Okay

Dan sekarang, Sandara baru merasakan keanehannya. Ia menggigit kuku jarinya dengan cemas. Melangkah bolak-balik antara pintu kamar mandi dan ranjangnya. Otaknya sedari tadi memikirkan satu hal, yang awalnya tak begitu mengganggu pikirannya.

"Dari mana ia tahu namaku?" bisiknya pada diri sendiri. Matanya fokus ke lantai, dengan pikiran yang berkecamuk. Ia tak bisa tenang, memikirkan berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi.

"Apa dia menyelidikiku? Apa itu artinya ia juga tahu siapa ayahku?" lagi-lagi ia bertanya pada diri sendiri. Jika memang Leo tahu siapa ayahnya, seharusnya lelaki itu sudah tak mau berurusan lagi dengannya. Tapi, kenapa ia justru masih mengganggunya? Lelaki macam apa yang berani mengganggu putri tunggal seorang ketua Yakuza?

"Argh, aku bisa gila!" Mengusak rambutnya kasar, ia membanting tubuhnya sendiri ke atas ranjang. Lalu hening, hanya ada suara detik jarum jam yang menemani. Atap kamarnya terlihat jauh lebih menarik dari suara dering ponselnya pagi ini.