webnovel

The Tale Of Strongest Blind Man

Seorang laki - laki yang mengalami kecelakaan tragis sehingga kehilangan keluarganya serta sekaligus penglihatannya. Dia mengalami putus asa dan depresi yang sangat berat, serta menyalahkan takdir yg menimpanya. Merasa hidup nya tidak lagi memiliki tujuan, dia mempunyai ide untuk mengahiri hidupnya, namun semua itu berubah setelah dia bertemu seorang kakek misterius. - - The illustration picture on the book cover is not mine, and I don't know the source, if you know the source you can tell me in the comments section.

Nirvas · Fantasy
Not enough ratings
6 Chs

Serangan Teroris

Di sebuah jalan tol ada sebuah mobil hitam limosin mewah yang di kawal banyak mobil hitam lain melaju kencang melewati beberapa beberapa mobil umum lainnya dengan cepat seolah pemilik mobil mewah tersebut adalah pemilik jalan Tol ini. Pemilik mobil lemosin mewah ini tidak lain adalah Robert Westker yang sedang duduk santai menikmati sebotol minuman anggur merah di posisi belakang tempat duduk penumpang.

glup! glup!

"Puahhh.. tidak ada yang lebih menyegarkan meminum sebotol anggur merah setelah melewati hari yang berat, hahaha..!" sambil tertawa Robert meneguk setengah botol anggur merah di tangan kanannya.

"Master Robert anda harus lebih menjaga kesehatan anda, tidak kah anda ingat apa yang dokter katakan untuk menghentikan kebiasaan meminum anda ini? Sebagai asisten pribadi anda, saya punya kewajiban untuk mengawasi kondisi kesehatan anda saat ini." Kata seorang wanita rambut panjang hitam lurus dengan tubuh nya ramping dan menarik, dia mengingatkan bos nya untuk tidak melakukan hal yang dapat mengganggu kesehatan nya saat ini.

"Tenang saja sekertaris Olive, ini hanya untuk hari ini saja, lagipula aku meminum ini untuk menghilangkan perasaan pahit setelah aku dipermalakukan di depan orang banyak. Apalagi aku masih tidak terima dengan hinaan si bocah Axel itu, bagaimana bisa generasi muda keluarga Cooke di pimpin oleh kepala keluarga seperti dia!? Aku tidak tahu apa yang sedang ada di pikiran si tua Cooke saat ini, dia sama sekali tidak mengajari sopan santun terhadap putra pertamanya, humm..!! ini membuat ku merasa jengkel mengingat perkataan si bocah itu." Sambil membuka botol kedua anggurnya, Robert meminum anggur merah nya dengan sekali teguk tanpa memperdulikan nasehat sekertarisnya yang baru saja mengingatkannya beberapa detik yang lalu.

"Master Robert!! jika anda terus bersikap seperti ini, saya terpaksa harus menyita semua stok anggur yang ada di mobil ini, dan perlu saya ingatkan lagi bahwa anda juga belum meminum obat harian anda." Olive menatap tajam ke arah albert sambil merebut botol anggur yang sudah hampir kosong dan memarahi Robert yang sama sekali tidak memperdulikan nasehatnya.

"Hahaha..!! kau tidak perlu khawatir sekertaris Olive, tanpa kau perlu ingatkan aku sudah meminum obat itu bersamaan dengan sebotol anggur tadi," Sambil tertawa riang, Robert menunjukkan isi botol obatnya yang sudah kosong kepada Olive. "hahh.. tapi seberapa pun aku sering meminum obat ini, aku masih belum terbiasa dengan rasanya." Kata Robert sambil menghela nafas dan menepuk dadanya.

"APA..!!!? apakah anda sudah kehilangan akal sehat!!? obat ini seharusnya di minum tiga kali sehari sebelum anda makan, tapi kenapa anda meminum seluruh tablet dan ditambah lagi dengan sebotol anggur?!" Olive dengan ekspresi panik diwajah nya segera mengambil stetoskop untuk mengecek kondisi Robert saat ini.

