Hari penentuan yang telah dijaga ketat oleh semua pengawal beserta prajurit di setiap pintu masuk terbuat dari batang kayu tinggi. Di antara tembok tinggi yang gagah berdiri tegak.
Namun, di sisi tengah terdapat panggung tegak yang memanjang. Bukan sebuah panggung sandiwara, melainkan seseorang akan diadili dengan cara yang sadis. Dua orang pengawal menyeret tali yang mengikat satu orang pria tak lagi muda.
Dialah Xia Zhang dengan wajah yang sudah memucat, rambut panjang terurai amburadul, sedikit bercak darah di helaian pakaian putih. Tanpa beralas kaki, langkahnya menyeret tanah untuk sampai ke depan muka orang banyak.
Tepat di depan muka umum, Xia Zhang didorong untuk berdekam menghadap semua orang. Dua lututnya telah menempel pada lantai berkayu papan panggung. Semua orang bersorak geram karena ulahnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com