webnovel

The Tales of Lixe

Pada suatu hari, ketiga dunia yang seharusnya terpisah bersatu. Dunia itu adalah Iume, Lapha, dan Veden. Masing-masing dunia mempunyai ras-ras yang menghuninya. Kejadian itu membuat seluruh dunia terkejut, tetapi di tengah itu tiba-tiba ras-ras dari Lapha menyerang dan mengakibatkan perang besar pertama. 20 tahun kemudian Edward, seorang pemuda yatim piatu yang mempunyai sebuah tujuan besar yaitu untuk membuat perdamaian di seluruh dunia. Edward adalah pemuda yang tidak mempedulikan ras karena dia menganggap seluruh ras itu sama. Tetapi tujuan itu sangatlah jauh dari jangkauannya yang sekarang, tetapi apakah ini sebuah keberuntungan atau kesialan, dia mengalami kejadian yang merubah hidupnya dan itu membuatnya semakin dekat dengan tujuannya itu. Inilah kisah dari dari dia yang telah menjadi legenda di masa lalu, maupun masa depan. Sebuah kisah legenda yang telah terlupakan tentang dia yang agung.

OlphisLunalia · Fantasy
Not enough ratings
105 Chs

The Emperor of The Death Arc: The Little Mermaid

Sekarang setelah masalah itu selesai, Edward masih mempunyai satu lagi.

"Jadi di mana Apel Emas itu berada?"

Dari apa yang dikatakan Lorelei, Apel Emas itu seharusnya ada di sekitar sini tetapi dia sama sekali tidak melihatnya, bahkan penjaga yang dikatakan Lorelei pun juga sama sekali tidak ada d sini.

Ternyata bukan hanya Edward yang merasa kebingungan, Lorelei pun juga merasakan hal yang sama. Dia dari tadi juga menengok kesana-kemari tetapi sama sekali tidak menemukan apapun.

"E~h aneh sekali, seharusnya kan memang ada di sini?"

"Ingatanmu salah kali, seperti yang kau bilang kau sudah sangat lama kan gak pergi ke sini?"

Sejujurnya ingatan Lorelei juga sedikit kabur tentang itu, tetapi dia sangat yakin kalau di sini lah tempat pada saat itu dia dan ibunya yang telah tiada mendapatkan Apel Emas.

"WAHAI DIKAU, ORANG YANG MEMASUKI TEMPAT SUCI."

Secara spontan setelah mendengar suara itu Edward segera mendekati Lorelei untuk melindunginya jika ada sesuatu.

"Siapa?"

Edward langsung meningkatkan tingkat kepekaannya terhadap lingkungan sekitar dan berusaha mendeteksi di mana asal suara itu.

Lorelei menyadari suara itu, itu adalah suara naga yang menjaga Apel Emas yang pernah ia temui saat masih kecil.

"Suara itu, itu adalah suara naga penjaga!"

"Naga penjaga?"

"Ya! Dia adalah naga yang menjaga apel emas, aku yakin itu!"

Lorelei merasa sangat lega karena ingatannya benar tentang semua itu dan dengan ini tujuan mereka kemari segera berakhir.

"Wahai sang naga, tolong nampakkan wujudmu."

Tiba-tiba di sana nampaklah seekor naga air raksasa, dengan hampir seluruh tubuhnya berwarna biru.

Dia adalah seekor naga yang sangat besar yang ukuran besarnya melebihi wujud naga dari Arashel dan juga naga itu bukanlah sembarang naga, Edward sendiri merasakan energi yang sangat besar dari naga itu.

Edward yang baru pertama kali ini melihat naga sebesar itu pun tidak bisa menahan rasa takjubnya akan kebesaran dan keelokan wujud dari naga itu.

"AKU ADALAH PENJAGA DARI TEMPAT SUCI INI, AQUATICUS."

"Aquaticus?"

Seperti dugaan Edward tempat ini sini memang aneh karena tempat ini sama sekali tidak diceritakan dalam sejarah atau apapun, bahkan dengan munculnya sang naga penjaga itu membuktikan kalau memang tempat ini adalah tempat yang sangat aneh.