"hahaha!! sudah kubilang kau tidak perlu khawatir sekertaris Olive, walaupun saat ini umur ku sudah 101 tahun, kondisi tubuh ku masih sehat dan kuat, kau tidak bisa membandingkan kondisi tubuh ku saat ini dengan rata - rata orang biasa, aku sudah melatih tubuh ku di dunia seni ilmu beladiri selama puluhan tahun untuk mendapatkan tubuh seperti ini. Lagipula jika kau terus menerus marah, wajah cantik mu akan cepat menua hahaha!" Robert memegang tangan Olive yang saat itu ingin mengecek kondisi dadanya dengan Stetoskop dan menatap mata Olive dengan senyumnya yang elegan.

Olive tersentak sambil berkata "ahh.. Tuan Robert.. anda.. benar - benar orang yang suka main mata dengan perempuan, saya tidak akan jatuh dalam jebakan anda kali ini," Wajahnya yang memerah malu Olive menundukkan kepalanya. "saya sebagai sekertaris pribadi anda hanya melaksanakan tugas saya." Kata Olive sambil berusaha melepas pegangan tangan Robert yang erat.

Bommm!!!

Tiba - tiba terdengar suara ledakan di arah depan jalur jalan tol yang di gunakana oleh rombongan mobil Robert, kejadian ini membuat arus lalu lintas di jalan menjadi terhenti total, menjadikan suasana dijalan tol yang awalnya terlihat normal berubah drastis dengan suara panik dan teriakan para pengguna jalan yang keluar dari mobil untuk berusaha menghindari ledakan susulan.

"Hah!!? apa yang terjadi? kenapa tiba - tiba ada suara ledakan di depan? apakah ada kecelakaan mobil didepan kita?" Robert yang saat itu masih agak mabuk akibat pengaruh minuman anggurnya bertanya kepada sopir pribadinya.

"Mohon maaf Master Robert, tim kami saat ini masih menyelidiki penyebab ledakan saat ini, sekali lagi saya mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi diperjalanan anda." Sambil mengecek earphone di telinganya, sopir pribadinya memerintahkan koleganya untuk mengecek situasi di depan.

"hmm.. kau tidak perlu mengirim tim mu kesana, mendengar suara ledakan tadi aku sudah dapat menebak kalau ada seseorang yang sengaja menanamkan Bom tipe C4 di depan kita, jadi aku sendiri saja yang akan kesana untuk menyelesaikan semuanya." Robert menatap tajam ke arah sumber ledakan dan memberikan perintah langsung kepada tim keamanan untuk diam dan mengawasi situasi.

"Dengan segala hormat Master Robert, saya tidak bisa membiarkan anda pergi sendirian, saya sebagai kepala keamanan harus memastikan keselamatan anda." Dengan perasaan khawatir, kepala keamanan menundukkan kepalanya memohon Robert untuk memikirkan tindakannya karena beresiko mengancam keselamatan Robert.

"hah..!! apa kau mencoba membantah perintahku tuan kepala keamanan? kau pikir dengan keberadaan kalian disini, kalian dengan sombong bisa memastikan keselamatanku? di dalam situasi seperti ini aku lah yang dapat memastikan dan menentukan keselamatan hidup kalian!!!" Tiba - tiba aura intimidasi keluar dari tubuh Robert, tatapan yang tajam dari matanya membuat bulu kuduk tim kepala keamanan dan sekertaris Olive menjadi tegang dan dingin.

"Mohon maaf kepada Tuan Besar Master Robert, kemampuan junior ini masih kurang dalam menganalisa situasi dan tidak bisa mengambil keputusan yang tepat untuk Tuan Besar Master Robert, saya telah mengecewakan ekspetasi anda, saya siap menerima segala hukuman yang anda berikan." Kepala keamanan seketika itu langsung bersujud ke arah Robert dengan perasaan takut dan gemetaran memohon ampunan Robert seolah dia adalah dewa.

