webnovel

The Sun and The Curse

Awas!! Ntar ketagihan. Area 21++!!!  Sinopsis.   Siapa yang menyangka kalau progeria mengubah nasib seseorang? Memiliki penyakit langka memang sangat menakutkan. Huang Zhi Yang harus mengalaminya selama bertahun-tahun dengan kutukan iblis. Namun, keajaiban membuka dunia pararel menuju kejayaan dinasti Tang (730 masehi). Mengubah dirinya menjadi Tabib cantik dan hebat. Bertemu dan mencintai seorang pria bangsawan Li Zhao Yang. Sayangnya, Li Zhao Yang harus menikahi wanita pilihan ayahnya. Sementara takdir menuntut yin dan yang untuk menyatukan mereka. Mampukah Huang Zhi Yang dan Li Zhao Yang bersatu kembali? Lalu, bagaimana dengan misteri kutukan penyakitnya di masa depan? Cover by : @Jieundesign NOTE !!! Sangat meminta perhatian dari pembaca semua. Saya hanya penulis yang remahan, semoga ceritanya tidak remahan ya. Tiada kata harap maupun angan. Semua sama. *Mohon bantuan dari pembaca semua supaya bisa menambahkan buku ke rak jika sudah melihat cerita ini! *Bisa tinggalkan review agar jadi kenangan indah. *Berharap kalian bisa membantu saya untuk menemukan kesalahan atau typo di setiap bab cerita karena manusia tak lepas dari kekhilafan. *Semoga kalian betah sama cerita ini. *Jika jatuh cinta kepada cerita ini, nggak ada salahnya beri dukungan lewat batu kuasa serta hadiahnya. *Saya nggak berharap banyak, cuma bisa menebar karya saya agar bisa menjadi penghibur dan penambah ilmu pembaca semua. *Saya selalu berharap agar bisa selamanya menulis di sini. Kenyamanan pembaca dan penulis selalu diharapkan. Terima kasih jika kalian telah perhatian kepada cerita ini. Semoga sehat selalu dan berlimpah atas rezekinya! Aamiin. Temukan saya di IG : @ochy_redrose

Rossystories · Fantasy
Not enough ratings
409 Chs

Perut dan tingkahnya.

Pelayan pria memapah tubuh Wang Zia ke dalam sebuah bangunan di sudut dinding. Sementara tiga rekan Zhao Yang masih berdiri menatap cemas setelah kejadian yang menimpa rekan mereka.

"Kita harus bergerak cepat!" ucap Jiazhen.

"Jangan terburu-buru! Kita harus mengatur siasat agar tidak terjadi kesalahan," kelit You Guo menyilangkan dua tangannya ke depan.

Mereka jadi menatap sama, dan akhirnya memilih berpikir lebih lama untuk merencanakan sesuatu. Huan Jun meraih dua lengan rekannya lalu mengajak untuk pergi dari depan halaman.

"Sebaiknya, kita melihat teman kita yang terluka," usulnya.

Tiga rekan itu pun meninggalkan keadaan halaman di depan dan dibiarkan malam dingin semakin turun dan menggelap. Mungkin, fajar bisa saja menyongsong lebih cepat dari yang terduga. Akan tetapi, mereka telah memasuki ruangan yang bisa meneduhkan mata.

Cahaya lilin kecil padam menyisakan ruangan yang begitu sepi.

***