"WAHAI MAKHLUIK KERDIL, KATAKAN TUJUAN KALIAN KEMARI."

Ini adalah kesempatan Lorelei untuk menunjukkan dirinya dan membuat Edward tidak punya pilihan lain lagi selain menepati janjinya untuk menikahinya.

Dengan anggun dan percaya diri, Lorelei maju ke depan sang naga.

"Sang naga, aku Lorelei sang ratu Mermaid memohon untuk mengambil buah apel emas."

Naga itu terus menatap Lorelei dengan tatapan tajam seekor naga yang bisa mengintimidasi siapapun yang ditatapnya.

Tentu di dalam hati Lorelei merasakan sedikit kekhawatiran karena dia sekarang tengah berada tepat di depan seekor naga raksasa, tetapi dia berusaha menjaga imejnya di depan Edward.

Naga itu berpikir sejenak dan menatap Lorelei, dia merasa kalau dia pernah bertemu dengannya di masa lalu tetapi dia tidak terlalu mengingatnya.

Setelah beberapa waktu berlalu akhirnya naga itu mengingat Lorelei, dia adalah gadis kecil yang menangis waktu itu meminta penyembuhan untuk ibunya.

"BAIKLAH, TETAPI SEBELUM ITU KALIAN HARUS MENERIMA UJIAN DARI PENJAGA INI UNTUK MELIHAT APAKAH DIKAU PANTAS UNTUK MENDAPATKANNYA."

Lorelei tidak mengerti apa maksud dari naga itu dengan ujian. Pada saat pertama kali dia kesini naga itu tidak memberikan ujian kepadanya tetapi kenapa sekarang dia memberikan ini.

"Ujian?"

Naga itu pun mengaum dengan keras, tanah pun mulai bergetar dan dari dalam tanah muncul sebuah golem raksasa.

Golem itu bukanlah sembarangan golem, itu bisa terlihat karena tubuh dari golem itu sendiri terbuat dari bahan metal yang sama dengan bangunan tadi.

"Lorelei, cepat berlindung!"

"Ta-tapi!"

"Golem itu bukanlah golem yang biasa, aku bahkan tidak yakin kalau aku bisa menghancurkannya dengan pukulan."

Benar, golem itu mempunyai kekerasan yang hampir menyamai berlian sehingga Edward hanya akan membuang-buang tenaganya saja jika dia berusaha menghancurkannya dengan pukulan.

"Ta-tapi bagaimana cara mengalahkannya?"

"Tenanglah, aku hanya harus menghancurkan mantra perintah di dalamnya."

Setiap golem yang tidak digerakan langsung pasti memiliki mantra perintah di dalamnya yang mengatur pergerakan golem secara otomatis dan untuk menghentikannya dia hanya harus menghancurkan mantra itu.

"BENAR, GOLEM INI DIKENDALIKAN OLEH MANTRA DAN JUGA CARA MENGALAHKAN GOLEM INI ADALAH JAWABAN DARI APA YANG KALIAN CARI."

Tiba-tiba di belakang Edward muncullah Lily sendirian yang entah dari mana.

"Lily akan bantu."

Seketika Lorelei terkejut dengan kemunculan Lily yang sangat tiba-tiba itu.

Edward sydah mengira kalau Lily pasti akan muncul entah dari mana karena seperti itulah dia, sampai sekarang Edward juga masih heran kenapa dia selalu muncul secara tiba-tiba.

"Lily kau datang ya?"

"Ya~"

Seperti biasanya Lily langsung memeluk Edward seperti anak kecil.

"Ed, kangen!"

"Lagi?(sigh) kau ini memang manja ya?"

Lily menatap mata Edward dengan tatapan memelas.

"Ed, elus kepala Lily!"

"Aku tidak keberatan tetapi situasinya sama sekali tidak memungkinkan!"

"Mum...Ed pelit!"