"Hm.. bagus lah kau sudah menyadari kesalahanmu, lagipula masalah kali ini diluar kapasitas kemampuan kalian. Pelaku ledakan saat ini berjumlah 5 orang dengan perlengakapan per senjataan lengkap serta mereka berhasil menangkap 10 orang sandera yang diikat dengan bom C4, aku sudah menganalisa situasinya dan rencana yang tepat untuk menghadapi mereka." Sambil menatap tajam reaksi anak buah nya, Robert menjelaskan situasi yang terjadi dengan detail dan jelas.

Hal ini membuat anak buah nya tercengang kaget mendengar penjelasan Robert, karena jarak lokasi kejadian cukup jauh dan pandangan mata terhalang oleh mobil di depan, namun mereka sudah tahu bahwa Robert memiliki kemampuan yang di luar batas normal manusia biasa. Robert mengambil beberapa pisau kecil di bagasi mobil.

"Master Robert , saya tahu ini hanya keinginan egois saya, tapi saya selalu mengharapkan anda kembali dengan selamat." sambil mengepalkan kedua tangannya, Olive menunjukkan ekspresi wajahnya yang sedikit memerah dengan mata biruya yang berkaca - kaca.

"Hahaha.. aku hanya akan pergi sebentar untuk melatih otot tua ku yang sedikit melemah ini, kau hanya perlu menyiapkan sebotol anggur untuk ku setelah aku selesai." Sambil melakukan peregangan pada tubuhnya Robert tersenyum puas dengan tatapan wajah sekertaris nya yang terlihat sangat khawatir dengan kondisi tubuhnya.

"Umm.." Olive mengangguk hormat kepada Robert sambil mengusap wajahnya.

Brakk!!

Robert mencabut salah satu pintu mobil anak buah nya seakan itu terbuat dari kertas, lalu dalam sekejap dia berlari menghilang dari penglihatan anak buahnya.

-

-

Di lokasi kejadian ledakan terlihat banyak korban jiwa tergeletak tidak bernyawa karena banyak mobil di sekitar itu terbakar dan mengakibatkan ledakan beruntun. Sedangkan beberapa meter tidak jauh dari ledakan, ada beberapa orang sandera yang dikumpulkan dan diikat dan di salah satu tubuh sandera telah di tempelin sebuah bom C4, raut wajah mereka terlihat putus asa dan menangis ketakutan. Ada salah satu teroris berdiri tegap di depan sandera sambil memegang sebuah tombol detenator di tangan kanannya, orang itu postur tubuhnya terlihat besar dan berotot dengan memakai pakaian militer, wajah dan mulutnya terlihat menggunakan sebuah alat topeng anti gas.

"Kumohon Tuan.. tolong lepaskan saya dan putri saya, dia masih berumur 6 tahun dan tidak tahu apa - apa, sebagai gantinya saya akan memberikan berapapun uang yang anda mau, kumohon tuan.." Dengan nada gemetar ketakutan, salah satu ibu sandera memohon untuk putrinya di lepaskan.

"Diam kau wanita jalang!! kau tidak punya hak untuk bernegoisasi disini, aku tidak ingin uang kotor mu itu, kalian masyarakat elit Provinsi Rodcorte hanya tahu bagaimana menindas dan mengekploitasi rakyat jelata seperti kami!! disini kami akan menunjukkan siapa yang memiliki kuasa untuk menjatuhkan orang seperti kalian."

Salah satu teroris yang memegang tombol detenator dengan tatapan membunuh nya, datang mendekat ke arah wanita itu dan tiba - tiba mengcengkram leher nya dengan tangan kirinya dengan sangat erat dan mengangkat wanita itu keatas.

"Ugh..!! ku.. mo.. hon tuan.." Sambil berusaha keras melepaskan cengkraman tangan dari orang itu, wanita itu masih berusaha memohon dengan kondisi raut wajahnya yang semakin memucat akibat sirkulasi pernafasan dan darah yang terhambat.

