3 Change is short

Apakah dunia memang sesempit ini? Mata Huang Zhi Yang mendelik lebar ketika berhadapan dengan seorang pria yang sangat dikenalnya. Terkadang dunia tak bisa lari dari kenyataan.

Akan tetapi, dunia yang berbeda dengan rupa yang sama mungkin saja akan terjadi secara kebetulan.

Si pelayan itu mengikuti langkah pria bernama Huang Qianfan melihat rupa yang mungkin merupakan orang yang dikenalnya. Zhi Yang menatap pria yang berdiri di hadapannya. Dalam hati mulai bergumam.

[Jika aku berada di dunia lain, kenapa orang ini mirip sekali dengan ayahku? Apakah benar dia ayahku di dunia yang sangat berbeda ini?]

Sebaris pertanyaan belum terjawab di saat itu juga, melainkan hendak terjawab dengan sentuhan dari pria itu sendiri.

"Zhi Yang, kau baik-baik saja?"

Pria yang mirip dengan ayahnya.

Belum dijawab oleh Zhi Yang, tetapi dalam hati lagi berkata.

[Apakah dia menyapaku karna aku adalah anaknya? Apakah ibuku juga memiliki rupa yang sama?]

"Dia kenapa? Apa yang dia lakukan ketika di hutan tadi?"

Qianfan menatap ke masing-masing pelayan.

"Kurasa kepalanya terbentur oleh sesuatu yang menyakitkan, dia tidak tahu dengan diri sendiri bahkan kami bertiga, Tuan," ungkap Shan Mi sambil merundukkan hormat.

"Dia mengidap penyakit lupa ingatan," sebut Qianfan mengendurkan dekapan tangan Zhi Yang.

Qianfan membalikkan badan hendak melirik ke seluruh halaman. Kepala dengan matanya mencari sesuatu dari sana.

Namun.

"Kau ayahku?"

Zhi Yang mengacungkan telunjuknya dengan berani.

Qianfan sontak menghentikan langkah gusarnya ketika mendengar secuil tanya dari sang putri tercinta. Wajahnya berbelok menatap dua bola mata Zhi Yang sungguh-sungguh.

Dengan cekatan, Qianfan kembali memegangi kedua pergelangan tangan miliknya.

"Benar! Kau ingat dengan ayah?"

Ayahnya—Qianfan.

Zhi Yang menganggukkan kepala menegang, tetapi sang ayah malah terlihat kegirangan dengan raut kekesalan.

"Hei, kalian bilang kepala anakku terbentur oleh sesuatu. Tapi, kenapa dia masih mengenalku?!" jerit Qianfan mulai curiga dengan ketiga budak pelayannya.

"Ma-maafkan kami, Tuan. Ini sungguh! Tadi Nona tidak mengenali kami, aku berani bersumpah."

Shan Mi terangguk-anggguk sambil memeluk tangan di depan perutnya.

Lagi-lagi, Zhi Yang terlihat mulai merencanakan sesuatu agar tidak ketahuan oleh mereka bahwa dirinya bukanlah manusia yang hidup di zaman tersebut.

"Kalian terlalu mengambil keputusan yang cepat sebelum semuanya terbukti!"

Qiangfan menaikkan nada bicaranya hingga sangat menggeram.

Penampilan memang terlihat agak berbeda dari zaman sekarang. Zhi Yang memperhatikan pakaian sang ayah dengan sebutan Tang, yakni pakaian yang memiliki kancing memanjang. Celana panjang, baju yang cukup panjang.

Gaya rambut yang masih diikat kepang dengan sangat rapi. Tidak lupa, disisakan kebotakan di bagian depan kepala. Zhi Yang terus memperhatikan orang-orang yang sangat berbeda dari salah satu dirinya.

Zhi Yang memperhatikan dirinya sangat spesial dari mereka yang hanya menggunakan baju dan celana panjang. Poni payung masih sangat trendi di masa itu.

Memakai Hanfu baginya kalau ia memiliki kasta yang berbeda.

[Sayangnya, aku bukan anak dari keturunan kerajaan] dengus Zhi Yang dalam hati.

"Zhi Yang, ayo masuk! Jangan kabur lagi, kami kesulitan mencarimu."

Sang ayah memegangi pundak tubuhnya yang semakin tinggi.

Wanita muda lima belas tahun itu pun diiringi oleh si pelayan wanita tadi bersama sang ayahnya—Qianfan. Zhi Yang masih ragu dengan tempat tinggalnya seperti apa?

Melewati halaman bagian depan yang dipenuhi oleh orang-orang dengan kesibukan padat. Maka, mereka pun akhirnya memasuki dari gerbang membulat hingga memperlihatkan beberapa rumah memanjang dan melebar.

Mata Zhi Yang sedikit tercengang kalau ia termasuk keluarga terhormat dalam perkiraannya.

[Ya, setidaknya aku bukan anak dari orang miskin]

Berharap dalam hati.

"Zhi Yang, ayah harus kembali ke depan. Kau pergilah bersama bibi ke dalam," pinta sang ayah sembari membalikkan badan.

"O, baik, Ayah. Terima kasih!"

Zhi Yang merunduk dengan hormatnya.

Sang ayah tiba-tiba berhenti ketika mendengar cara berbicara yang agak berbeda dari sosok Zhi Yang.

Dalam hati Qianfan bergumam.