Melihat Lily yang muncul di sana, naga itu pun merasa sangat terkejut karena dia tidak merasakan hawa keberadaan orang lain selain Edward dan Lorelei sebelumnya.

[GADIS ITU...DIA BUKAN ORANG BIASA]

"Boleh kan Ed?"

"Ya baiklah aku mengerti."

Lily pun merasa senang seperti biasa.

Setelah Edward selesai mengelus-elus kepalanya, Lily pun melihat ke wajah Edward.

"Ed...mau melakukan 'itu'?"

"Eh 'itu'? maksudmu sekarang?"

"Ya~ sekarang adalah waktu yang tepat."

Lily menoleh ke arah Golem raksasa itu berada.

"Lagian lawannya juga sudah tepat."

Edward tahu persis apa yang Lily maksud dengan itu. ini memang kesempatan yang langka untuk melakukannya bersama Lily, ini juga akan menjadi latihan yang bagus untuk mereka berdua.

"Baiklah Ayo!"

"Ya~"

Dengan segera mereka pun langsung melakukan kuda-kuda dan siap untuk bertarung.

Duo antara Edward dan Lily, mereka berdua adalah sama-sama orang yang mempunyai kekuatan fisik yang hebat dan juga sama-sama orang yang bertarung sebagai petarung jarak dekat.

Tampak di wajah Edward sebuah ekspresi senang karena bisa melakukan ini dengan Lily.

"Ayo, Lily!"

"Ya~"

Kita berpindah sejenak melihat keadaan pertarungan antara Aria dan juga Leviathan sekarang.

Leviathan sekarang tengah berbaring di tanah dengan wujud biasanya karena kelelahan menghadapi Aria dan semua sihirnya.

Pertarungan mereka berdua sangatlah dahsyat, itu bisa terlihat dari lingkungan di sekitar mereka yang hancur berantakan akibat dari pertarungan mereka berdua.

Bagi Leviathan, Aria adalah musuh pertama yang bisa membuatnya bisa sampai seperti ini. dia benar-benar tidak bisa melakukan apapun untuk melawan Aria, bahkan hanya untuk sekedar melarikan diri saja dia sama sekali tidak bisa melakukannya karena sihir-sihir Aria yang baru ia lihat.

Tentu bukan itu bagian terburuknya, masih ada lagi bagian yang lebih buruk terutama saat Aria memanggil Serigala putih yang bisa membuatnya babak belur.

"Ara, ada apa? Apa waktu bermain-mainnya sudah selesai?"

Sambil terengah-engah Leviathan berusaha menjawab Aria.

"(gasp gasp) Aku menyerah! (gasp) Aku...aku sudah tidak sanggup!"

Berbanding balik dengan Leviathan, Aria terlihat masih santai seolah-olah tidak ada apa-apa yang terjadi dengannya.

"Ara, sayang sekali, padahal aku masih belum serius."

Leviathan menarik napas panjang dan berusaha untuk duduk.

Pada saat itu dia mengingat kata-kata Aria tentang ada delapan orang yang lebih kuat darinya.

"Oi Aria, kau pernah bilang kalau ada delapan orang yang lebih kuat darimu kan?"

"Ya itu benar, tetapi itu dulu."

"Apa yang kau maksud?"

"Dulu memang aku adalah ranking sembilan, tetapi sekarang dengan belum bangkitnya Zodiak yang ada di atasku maka sekarang..."

Memang tanpa kekuatan Zodiak pun Aria sudah sangatlah kuat, bahkan dia sendiri mungkin setara dengan Archangel atau raja Iblis hanya dengan kekuatan murninya saja.

"Dengan keadaan anak-anak Zodiak yang sekarang, aku berada di peringkat enam tepat di atas Chamuel."

"Ja-jadi kau lebih kuat dari Chamuel?"

"Ya, jika itu didasarkan kepada kekuatan total kami."

Chamuel mungkin tidak terlihat kuat, tetapi kalau masalah kekuatan murni dia lebih kuat dari Aria sendiri.