"Hahaha!! Kakak Dred, kenapa kau tidak patah kan saja leher wanita jalang ini, aku ingin melihat mereka ketakutan memohon ampun pada nyawa mereka yang menyedihkan itu." Salah satu anggota teroris yang terlihat mata kirinya bekas luka pisau tertawa riang melihat kondisi sandera yang semakin mununjukkan ekpresi putus asa, di ikuti dengan ke empat anggota teroris lainnya yang juga tertawa riang melihat aksi kejam Bos Dred seolah mendapatkan sebuah hiburan yang sudah lama mereka nantikan.

Di lokasi terdapat lima pelaku teroris yang memakai atribut militer yang sama dan topeng anti gas seolah menunjukkan kalau mereka adalah anggota sebuah fraksi yang memiliki tujuan tertentu. Masing - masing dari mereka memakai senjata laras panjang tipe AKM kecuali Bos Dred yang saat ini kedua tangannya sedang memegang tombol detenator dan leher sandera wanita.

"Dasar bodoh!! kenapa kalian tidak menjalankan tugas kalian dengan serius, kalian pikir aksi ku ini adalah sebuah hiburan untuk kalian!? dengarkan ini, aku terlebih dahulu akan mematahkan leher kalian satu persatu jika kalian masih tidak serius dan menghiraukan perintah ku yang aku berikan tadi." Suasana hati Bos Dred menjadi hilang akibat gangguan anak buahnya lalu dia melepaskan leher wanita yang ada di genggamannya seakan tidak terjadi apa - apa.

"Kalian dengar kata Bos Dre!? aman kan perimeter dan tetap bersiaga!! saat ini aku masih menyiapkan kamera untuk program siaran langsung ke media sosial SkyPath dan menunggu tanggapan jurnalis untuk datang meliput aksi kita, dengan begitu kita dapat mencuri perhatian masyarakat untuk rencana aksi kita berikutnya." kata salah satu anggota teroris yang terlihat mata kirinya terluka, sambil memegang sebuah laptop yang terhubung kamera.

"Siap laksanakan kakak Wolf!!" Ke empat anggota teroris serentak menjawab perintah atasannya.

Setelah mendengar perintah langsung dari atasannya, mereka berjalan kedepan menyusuri jalan tol untuk memastikan keamanan di sekitar lokasi.

"Hei! kau lihat ada orang yang sedang berjalan ke arah kita?" Salah satu anggota teroris menunjuk jauh ke arah depan.

"Hah? apa yang sedang di lakukan orang tua itu di tempat seperti ini?" Jawab anggota teroris lain dengan ekspresi bingung.

Terlihat dari kejauhan Robert berjalan dengan tenang dan leluasa, dengan tangan kirinya masih memegang sebuah pintu mobil. Tubuhnya yang tinggi dan besar dengan rambut putih yang tipis di samping dan sedikit lebih panjang di bagian atas membuatnya lebih nampak terlihat dari kejauhan. Sambil tersenyum dia mendekati salah satu mobil sedan yang mesinnya dalam keadaan berasap, tangan kanannya memegang bagian belakang bemper mobil mengangkat nya sedikit demi sedikit sampai mencapai bagian tengah bawah mobil. Tiba - tiba aura pekat menyelimuti seluruh tubuhnya lalu berkumpul mengalir kearah tangan kanan nya seakan mengumpulkan sebuah energi yang bisa meledak sesuai dengan kemauannya.

"hei, aku merasakan ada seseatu yang tidak beres dengan orang tua itu, bagaimana bisa dia mengangkat mobil itu hanya dengan tangan kanannya?"

"Dasar bodoh!!! apa yang kalian tunggu, tembak mati orang itu sekarang juga!!!"

Bomm!! Whoshhhh!!

Tiba - tiba mobil yang di pegang Robert melayang dengan cepat mengarah ke arah ketiga anggota teroris, mereka dengan serentak melancarkan tembakan ke arah mobil berusaha mengurangi momentum mobil yang terlempar.