[Tidak biasanya dia terlihat hangat seperti ini?]

Tubuh miring Qianfan membuat Zhi Yang bertingkah curiga. "Kenapa, Ayah? Apa ayah baik-baik saja?" tanyanya khawatir.

Ayahnya membalikkan badan lalu melebarkan bibir hingga memperlihatkan kerutan di atas garis pipi, melengkung mirip dengan orang yang melihat keheranan. "Aah, tidak! Ayah hanya … ah, ayah harus kembali ke depan dulu."

Tanpa melanjutkan kata-kata lagi, Qianfan pun dengan gesit meninggalkan lokasi muka rumah mereka. Zhi Yang mengerutkan kening sembari memiringkan kepala, sedangkan wanita di sampingnya hanya menatap kebingungan tanpa sahutan lagi.

"Ada yang salah denganku?" tanya Zhi Yang kepada Shan Mi.

"He he, kurasa tidak, Nona," sahut Shan Mi agak ragu.

"Baiklah, tunjukkan kamarku di mana!" perintah Zhi Yang dengan sombongnya.

Tampaknya, Zhi Yang berpura-pura beraksi dengan tingkah barunya kali ini. Shan Mi tetap menuruti perintah dari dirinya, walau terkadang aneh ketika melihat tingkah baru dari sang nona remaja ini.

Satu langkah memasuki lantai pertama dari rumah memanjang tersebut. Seorang wanita menghampiri dirinya dengan raut yang serupa dengan ibunya—Xin You.

Zhi Yang membelalakkan matanya ketika wanita yang mirip dengan ibunya lagi.

"Dunia ini memang sangat sempit."

Zhi Yang menggeleng-geleng.

Wanita itu berhenti dengan model pakaian yang hampir sama dengan dirinya. Menatap serius dengan melengkungkan tangan ke atas pinggang. Kini, gaya terlihat berbeda dari yang mirip dengan ibunya yang ada di masa sekarang.

"Ibu," sapa Zhi Yang.

"Baru sekarang kau menyadari kalau aku ibumu?!"

Suara yang mengejutkan dirinya bahkan terlempar luas menghempas ke jendela dinding rumah.

Sebuah jendela yang memiliki kisi-kisi berpola geometris, dilapisi dengan kertas minyak berwarna putih.

Zhi Yang tersungkur di ujung sisi bangunan ketika wanita itu benar ibunya.

"Zhi Yang, dari mana saja kau ini? Kami mencarimu ke mana-mana, tetapi kau menghilang begitu saja? Beraninya kau lari ketika aku sedang marah padamu?!" jerit ibunya dengan emosi membuncah.

"Ibu, kenapa ibu memarahiku? Aku baru saja kembali, kenapa ibu mendorongku begini?"

Zhi Yang memperlihatkan ketegangan.

Di hadapan Zhi Yang melihat wajah Shan Mi sambil melambai-lambai dalam arti untuk tidak menyahut lalu mendiam. Akan tetapi, Zhi Yang malah berdiri tegak untuk menantang sang ibu yang ada di depannya.

"Apa itu?!" tunjuknya mengarah belakang sang ibu.

Dirinya membungkuk, lalu menyelinap dari hadapan sang ibunya. Berlari sambil meraih tangan Shan Mi dengan kuat. Menariknya dengan cekatan mengiringi tiang-tiang rumah yang berderetan.

"Zhi Yang, jangan lari kau!!"

Ibunya berseru untuk berhenti tiba-tiba.

"Tunggu! Kenapa aku menjerit seperti ini? Tidak biasanya Zhi Yang melarikan diri seperti itu? Dia bisa saja bersembunyi ketika aku memarahinya. Tapi, tidak senakal ini?" gerutu Xin You mulai menyadari adanya perbedaan pada sosok Zhi Yang.

"Ini aneh!" gumam Xin You ketika memperhatikan perubahan Zhi Yang yang terus berlari.

Sementara itu, tangan Zhi Yang tetap menarik pergelangan Shan Mi—si pelayan menuju pintu keluar dari halaman rumah.

Namun ….

Brak!

Zhi Yang menabrak seorang pemuda sebaya dengannya hingga merobohkan tubuhnya ke atas tubuh si pemuda tampan, sedangkan Shan Mi berada di samping tubuh mereka.

Zhi Yang terpelangah ketika menatap dua bola mata yang indah itu berada tepat di hadapannya. Keduanya sama-sama terjatuh dan saling menatap aneh. Si pemuda membeliak tegang ketika tubuh Zhi Yang sudah di atas tubuhnya.

Shan Mi mendelik terkejut sembari beranjak sambil membantu keduanya berdiri. Shan Mi membungkukkan tubuhnya di hadapan anak muda tersebut.

"Hah? Maafkan aku, Tuan muda Li Zhao Yang."

Shan Mi membungkuk penuh dengan kekhawatiran.

Zhi Yang memperhatikan rupa dari si anak lelaki itu terlihat berbeda dari dirinya. Pakaian yang digunakan sangatlah berkelas. Seluruh pandangan tertuju dari bawah hingga ke atas.

Setelah baca wajib taruh ke dalam rak!

Direview juga dong ceritanya biar seru-seruan gitu!

Jangan lupa ikuti IG :@rossy_stories.

Nantikan bab selanjutnya yang banyak kejutan. Terima kasih.

avataravatar
Next chapter