Itu adalah sesuatu yang tidak bisa Aria bayangkan sebelumnya dari sang Gemini, dia bisa berusaha sejauh ini bahkan tanpa kembarannya sendiri.

"Ya memang ini tidak terlihat sebagai sesuatu yang besar karena kekuatan Anak-anak Zodiak sendiri sebenarnya tidak terpaut jauh jadi mereka bisa saling menyalip tetapi..."

"Tetapi?"

"Itu tidak berlaku dengan Zodiak ranking satu sampai tiga."

Leviathan pun mulai penasaran karena dari tadi Aria yang sudah sekuat itu sampai menganggap mereka sespesial itu.

"Sebenarnya siapa dan sekuat apa mereka itu?"

"Biar aku jelaskan ini kepadamu, kita para anak-anak Zodiak memang mempunyai kekuatan yang bisa dibilang seperti monsternya monster, tetapi ketiga orang itu bisa diibaratkan monsternya monster dan monsternya lagi. Mereka adalah simbol dari puncak kekuatan para anak-anak Zodiak."

Aria menoleh ke langit.

"Jika dicontohkan maka bayangkan saja kita adalah seseorang yang memiliki stats yang seimbang dengan kekuatan kita seperti seorang master sihir sepertiku memiliki INT yang sudah Max dan STR yang rendah."

Leviathan pun mendengarkan Aria dengan serius.

"Mereka bertiga adalah orang yang statsnya sudah mencapai max semua tanpa memandang kekuatan utama mereka, dan stat yang menjadi kekuatan mereka itu telah melampaui batas maksimal. Kakakku tercinta White atau nama aslinya Aurelia dengan kekuatan Defnya yang tinggi, nona Yulia dengan sihir dan mananya yang sudah melampaui batas, dan yang ada di puncak...nona Lilia dengan serangan jarak dekatnya dan daya hancurnya yang luar biasa."

Itu memang adil karena mereka bertigalah yang menjadi pertahanan terakhir dari sang Cahaya jikalau anak-anak Zodiak yang lain kalah dan Aria sendiri sudah tahu sekuat apa mereka itu apalagi dia pernah berhadapan dengan Yulia sendiri.

"Dan berbeda denganku, nona Yulia tidak akan segan-segan untuk melenyapkan musuhnya. Dia tidak akan bermain-main dan bermain-main dengan mereka. Sekali kamu dianggap musuh maka nona Yulia akan sekuat tenaga berusaha melenyapkanmu secepat yang ia bisa."

"Jadi kalau kalian itu saudaraan, kenapa dia memusuhi?"

Aria tahu Leviathan masih tidak paham alasan kenapa Yulia memusuhi mereka karena dia belum mendapatkan ingatannya kembali.

Aria sendiri tidak berpikir kalau Yulia itu salah, malah jika dia berada di posisinya maka dia juga akan melakukan hal yang sama yaitu melenyapkan para penghianat sebelum mereka berulah lagi.

"Itu...sebenarnya alasannya panjang tetapi karena itulah aku membutuhkanmu untuk membangkitkan kekuatanmu sebelum nona Yulia benar-benar menyerang atau kita berdua akan binasa, tentu Sharon, Evelyn, dan Cornelia juga akan ikut binasa."

Leviathan tidak benar-benar tahu, tetapi jika itu masalahnya maka dia tidak bisa tinggal diam apalagi teman baiknya juga ikut menjadi taruhan di sini.

Sekarang kita kembali lagi ke Lily dan Edward yang sudah memasang kuda-kuda siap untuk menghadapi Golem raksasa di depannya.

Lorelei yang ada di belakang hanya bisa takjub melihat wajah mereka berdua yang entah kenapa dia merasakan suatu magnet yang menarik Lorelei.

"Mari kita tunjukkan kepada semua, tarian kita!"

"Ya~"

Aria cmn minjam nama Aurelia dari White/Shiro sedangkan nama aslinya Aulia biar musuh pada ngejar dia daripada ngejar White. Sungguh Imouto yg berbakti :') Aurelia => Alia => Aria

OlphisLunaliacreators' thoughts