Malam hari di dalam rumah besar yang kini ia tinggali bersama ibunya, Aslan duduk seorang diri di dalam kamar yang sudah disiapkan untuknya. Ia bahkan tidak tahu kapan ibunya menyiapkan semua keperluannya. Karena begitu ia masuk ke kamar tersebut kebutuhan sandangnya sudah tersedia.
Aslan bahkan keheranan mengapa Nadia repot-repot membawakan barang-barangnya dari apartemen sementara lemari pakaian yang ada di kamar tersebut sudah penuh oleh baju yang sudah disiapkan ibunya. Leon tiba-tiba menghampiri Aslan yang sedang berdiri di balkon kamarnya.
"Sekarang lu ngga bisa loncat ke balkon tetangga lagi," sindir Leon.
Aslan tertawa pelan menanggapi sindiran Leon. "Sekarang malah ngga bisa lari kemana-mana lagi," ujarnya. Ia menengadahkan kepalanya dan menatap langit malam. "Kenapa gue masih merasa aneh dengan kehadiran Mama di sini?"
"Nanti juga lu bakal terbiasa," sahut Leon.
"Terbiasa mungkin iya. Tapi, tetap aja gue ngerasa ada yang aneh," timpal Aslan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com