya tubuh Houzi menjadi lebih hangat, menjadi lebih ber energi dari pada sebelumnya. Houzi pun makan sembari berbincang bincang karena banyak yang ingin ia tanyakan.

Suasana malam yang sama seperti kemarin, awan hitam yang menutupi bulan menyinari permukaan bumi, hujan lebat pun turun. Diperkirakan hujan akan lebih parah dibandingkan kemarin, angin berhembus kencang dari arah barat, itu yang diberitakan di TV.

Houzi pun menyuruh Nafila pulang agar tidak terjebak hujan dan akan mengembalikan pancinya besok. Nafila pun bergegas pulang, saat membuka pintu tiba tiba pintu tertarik oleh angin kencang, Nafila langsung menutup pintu dengan kedua tangannya. Meskipun rumah Nafila dekat tapi ia tidak berani pulang. Nafila meminjam telepon kabel yang berada di atas meja untuk memberitau orang rumah, Nafila pun menelfon orang rumah dan mengatakan akan menginap di rumah Houzi karena hujan. Orang rumah menyetujuinya dan Houzi pun kaget, karena diluar hujan Houzi terpaksa mengizinkan ia menginap.

(orang rumah yang dimaksud ibunya)

"kalau lapar kamu bisa buat sesuatu di dapur, bahannya ada di kulkas dan kamu bisa tidur dimana saja" ucap Houzi dengan mulut penuhnya, Nafila setuju dan kembali ke sofa sembari melihat TV.

Diluar hujan deras, udara mulai terasa dingin. Nafila yang mulai kedinginan ingin berendam air hangat, ia meminta izin apakah kamar mandi boleh dipakai. karena Houzi memperbolehkan nya, Nafila bersiap siap untuk mandi sedangkan Houzi menyelesaikan makannya.

10 menit kemudian Nafila selesai mandi, Houzi meminjam baju tidur milik adik nya houzi, Mereka pun menonton TV bersama. setelah beberapa menit berlalu mereka mulai mengantuk, Houzi tidur di depan TV dengan kasur kecilnya yang ia ambil dari lemari sedangkan Nafila tidur dikamar Houzi.