webnovel

The villainess partner in crime

'Tunggulah Arden, kali ini aku akan menghadiahkan pisau pemengal kepala kepadamu! ' Selina jatuh cinta kepada lelaki yang tidak mencintainya. Duke Arden Linux raphael, lelaki dingin yang menjadi suaminya itu telah menghancurkan semua perasaan cintanya. Pernikahan yang seperti neraka dijalaninya dengan sangat menyakitkan. Suaminya yang terus membawa wanita lain kedalam tempat tidurnya dan memaksanya untuk melayani lelaki lain itu perlahan membuatnya menjadi gila. Karena jebakan suami dan selingkuhannya itu, selina harus mati dalam keadaan memalukan didepan rakyat kerajaan karzien. Kematian yang memalukan itu telah membuatnya kembali ke masa lalu, Saat selina berumur 18 tahun. Tidak hanya tubuhnya yang kembali menjadi muda, selina juga kembali membawa dendam dan kegilaanya. Sekarang Aku tidak akan hidup hanya untuk bertahan hidup menghindari kematian. Aku akan menghancurkan segalanya dan mendatangkan kematian kepada kalian. 'Aku akan membuat kalian merasakan kematian yang luar biasa, jangan khawatir.' Pangeran lucas, bidak penting untuk balas dendam nya. "Yang mulia, aku akan membuatmu menyaksikan pangung yang luar biasa, oleh karena itu, sponsorilah aku. " Pangeran tiran yang menyembunyikan sifatnya dengan wajah polos itu terdiam sejenak mendengarkan penawaran selina. "Kau sakit jiwa! " Kemudian perlahan topeng polosnya terlepas dari wajahnya. Sambil memandang mata selina dengan tajam, lucas tersenyum menyeringai "... Dan aku suka itu. " Inilah awal dari balas dendam seorang wanita polos yang kembali menjadi pembunuh dan rekan kejahatan yang mendampinginya 17+

Hanhyonju_13 · Fantasy
Not enough ratings
11 Chs

2. Prey

2. mangsa

"Selera pakaian ibumu sangat buruk selina. Harusnya kau tidak memakai dress ini. "

Walaupun fransisca berpura-pura memasang wajah lugu. Perkataan yang keluar dari mulutnya tidak dapat menutupi ketidak sukaannya dengan selina.

'Bagaimana dulu aku dapat mempercayai bahwa dia adalah teman yang tulus kepadaku? '

Selina menyipitkan matanya sambil memperhatikan tindakan fransisca. Setelah kupikirkan lagi, ternyata dia menunjukkan ketidak sukaannya sejelas ini. Mata itu melihat tubuh selina dengan penuh kekaguman. Walaupun menekan perkataannya seperti itu, fransisca terlihat iri dengan kecantikan selina.

Rambut coklat tua fransisca dihiasi aksesoris yang terbuat dari Crystal warna warni. Selina ingin tertawa didalam hatinya melihat penampilan sahabatnya itu. Walaupun rambut itu dihiasi dengan hiasan mahal, rambut coklat tua fransisca tetap terlihat jelek dan kusam. Mata coklat fransisca juga terlihat tidak bersinar, sahabatnya itu terlihat tidak menonjol.

Sambil menahan tawanya, selina tetap mempertahankan ekspresi sedihnya kepada fransisca.

"Kupikir kau akan mengerti aku. " Selina menggigit bibir bawahnya. Wajahnya terlihat seperti wanita lemah yang menahan tangis.

Wajah fransisca terlihat sedikit kaget, tidak seperti biasanya, sahabatnya selina memperlihatkan ekspresi seperti ini. Biasanya selina akan segera setuju dengan apa yang dikatakan olehnya. Jika selina menunjukkan wajah seperti itu, bukankah orang-orang yang menghadiri pesta akan merasa bahwa fransisca terlihat seperti sedang menindas nya? Menyebalkan sekali, dress merah yang dipakai oleh selina terlihat sangat menggoda hingga membuat fransisca kehilangan cahayanya. Berada disamping sahabatnya itu membuatnya terlihat seperti pelengkap tambahan saja. Biasanya dia sangat pemalu dan tidak ingin menonjol, dengan memanfaatkan selina yang seperti itu, fransisca dapat memperoleh koneksinya dengan bangsawan kelas atas lainnya. Tetapi kenapa hari ini dia harus memakai pakaian yang membuatnya menjadi pusat perhatian seperti itu?

