webnovel

Mengulang Kecelakaan

Jari jemari Jessie tidak berhenti membuat suara gaduh ketukan pada meja kecil yang ada dihadapannya. Matanya dengan tajam memperhatikan bayangan seorang gadis, yang terpantul dari cermin yang ada di hadapannya.

Gadis muda yang sama sekali tidak dia kenali. Memiliki mata biru yang indah dan berhidung mancung pada wajah yang terlihat sangat cantik. Kulitnya putihnya begitu terawat, terbalut oleh baju dengan gaun panjang berwarna biru tua.

Sesekali Jessie memalingkan wajahnya dari cermin, dan dengan tiba-tiba kembali menatap ke arah cermin bersama mata yang melotot. Dia sudah mengulangi hal itu berkali-kali, sehingga membuat perempuan yang berada di sampingnya merasa sangat heran.

Telah di ketahui bahwa perempuan ini bernama Lyne, seorang gadis muda yang hanya beberapa tahun lebih tua usianya dengan sang Putri. Dia merupakan pengikut Tuan putri Azaela, yang mengikutinya kemanapun Tuan Putri pergi. Saat ini, Lyne merasa sangat cemas pada kondisi sang Tuan putri. Bagaimana tidak? Putri Azaela sama sekali tidak ingat siapa dirinya, dan terus menerus mengatakan bahwa namanya adalah Jessie. Sebuah nama dengan bahasa yang sangat asing di telinga Lyne.

Tiba-tiba Jessie melirik kearah Lyne, dan menatapnya dengan tatapan yang tajam. Hal itu membuat Lyne menjadi takut, sebab Tuan Putri Azaela tidak pernah menatapnya seperti itu. Tapi, Jessie tidak peduli dengan itu, dengan cepat dia merangkak ke arah Lyne.

"Hei, apa kau bisa ceritakan siapa aku? Dan apa yang terjadi pada orang ini?" tanya Jessie sambil menunjuk tepat pada wajahnya sendiri.

"Maksudnya ... pada Tuan Putri?" tanya Lyne bingung. Dia pun ikut menunjukkan Jessie dengan jari telunjuknya.

"Iya, apa yang terjadi padaku sehingga menjadi pingsan?" tanya Jessie.

Dia semakin menjadi tidak sabar mendengar siapa dan dimana dia berada sekarang, dari pempuan bernama Lyne tersebut.

Walaupun terasa aneh, Lyne pun memberitahu semua tentang Tuan Putri Azaela kepada orang yang sekarang berada di hadapannya, yang tidak lain Tuan Putri Azaela sendiri.

Tuan Putri Azaela adalah seorang putri kedua dari Raja Emmerich sebagai penguasa kerajaan Adanrille dan seorang wanita yang berstatus sebagai selir. Putri pertama adalah keturunan darah murni dari Raja dan Ratu, yang bernama Chylindria.

Beberapa hari yang lalu, Tuan Putri Azaela sedang belajar menunggang kuda dengan jenderal kerajaan bernama Atremus. Namun entah kenapa kuda yang tadinya jinak berubah menjadi sangat liar. Hewan itu pun berlari dengan sangat cepat membawa tubuh sang Tuan Putri.

Pada akhirnya,Tuan Putri Azaela terjatuh pada tebing dan mengalami benturan pada kepala. Beruntung tebing itu tidak terlalu tinggi, sehingga tidak terdapat luka yang cukup serius. Namun, hal itu membuat Tuan Putri Azaela menjadi tidak sadarkan diri selama sepuluh hari.

"Apa? Sepuluh hari?" tanya Jessie setengah berteriak.

Dengan wajah takut bercampur cemas, Lyne pun mengangguk tanda membenarkan pertanyaan yang keluar sari bibir Tuan Putrinya tersebut.

Lyne tidak henti-hentinya memperhatikan Putri Azaela yang sedang tengah sibuk berpikir. Menggigit bibirnya sambil berjalan mondar-mandir di hadapan Lyne. Tampaknya dia juga sangat bingung dengan perubahan sifat dan perilaku yang sangat drastis terjadi.

Tuan Putri Azaela, dikenal sebagai seorang gadis baik bersopan santun, selalu ramah dam tersebut pada semua orang. Dia selalu menjaga perkataan maupun perbuatannya sebagai salah seorang Putri Raja, walaupun bukan berasal dari darah murni.

Akan tetapi, yang Lyne lihat sekarang adalah Tuan Putri Azaela yang sangat berbeda. Bukan hanya sifat dan perilakunya, bahkan semua terlihat asing di mata Lyne.

