webnovel

Chapter 16

Pukul satu siang mereka baru menyelesaikan kegiatan perlengkapan tenda. Beberapa dari mereka mulai beristirahat sebelum pukul tiga dimulai, karena sebentar lagi mereka akan dibagi kelompok untuk mencari tugas kayu bakar dan bahan rempah-rempah

Sky memutuskan untuk pergi ke sungai. Kata Charlotte ada sungai yang jernih disini terletak di tengah hutan, Sky dibuat penasaran olehnya. Dengan memakai pakaian kasual ia berjalan masuk ke dalam hutan.

Menelusuri lebatnya hutan dengan kaki yang tak berhenti menginjak dahan ranting hingga menimbulkan suara. Sky menatapi dedaunan pohon yang tumbuh dengan baik di atas sana, suara kicauan burung serta cahaya matahari yang memaksa masuk cahaya ke dalam hutan

Sky menghirup nafas dalam-dalam kemudian langkah kakinya membawa dirinya ke tengah-tengah hutan, menampakkan suatu sungai yang kelihatan nya sangat jernih dan indah. Sky sampai dibuat ternganga olehnya, "Menakjuban. Aku tidak tau bahwa ada sungai sejernih ini disini"

Disebrang itu ada toilet tempat dimana mereka akan mandi nanti sore, saat ini tempat itu sedang dibersihkan oleh organisasi kesiswaan. Melihat hal itu membuatnya berpikir dua kali untuk bergabung dengan organisasi itu atau tidak, masalahnya ia adalah orang yang tidak suka hal yang merepotkan dan pemalas

Apa bisa orang yang pemalas sepertinya menjadi seperti mereka? Entahlah, Sky juga ragu sendiri jadinya.

Ia berjongkok di tepi sungai, menatapi sungai itu lekat-lekat. Suasana hening serta angin yang datang membuatnya Sky dapat merasakan kedamaian sekejap, "Pemandangannya bagus ya?"

Tanpa menoleh Sky juga tau siapa yang sedang mengajaknya berbicara itu. Orang itu ikut berjongkok di samping Sky lalu berkata, "Sky, kakak ingin bertanya denganmu tapi kau harus jawab jujur, ya?"

Sky enggan menoleh pada Kirei karena ia tau bahwa kakak sepupunya itu akan membahas tentang Arth. Melihat tidak ada respon dari Sky membuat Kirei menghela nafas sekejap lalu kembali melanjutkan perkataannya, "Apa kau menyukai pacarku?"

Entah kenapa mendengar Kirei mengatakan bahwa Arth adalah pacarnya membuat dadanya merasa sesak sebentar. Ada apa dengannya? Seharusnya Sky tidak boleh begini dan merasa maklum karena memang benar itu kenyataannya. Namun hari ini ia bertingkah seolah-olah ada sesuatu yang mengganjal ketika Kirei menekankan padanya bahwa Arth adalah pacarnya

"Sky? Kamu benar-benar menyukai pacarku? Ayo jawab" ujar Kirei sambil memegang pundak Sky

Sky menoleh pada Kirei, "No, aku tidak menyukainya"

"Kau yakin? Jika begitu bisa kau lakukan satu hal untukku?" tanya Kirei pada Sky. Sky masih menatapi Presiden Siswa dari sekolahannya itu lama-lama, "Apapun akan kulakukan untuk kakak" walaupun itu adalah peraturan untuk menjauhi Arth ia akan tetap melakukannya

"Tolong hargai hubunganku dengan Arth" ucap Kirei pada akhirnya

Benarkan dugaan Sky. Ia sudah yakin bahwa Kirei pasti akan meminta hal ini dalam artian lain bahwa dirinya harus menjauhi Arth. Sekitar tiga puluh detik mereka berdiam diri hingga Sky membuka kembali suaranya, "Baiklah"

Kirei tersenyum kemudian berkata, "Ingin pergi ke tenda bersama?"

Dengan cepat Sky menggeleng kemudian berkata, "Tidak, aku masih ingin disini. Tinggalkan aku sendiri"

Kirei terdiam. Ia menyadari perubahan sikap Sky padanya tetapi bukannya ia berhak menuntut hal itu? Menjauhkan adiknya dari pacarnya walaupun memang tak apa-apa. Katakanlah Kirei egois tetapi siapa yang tidak cemburu melihat pacarnya sedang bersama dengan orang lain?