Mata fransisca melihat disekeliling nya. Para bangsawan terlihat berbisik kecil, apakah mereka sedang mengatakan hal buruk tentangnya?

Buru-buru tidak ingin membuat kesan buruk di ballroom debutan nya. Fransisca kembali membujuk selina agar dapat mengubah ekspresinya.

"Selina, aku mengatakan hal ini demi kebaikan mu. Jika kau menunjukkan ekspresi seperti ini, Orang-orang akan mengira aku telah menindasmu. Cepat perbaiki ekspresi mu! "

Fransisca mendecakkan lidahnya, sambil melirik selina dengan mata tajamnya.

Selina memalingkan pandangannya, sambil berpikir bahwa mata coklat sahabatnya itu terlihat sangat jelek.

Ini masih baru permulaannya saja, betapa senangnya melihat wajah fransisca seperti itu. Setidaknya ekspresi cemasnya membuat selina merasa lebih bahagia.

'Oh tenanglah fransisca, aku masih belum ingin menghabisimu sekarang. Makanan lezat harus disimpan di akhir agar rasanya lebih nikmat. '

Air mata perlahan jatuh dari mata merah selina, selina merendahkan pandangannya sambil memegang wajahnya seakan menutupi wajahnya yang berlinang air mata.

Bagus, seperti ini terlihat sangat wajar. Lihatlah mata para bangsawan itu, semakin aku menutupi wajahku, semakin besar rasa penasaran mereka yang timbul untuk mengamati situasi kami.

Selina mengeluarkan suaranya selemah mungkin, seperti suara anak anjing yang terluka.

"Maafkan aku fransisca, aku tidak bisa menahannya. Aku terlalu sedih dengan perkataanmu. " Sesekali jari kecilnya menghapus air mata yang jatuh di pipinya.

"Hen... Hentikan. " Wajah fransisca kelihatan memucat.

Bagaimana sahabatku? Apakah ini telah melebihi ekspektasi mu?

Dengan kedua telapak tangannya yang basah oleh air mata. Selina meraih kedua tangan sahabatnya.

"Fransisca, bagaimana kau dapat menghina ibuku seperti itu? Bagaimanapun juga, ibu adalah satu-satunya orang tua yang menyayangiku. Kupikir fransisca mengerti aku.... Kupikir.... Ukh" Selina yang tidak dapat menyelesaikan perkataannya itu kembali menangis dengan sedih.

Apakah aku telah menangis terlalu lama? Sayang sekali jika riasan yang bagus ini terhapus dengan air mata, aku harus segera menyelesaikan babak pertama panggung ini.

"Selina, jangan menangis seperti itu. Lihatlah, para bangsawan lain sekarang sedang menyalahkan ku! Hentikan tangisan itu selina, kau bisa melakukannya bukan? Huh? " Tangan dingin fransisca bergetar hebat karena menahan amarahnya.

Tentu saja selina telah merasakannya, tangan yang dipegangnya itu terasa dingin, wajah sahabatnya itu terlihat mengeras karena mencoba menahan amarahnya, tetapi topeng lugunya masih tetap terpasang dengan rapi. Lihatlah ini, tangan rubah ini telah bergetar seperti ini. Betapa menariknya pemandangan ini....

Sekarang saatnya untuk memberikan sedikit pelajaran kepadanya.

Wajah selina yang menangis itu menjadi dingin, matanya memandang fransisca dengan tajam. Mata selina yang terlihat hangat itu berubah dengan cepat menjadi mata predator yang menatap mangsanya.

Bulu kuduk fransisca bergidik, seakan melihat ilusi yang menakutkan diwajah sahabatnya itu. Sekilas dia seperti melihat selina tersenyum sinis.

" Lady fransisca, hari ini aku sangat kecewa padamu. Kuharap lady tidak mendekatiku lagi. " Dengan suara datarnya selina meremas pelan tangan fransisca, kemudian dia melepaskan tangannya.

