Keesokan paginya, Aslan terbangun dari tidurnya dan mendapati Karina masih tertidur di sebelahnya. Ia tersenyum simpul sambil membelai lembut bahu Karina yang tengah memunggunginya.
"Hmmm," gumam Karina begitu ia merasakan sentuhan lembut di bahunya.
Aslan mendekat dan mencium punggung Karina. "Rise and shine."
Karina tertawa pelan lalu berbalik dan menatap Aslan. "Tumben kamu bangun duluan?"
"Habisnya yang di sebelah ngoroknya kenceng," sahut Aslan.
"Halah, biasanya juga aku bangunin sampai mukul-mukul kamu, kamunya tetap ngga bangun. Ngga mungkin kamu kebangun gara-gara ngorok aku," ujar Karina.
Aslan tertawa mendengar ucapan Karina. Ia lalu memainkan rambut Karina sambil menatap Karina dalam-dalam. "Aku suka lihat kamu kalau baru bangun tidur begini. Masih belekan, ileran, pori-pori muka kamu masih keliatan jelas belum ketutupan bedak dan—" Aslan mendekatkan wajahnya ke wajah Karina. Sedetik kemudian, ia sudah mendaratkan ciumannya di bibir Karina.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com