"Gawat!! cepat menghindar!!." Ketiga anggota teroris berusaha menghindari lemparan mobil yang datang ke arah mereka.

Dengan reflek tubuh yang sudah terlatih, mereka berhasil menghindari lemparan mobil itu secara tepat waktu, karena sudah terbiasa menghadapi situasi genting seperti ini, mereka dengan cepat membentuk formasi bertahan dengan saling melindungi posisi belakang temannya.

"Hah? dimana pria itu tadi!?" salah satu anggota teroris berusaha melacak kembali posisi Robert.

"Pandangan di depan ku masih tertutupi oleh asap ledakan mobil tadi, bagaimana dengan mu?"

"Negatif, aku masih belum menemukan posisinya, bagaimana dia bisa menghilang dengan begitu cepat!?"

Tiba - tiba dari arah atas kepala mereka terlihat bayangan hitam dengan cepat meluncur ke bawah. Seketika itu ke tiga anggota teroris mengarahkan senjata mereka ke arah bayangan tersebut, namun sebelum jari mereka menekan pelatuk senjata, kaki Robert menendang ke arah salah satu dada anggota teroris dengan kuat dan cepat, lalu hampir secara bersamaan tangan kirinya yang sedang membawa pintu mobil melesat cepat ke arah tubuh anggota teroris yang lain mengakibatkan tubuh kedua teroris terlempar jauh akibat momentum serangan dari Robert.

"Tidak mungkin!! mati kau monster sialan!!" Melihat kedua temannya dengan mudah dikalahkan salah satu anggota teroris terakhir berteriak mengumpat sambil mengarahkan senjatanya ke arah tubuh Robert.

Ta!ta!ta!ta!ta!

Robert dengan cepat menepis serbuan peluru yang melesat ke arahnya menggunakan sebuah pintu mobil bagaikan sebuah perisai.

"hahaha!! dasar idiot, pintu ini anti peluru!!" Sambil tersenyum Robert mengarahkan perisai pintu kearah depan, mendekat ke posisi teroris.

Bang!!

Robert memukul muka teroris itu dengan kuat, membuat kondisi hidung dan giginya hancur berantakan.

"arrrgh!!" anggota teroris itu berteriak kesakitan sambil memegang wajahnya yang hancur, dan tidak lama pingsan tak sadar kan diri.

"Hmm.. kurasa kemampuan ku mulai melemah seiring dengan umurku yang bertambah." Robert mengerutkan wajahnya mengeluh tidak puas dengan kemampuan bertarungnya saat ini.

Jika orang biasa mendengar keluhan albert maka rahangnya akan jatuh tidak percaya apa yang dia katakan, karena kemampuan bertarung nya saat ini sama sekali di luar batas normal manusia biasa dan kondisi tubuh Robert saat ini lebih muda 50 tahun dari yang sekarang ini berumur 101 tahun.

"Hah!? apa yang baru saja terjadi? kenapa disana tiba - tiba ada suara ledakan? hei jawab!!" Sambil menekan alat komunikasi di telinganya, Wolf berusaha menghubungi timnya yang sedang melakukan pengamanan di depan, tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka karena asap tebal yang menyelimuti akibat ledakan mobil yang disebabkan oleh Robert.

schree..

"Halo.!! halo..!! tuan teroris.. apakah kau mendengar suaraku? kau tidak perlu khawatir dengan teman mu disini, mereka masih hidup dan sudah aku urus dengan baik disini, kuharap kau tetap menjaga para sandera disana dengan baik, karena kalau tidak aku akan datang untuk memberimu rasa sakit neraka yang tidak bisa kau bayangkan." Aura membunuh menyelimuti seluruh tubuh Robert, sambil tersenyum mengambil alat komunikasi salah satu teroris, dia menyampaikan ancamannya kepada pelaku teroris itu.

Jika kamu suka dengan apa yang kamu baca, tolong berikan komen, like, dan review.

Nirvascreators' thoughts