"Se.. Selina? "Fransisca menatap wajah selina dengan bingung. Apa dia salah dengar barusan?

" Sebelum kau minta maaf padaku dengan formal, kuharap kita tidak berhubungan lagi. " Selina menekankan perkataannya, seakan mengancam lawannya.

Mata merah yang berlinang air mata itu sekarang telah mengering, selina memalingkan wajahnya dari sahabatnya itu dan berjalan pergi meninggalkannya.

Para bangsawan terus berbisik mengenai tindakan fransisca yang jahat kepada selina, ballroom itu terdengar semakin berisik dengan percakapan para bangsawan. Fransisca berdiri mematung sambil memikirkan kembali hal yang baru terjadi kepadanya, semua itu terlalu aneh sehingga membuatnya tidak dapat berpikir jernih.

******************************************

Setelah terbebas dari teman menjijikan nya itu, selina berjalan menerusuri ballroom istana sambil mencari mangsa utamanya. Dengan mengangkat wajahnya dengan percaya diri, selina berjalan elegan melewati para pria bangsawan yang menatapnya dengan kagum. Mata mereka terlihat haus, selina mendecakkan lidahnya sambil mengangkat sebelah sudut bibirnya keatas.

"Sungguh mudah ditebak. "

Nafsu untuk menguasainya, nafsu untuk memilikinya, tatapan haus itu terus mengisi mata para bangsawan menjijikan itu. Tidak heran jika mereka merasa seperti itu, bagaimanapun juga, seorang lady yang tidak dikenal telah muncul dan menjadi perbincangan di ballroom istana. Para bangsawan pasti penasaran dengan identitasnya.

'Anak haram dari pelacur. '

Status rendahan yang menjadi halangan untuknya, selama ini ayahnya viscont moroel selalu membelikan gaun dan perhiasan mahal untuknya, selina pada kehidupan lalu berpikir bahwa itu adalah bentuk cinta ayahnya kepada dirinya. Selama ini dia selalu berpikir bahwa ayahnya sangat sibuk sehingga tidak dapat menemuinya, itu juga perkataan yang sering diucapkan  mary untuk menghiburnya.

'𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘴𝘪𝘣𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘭𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘦𝘯𝘨𝘶𝘬 𝘭𝘢𝘥𝘺' mary yang mengelus kepala serina dengan lembut itu terus membisikkan kebohongan untuk menenangkan dirinya.'𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘭𝘢𝘥𝘺, 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘪𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘶𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘪 𝘭𝘢𝘥𝘺! "

Pelayan pengasuhnya itu tidak ingin nona mudanya terus sedih karena ayah yang tidak mencintainya. Menutupi mata dan telinga selina dengan kebohongan manis adalah salah satu cara untuk menjauhkan nona mudanya dari luka.

Setelah kupikirkan lagi sekarang, ayah membelikan semua dekorasi ini untuk meningkatkan kualitasnya, agar dapat menjualnya dengan baik kepada bangsawan kelas atas. Selain wajah cantiknya yang bernilai tinggi untuk dijadikan alat bagi ayahnya, selina tidak memiliki apapaun yang dapat menarik perhatiannya. Jika saja wajah selina tidak terlalu cantik, ayahnya viscont moroel tidak akan memungutnya kembali ke kediaman moroel.

Pilihan selina hanya ada dua, menjalani hidup yang sama seperti ibunya, yaitu menjadi wanita penghibur ditempat pelacuran atau mengikuti ayahnya kerumah kediamannya untuk dijadikan alat tukar kepada bangsawan kelas atas.

'Heh, keduanya sama saja. '

Akhirnya dirinya akan dijual juga. Betapa bodohnya dirinya di kehidupan lalu, kepolosannya membuatnya percaya begitu saja kepada ayahnya. Apalagi kebaikan hatinya yang membuatnya memaafkan tindakan suaminya dengan harapan, suatu hari nanti cinta tulusnya dapat mengubah arden. Tentu saja itu adalah harapan bodoh!  Arden juga telah menjualnya kepada bangsawan lain, mengurungnya didalam ruangan dan memakainya seperti pelacur. Membuatnya menjadi wanita hina, wanita kotor , terlebih lagi mengubahnya menjadi wanita gila. Hatinya sekarang sudah terlalu dingin untuk merasakan apapun, didalam ruangan gelap itu, dia terus membayangkan tanpa henti, skenario yang sempurna. Skenario untuk melancarkan semua balas dendamnya.