'Apa yang harus aku katakan kepada Baginda Raja, jika Putri kesayangannya, Putri Azaela menjadi tidak waras seperti ini sekarang," Keluh Lyne di dalam hati.

Dia menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan melalui mulut. Berharap hal itu bisa membuat kecemasan yang dia miliki semakin berkurang.

'Agh! Kenapa aku harus berada pada tubuh ini? Mengenakan pakaian panjang yang sungguh membuatku menjadi gerah,' umpat Jessie di dalam hati.

Baju itu berupa gaun panjang, dengan pemakaian bertumpuk hingga beberapa balutan kain. Tentu saja, Jessie merasa tidak nyaman dengan pakaian yang membuat berkeringat. Dia telah terbiasa menggunakan kaos dan celana jins pendek.

"Aahh ... panas sekali!" seru Jessie sambil mengibaskan tangan ke arah wajahnya sendiri. "Apa tidak ada AC di tempat ini?" lanjut Jessie bertanya.

"A-AC? Apa itu sejenis makanan? Makanan seperti apa?" tanya Lyne begitu polos sambil mengernyitkan keningnya.

Jessie hanya bisa menepuk jidatnya sendiri, setelah mendengar bahwa AC adalah merupakan sebuah makanan. Karena tubuhnya semakin berkeringat, dia pun sudah tidak bisa menahannya lagi.

Dengan kasar, Jessie melepaskan beberapa helai kain yang sejak tadi melekat pads tubuhnya. Perbuatannya itu menyisakan sedikit kain tipis yang masih tersisa pads bagian atas tubuhnya.

"Tuan Putri! Apa yang Anda lakukan?" Lyne berteriak histeris melihat perbuatan Putri Azaela.

Dia pun memungut helaian demi helaian kain yang bertebaran di atas lantai. Dengan cepat, memaksa Putri Azaela kembali memasang kain tersebut untuk menutupi tubuhnya yang sangat terbuka.

"Hei! Apa yang kamu lakukan?" tanya Jessie kesal merasa tidak terima oleh paksaan Lyne.

"Tuan Putri jangan seperti ini. Tuan Putri harus menjaga tubuh Anda dari pandangan orang lain. Ayo cepat pakai," ucap Lyne setengah merengek.

Entah apa yang Lyne mimpikan tadi malam, sehingga Tuan Putri kesayangannya berubah menjadi seorang Putri yang sangat menyebalkan saat ini.

Ketika mereka berdua sedang berdebat dan saling memaksa. Tiba-tiba pintu kamar digeser dengan cepat, membuat Putri Azaela dan Lyne tercengang menatap sosok yang baru saja datang.

Seorang pria bertubuh tinggi dan atletis, dibalut dengan pakaian berwarna hitam. Wajahnya terlihat sangat tampan dengan rahang kokoh dan juga bermata biru. Tidak lupa sebuah pedang tergantung pada tangan kanannya.

Mata pria itu terbelalak dan dengan cepat langsung membalikkan tubuhnya menghadap ke arah pintu kembali.

"Ma-mafkan aku, Tuan Putri Azaela. Aku tidak tahu jika Anda sedang mengenakan pakaian," ucap pria itu dengan kata yang terbata-bata.

"Owh ... apa kamu baru pertama kali melihat tubuhku ini?" tanya Jessie dengan nada bicara yang sedikit centil.

Bagi Jessie di kehidupannya sudah terbiasa dengan pakaian yang terbuka. Dan hal itu sudah menjadi hal yang sangat umum. Baru kali ini Jessie mengetahui ada seorang pria yang sangat sopan, seperti pemuda yang ada di depannya sekarang.

"Tuan Putri Azaela, tolong kenakan pakaian Anda lagi," bisik Lyne memohon menyatukan kedua telapak tangannya.

Melihat wajah yang sangat menyedihkan itu, dengan sangat terpaksa menuruti permintaan Lyne. Jessie pun kembali memakai pakaian tumpuk yang panas itu pada tubuhnya.

"Bagaimana jika aku hanya memakai bikini disini? Tempat ini sangat ketinggalan zaman," gerutu Jessie dengan kesal.

****

"Jadi kamu adalah Jenderal Atremus? Aku pikir kamu harus menolongku," ucap Jessie dengan antusias.

"Menolong? Aku siap melakukan apapun yang Anda perintahkan, Tuan Putri," ucap Atremus menyanggupi.

Jessie tersenyum puas sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu dia berkata, "Aku perintahkan kamu mengulang kecelakaan yang menimpaku!"

Sontak hal itu membuat Atremus dan Lyne membelalakkan mata mereka masing-masing.

Bersambung ....