167. Kesempatan Kedua

Ethan menyodorkan sebotor air mineral yang sengaja dia bawa.

"Terima kasih, ya," ucap Anne. Anne lalu meneguk minumannya dan kemudian membuang napas lega.

"Sebaiknya kita segera kembali ke kantor," anjur Ethan.

"Iya."

Mereka pun bergegas masuk ke mobil. Mereka khawatir musuh mereka tadi menemukan mereka.

"Kamu belajar di mana nyetir mobil segila itu?" tanya Anne.

"Belajar sendiri, liat film," kekeh Ethan. "Kenapa?"

"Kereeeen. Kayak pembalap beneran," puji Anne.

"Biasa aja kamu."

"Aku serius kali," kata Anne.

"Iya deh, Bu Presdir," ucap Ethan meledeki Anne.

Tak lama kemudian, mereka sampai di kantor. Keduanya masih belum keluar dari mobil. Sepertinya masih ada yang ingin dibicarakan.

"Sekali lagi, terima kasih," ucap Anne.

"Sama-sama."

Keduanya saling memandang. Perlahan wajah Ethan mendekat ke wajah Anne. Ethan berpikir inilah waktu yang tepat. Ia tak ingin gagal untuk ketiga kalinya. Meski malam itu mereka berciuman, tetapi Anne dalam keadaan mabuk.

Ddrrzzz... Ddrrzzz