Entah sudah berapa kali dia telah membunuh arden didalam pikirannya, entah sudah berapa kali dia telah menyayat pedang ditenggorokan para wanita kotor yang menyakitinya. Semua itu sudah tidak dapat dihitung olehnya, hanya pemikiran itulah yang membuatnya dapat bertahan hidup didalam neraka yang diciptakan oleh arden. Mungkin saja dendamnya itu pula yang membawanya kembali ke masa lalu, semua ini untuk membalaskan dendamnya.

Mata merah selina berhenti sejenak ketika menatap lelaki yang berdiri disamping lantai dansa ballroom.

'Ketemu! '

Mata tajamnya memancarkan kilau menakutkan, arden Linux raphael berdiri dengan elegan didepannya. Lelaki menjijikan yang menjadi suaminya itu terlihat sama seperti dulu, seperti patung es yang indah. Lelaki tanpa perasaan yang tidak dapat mencintai siapapun, sifat yang selalu ingin menguasai dan menaklukkan siapa saja yang menjadi penghalang nya. Wanita hanya alat yang memenuhi kepuasannya saja, semua hal yang dilakukannya itu hanya untuk memenuhi kesenangannya.

Selina tersenyum lebar sambil memperhatikan lelaki itu. Betapa menariknya jika lelaki yang tidak memiliki hati itu jatuh cinta, apakah dia akan hancur? Jantungnya berdegup kencang, mata merahnya terus memancarkan kilau yang menakutkan, hanya dengan membayangkan arden yang berlutut hancur didepan alat pancung membuat dirinya sangat bersemangat.

Selina berjalan pelan melewati arden, dengan sengaja dia menyelipkan rambut panjangnya dibelakang telinga ketika tepat berasa didepan arden. Mata hitam kosong lelaki itu akhirnya melihatnya, pandangan matanya terus mengikuti sosok selina yang berjalan kearah meja dessert disampingnya.

Selina mengambil piring kecil yang berisi sepotong cake strawberry, tangannya mengambil garpu kecil untuk mulai menyuap cake itu kedalam mulutnya.

Bagus, sepertinya tindakan untuk mencuri perhatiannya telah berhasil. Meskipun begitu, selina tidak mengarahkan pandangan matanya kearah arden. Tangannya masih sibuk menyuap krim kedalam mulutnya.

Sekarang panggung kedua telah dibuka, selina menggoyangkan sedikit garpunya sehingga krim cake yang ada diatas garpu itu jatuh tepat diatas dadanya. Gerakannya itu terlihat sangat alami seakan memang tidak disengaja olehnya.

'Bagus! Seperti ini... '

Krim putih cake itu menyentuh kulit putihnya, selina dapat merasakan bahwa pandangan arden masih mengarah kepadanya. Tentu saja semua ini telah berjalan sesuai keinginannya.

Dengan jari telunjuk kecilnya, selina mulai mengambil krim yang terjatuh itu dengan perlahan. Tangannya melebarkan krim itu kearah belahan dadanya dengan gerakan sensual. Setelah jari putihnya mengambil seluruh krim yang menempel ditubuhnya, selina membuka mulutnya dan mengeluarkan lidahnya untuk menjilat sisa krim yang ada di jari telunjuknya.

Wajah para bangsawan terlihat memerah, seakan tidak mampu melihat tindakan sensualnya itu. Semua itu dilakukannya secara alami sekan tidak direncanakan sebelumnya, tangan itu dan tindakan itu terlihat murni hanya untuk menghapus krim yang terjatuh di dadanya.

'Sekarang saatnya! '

Setelah membuat para bangsawan lelaki itu menjadi lebih haus akan dirinya. Selina mengalihkan pandangannya kearah arden yang masih memandangi nya.

Lihatlah wajah dingin itu! Matanya terlihat bergetar dan ujung telinganya sedikit merah, selina melemparkan senyum kecil kepadanya dan berjalan pergi dari tempat itu.

"Sempurna."

Panggung ini telah dimulai dengan sempurna.