Leon kembali menepuk-nepuk bahu Aslan. "Udahlah, ngga usah dipikirin lagi."
Aslan menghela napas panjang. "Gue bakal coba untuk ngga terlalu mikirin soal itu."
"Emang harusnya begitu," sahut Leon. Keduanya tiba-tiba saling tatap. "Masih ada beberapa jam lagi sampai kita berangkat ke bandara. Gimana kalo kita nongkrong dulu?"
"Nongkrong dimana?" tanya Aslan.
"Lu biasanya nongkrong dimana?" Leon balik bertanya pada Aslan.
"Warteg yang dijagain ibunya Juleha. Makan ayam asam manis," jawab Aslan.
"Yaudah, ayo kita makan di sana. Mumpung gue belum makan siang," sahut Leon.
"Tapi, setelah itu perjalanan kita jauh banget sampe ke bandara," timpal Aslan.
Leon terkekeh. "Itu urusan lu yang mau nyetir. Gue kan, tinggal duduk manis di sebelah lu."
Aslan berdecak pelan. "Ya udah, ayo." Ia kemudian bangkit berdiri dari tempat tidur Leon. "Gue keluarin mobil dulu."
"Lu ngga sekalian bawain koper gue?" tanya Leon.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com