webnovel

The Three of Us [Indonesia]

Apa jadinya kalau kau terbangun di suatu pagi dan mendapati dirimu berubah dari atas hingga bawah. Aku tekankan: HINGGA BAWAH. Nah, inilah yang terjadi pada Faza. Pagi itu, ia terbangun dan mendapati dirinya sudah memiliki payudara dan... ehem, kelamin baru. Faza memiliki tubuh kakak perempuannya! Sejak itu, ia harus bertahan dari gempuran cinta dan rayuan maut dari lelaki yang selama ini mengincar sang kakak, Farel. Padahal, sumpah mati, Faza super duper benci dengan si playboy Farel. !!!! WARNING KERAS !!!! - banyak konten 21+, mohon bijaksana dan bijaksini, sadar umur kalo blm nyampe 21. - ada BxG (straight), ada juga BxB (gay). - tidak butuh pembaca yg mengangkat SARA atau para pengkotbah suci lainnya. - DLDR (don't like don't read)

Gauche_Diablo · Realistic
Not enough ratings
35 Chs

Kemesuman (21+)

Faza sih nggak keberatan waktu Farel nyium dia. Waktu pertama, ia memang menolak, bahkan berontak. Tapi kan sekarang Farel itu pacarnya, jadi nggak apa, dong!

Waktu Farel udah nempelin bibirnya, Faza meremin mata. Ia remas rambut lembut si pacar sambil tekan belakang kepalanya. Otomatis, dua bibir saling bertaut dalam.

Faza memang nggak mahir soal ciuman. Bibirnya itu masih virgin sampai seumur dia, paling cuma tahu sebutan frenchkiss juga dari doujin-doujin (manga/komik buatan fans) gitu.

Namun belum lama ciuman berlangsung, Faza jauhin wajahnya. Ia tatap Farel sambil mata menyipit, kemudian lirik bagian selatan si cowok.

"Plis, Farel. Lo kok bisa bangun sekarang, sih?!" bisik Faza sepelan mungkin, biar yang di sebelah nggak denger pembicaraan mesum mereka.

Tapi itu bukan salah Farel sepenuhnya sih. Itu juga salah Faza yang selalu aja secara nggak sadar bikin cowok mantan playboy itu horni. Tapi kan ... ada Bik Eri dan Sarah. Meski Mama gak ada di rumah en lagi ada keperluan di luar.

"Dasar mesum!" Faza menyeringai. Kelihatan serem dan jahat kalau make wajah ayu Sarah, sumpah. Silahkan bayangin kalau mampu.

"He he..." Farel nyengir tanpa tau malu.

Dengan kampretnya, ia tubruk Farel sambil peluk pinggang tuh cowok. Iya kalau cuma tubruk doang, lha itu pake muka yang nempel di selangkangan Farel.

Oh, shit! Faza! Kampret nian dirimu, plis.

Akhirnya dua orang beda kelamin itupun sukses bugil secara kompakan.

Farel ngebiarin aja Faza melomoti batang perkasa kebanggaan dia yang terus menegang. Erangan diusahakan seminimal mungkin. Pokoknya kalo bisa, sih yang denger cuma bangsa kelelawar. Eh tapi pasti Faza juga denger, kan? Oke, Faza dan kaum kelelawar!

Tangan Farel udah kucek-kucek rambut Sarah yang dipake Faza. Walo blowjob Faza belum piawai, tapi kerasa nikmat banget bagi Farel. Mungkin karena cinta, yee....

"Sini, yank... pantatmu bawa ke sini," bisik Farel, lagi-lagi dengan gelombang suara yang cuma bisa didenger lumba-lumba.

Farel kepingin gaya 69 yang hawt!

"Hmm?" Faza yang lagi asyik lomotin batang Farel sukses hentikan aksinya sebentar buat natap ke arah pemilik benda tegang tadi.

"Hahh... apa?" tanya Faza, menyeka bibir basah dengan punggung tangan. Faza menurut aja daripada buang-buang waktu. Kan nggak tahu kapan Sarah bangun dan Mama pulang.

Tanpa bikin keributan aneh-aneh, Faza sodorin bagian bawah bodinya ke depan wajah Farel, sedang ia bisa lomot lagi batang kenyal si pacar dengan posisi itu.

Enam puluh sembilan. Posisi sama-sama enak. Sama-sama bisa memanjakan bagian privasi masing-masing.

Faza sih sama sekali nggak malu. Dirinya kan sudah pernah nge-sex dengan Farel, bahkan sangat intim waktu itu.

Tangan Farel dan juga mulut serta lidahnya bekerja sama memanjakan area spesial Sarah, meski nantinya yang bakalan ngerang adalah Faza.

Dan Farel makin menggila ngedenger suara spesial itu. Suara eksklusif yang hanya didengar dirinya doang.

Tangannya mengobok liang miss V Sarah sedangkan lidahnya menggelitik benda mungil nan ajaib. Farel demen kalo saban lidahnya gerak binal di sana, Faza melenguh seksi bikin Farel gak nahan pengen buruan tusuk dan hujam tuh lobang.

