Jean menunjuk ke salah satu pemain dari SMA Victoria yang sedang berjalan ke pinggir lapangan dengan pincang.
Mata gue semakin membulat. Gue rasa ga mungkin Peter ngelakuin itu. Selama ini, gue ga pernah liat Pete tanding basket, main kasar.
"Emang. Tadi Peter tumbenan banget mainnya brutal banget. Keren, sih, dia berhasil nyetak skor berturut-turut. Tapi, gimana ya? Kek orang yang lagi emosi, tau sebangku lo itu," kata Jean.
Gue mencoba menajamkan penglihatan gue untuk melihat ekspresi Pete dari jarak yang cukup jauh ini. Tapi sayangnya gue ga bisa. Entah kenapa, tiba-tiba gue merasa khawatir sama Pete.
Akhirnya permainan kembali dilanjutkan. Kali ini gue memutuskan untuk menonton pertandingannya. Pete mendribble bola dengan sangat professional, tubuhnya berputar seratus delapan puluh derajat menghindari tim musuh. Ya, sejauh ini masih wajar-wajar aja. Pete bermain seprofesional biasanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com