Tapi biar deh Farel tunggu ampe Faza muncratin dulu cairannya Sarah. Farel penyabar, kok. Semoga.

Kalau bukan di rumah dengan ada penghuninya, terus di sebelah kamar ada yang lagi bobo cantik, Faza nggak bakalan nahan-nahan erangan sejak tadi.

Sumpah! Itu cukup nyiksa.

Apalagi mulut serta tangan Farel luar biasa nakal pada area sensitif pada bodi seksinya.

Jadi, demi meredam suara erang, Faza lahap batang tegang Farel. Satu tangan remas-remas batang yang tersisa. Terkadang, ia hisap kepala batang dengan intens, namun suara sesap nggak bakalan terdengar sampai ke luar.

Faza pejamkan matanya erat.

Vagina milik Sarah yang tentu aja miliknya sementara itu sudah basah. Bahkan nggak lama berselang, mutiara mungil membengkak seolah bakalan siapkan luncuran spesial.

"Mmhh... nghhh... Farel," bisik Faza amat pelan sambil keluarkan tuh batang sebentar. "Bentar... hhh! lagi..." tukas Faza, semaksimal mungkin bisik-bisik'an dengan sang pacar.

Faza gerakin pinggul , ngerasa kalau perut bawah udah tegang. Dada montoknya membusur sambil gigit bibir bawah. Shit! Ngerang aja harus ditahan-tahan gini!

Sehabis berucap begitu, Faza tutupi mulut dengan tangan kanan saat cairan itu akhirnya meluncur ke mulut juga.

"Mmnghhh...."

Itu tadi nggak kedengeran sampai ke luar, kan ya?

Waow...! Faza keluarnya tumpeh-tumpeh! Selain dari miss V, dia juga muncrat dari si mutiara kenyal, alias pipis. Segitu terangsangnya kah ampe keluar dua-duanya.

Di situ Farel ngerasa bangga. Meski kaget. Farelrapopo!

Dengan bimbingan tangannya tanpa peduliin wajah yang barusan belepot kebasahan, Farel mendudukkan pacar tersayang di atasnya.

"Sayank, naik kuda jantan, yuk. Kuda balap top-joss!" bisik Farel sambil mengerling nakal.

Pusakanya dia arahkan ke liang sakral itu lalu... BLESSS... kedua benda ajaib tadi bertemu.

"Orghh..." Farel mati-matian nahan erangannya menjadi hiposonik. Cuma tikus yang bisa denger. Ohh, Faza juga!

Setelah pertemuan mengharukan dua benda beda bentuk tadi, Farel langsung gocekkan batangnya di dalam miss V pinjaman. Bodinya Sarah ampe terlonjak-lonjak gegara hujaman hardcore Farel yang gak kira-kira dari bawah.

Faza masih saja was-was, takut kalau tiba-tiba Bik Eri nongol dari pintu. Eh, tapi udah dikunci kan tadi?

"Ernhh... nnn... nnhhh..." Faza sampai harus nahan desahannya dengan erangan super pelan.Bahkan cuma Farel yang dengar. Hampir seperti bisikan dan suara deru nafas yang beradu.

Ia taruh dua telapak tangan di perut Farel, menopang tubuh yang terlonjak akibat tusukan batang Farel. Andai saja nggak di tempat begini, Faza ingin memberikan service lebih hot dari ini, serius.

"Farellhh..." Faza berbisik, kemudian gigit bibir bawah. Kalau hampir keceplosan, ia akan mencicit setelah itu.

Jadi ... ini kedua kali Farel bisa menyentuh secara intim bodi Sarah, dan Faza yang mempunyai pengalaman menyatukan diri dengan cowok tersebut.

Farel ngeraih bodi hawt di atasnya agar bisa dia rundukkan lalu dia peluk. Setelah itu, ia bisa hujam lebih dalam dan intens lagi dari bawah.

Tak sampai sepuluh menit, keduanya sama-sama muncrat. Juga sama-sama ngos-ngosan. Sesudah rada bisa atur nafas bareng, Farel lumat bibir si pacar, apapun bentuknya.

Mereka tidur bareng ampe petang. Untung aja kagak ada siapapun yang ketuk-ketuk pintu.

Farel buruan mandi di kamar mandi Sarah. Dia gak mau ketahuan ama Sarah ORI kalo dia barusan bobok siang bareng Faza. Malu, meenn! Jaim dikit, dong!

Usai mandi, Farel pamit pulang ke Faza sambil kasi kecupan lembut ke jidat. Mumpung Tante belom pulang juga, sih. Faza mah masih bugil selimutan doang. Waktu Farel pamit aja Faza cuma jawab sambil merem.

Di rumah, Farel hempasin bodinya ke kasur. Mama pun belom pulang. Cuma si Papa doang yang ada di meja makan, nawarin anak tunggalnya ikut makan malem. Tapi Farel lagi gak selera. Mungkin ntar agak malem aja dia ngeloyor ke kafe beli makan, ato warung nasgor deket gerbang kompleks.