Duduk berdua, makan berdua, kemana-mana berdua. Kirei melihat semua hal itu, merasa bahwa pacar Arth yang sesungguhnya adalah Sky dan bukan dirinya. Kirei berdiri kemudian berkata, "Jangan lama-lama disini, ya?"

Sky hanya berdehem membalas perkataan Kirei. Telinganya mendengar langkah kaki yang awalnya dekat semakin menjauh itu artinya Kirei sudah pergi, Sky menatap ke arah dalam sungai. Ia menutup matanya, merasakan angin-angin yang perlahan menyapu wajahnya

Ketika ia membuka matanya tiba-tiba Sky dikejutkan dengan wajah sosok dari dalam sana. Matanya bewarna merah, ia tersenyum lebar hingga mulutnya sobek dan mengeluarkan darah. Baru saja Sky ingin berteriak kencang tiba-tiba sepasang tangan menarik tubuhnya untuk masuk tercebur dalam sungai

Suara ceburan air membuat anggota kesiswaan yang tengah sibuk membersihkan toilet langsung menoleh kesana-kemari. "Hei, apa ada diantara kalian yang bermain air?" tanya Selena pada anggota kesiswaan yang juga tengah menatapnya

"Tidak ada, kak"

Selena mengangguk. Entah kenapa perasaanya tidak enak, lalu ia melihat Kirei datang dan segera menghampirinya dengan senyuman. "Hai, darimana?"

"Aku baru saja menyapa Sky, ia berada di sini sendirian tadi" ujar Kirei diselingi tawa kecil di akhir katanya

"Sky? Apa dia bermain di tepi sungai" ucap Selena dengan nada serius tiba-tiba

"Iya, kenapa?" tanya Kirei menyadari perubahan nada dan raut wajah Selena. "Kirei, bukannya apa. Tetapi aku tadi mendengar suara seseorang yang sedang tercebur ke dalam air. Kupikir anggota kesiswaan sedang bermain air nyatanya tidak ada satupun disini yang bermain air"

Tiba-tiba raut wajah Kirei menjadi tegang. "Jangan bercanda" cepat-cepat ia menoleh ke arah belakang, tempat dimana Sky sedang berjongkok tadi namun sama sekali tidak menemukan keberadaan gadis itu

"SELENA! SKY BENAR-BENAR TERCEBUR!" teriak Kirei histeris sehingga membuat anggota kesiswaan yang semulanya sibuk pada pekerjaan mereka masing-masing langsung menoleh dan mendekat ke arah mereka

"Siapa yang tercebur kak?"

"Kau tidak dengar perkataannya tadi? Sky"

"Junior kita ya?"

"Iya, dia sepupunya kak Kirei"

"Aku akan menyelam!" ujar Selena pada akhirnya. Perempuan itu siap-siap melepas sepatunya namun tiba-tiba Jareth menghalanginya, "Hei? Kau yakin ingin menyelam ke dalam sana?"

Selena yang terkejut dengan kehadiran Jareth langsung bertanya, "Kau mengangetkanku! Darimana kau datang?!"

"Sudahlah. Itu tidak penting sekarang, ingin kupanggilkan temanku agar mereka saja yang menyelam?" tawar Jareth pada Selena

"Ya! Panggilkan siapa saja itu asal jangan Arth!" ujar Kirei mulai egois.

"Tetapi sayangnya hanya Arth yang berani masuk ke dalam sana" ujar Jareth santai sambil mengotak-atik ponselnya

"Kalau begitu tidak usah!" seru Kirei. Selena menatap marah ke arah kirei, "Hei! Apa kau gila?! Nyawa adikmu sedang dalam bahaya dan kau malah memikirkan tentang percintaan!"

"Selena tentanglah dulu" ujar Jareth sambil mencoba menghubungi Arth. Ketika sambungannya sudah terhubung Jareth langsung berbicara, "Arth, bisa kau tolong kemari sebentar? Ke tempat pemandian. Kami butuh bantuanmu, Sky tercebur ke dalam sungai"

"Tidak! Tidak usah!" teriak Kirei namun Selena menamparnya kencang, membuat semua orang yang berada di sana terdiam. Termasuk Arth yang mendengar suara tamparan itu, "Aku segera kesana" ujar Arth yang berada di tenda lalu mematikan ponselnya

Laki-laki itu segera berlari menuju ke tempat pemandian dengan tergesa-gesa diikuti oleh teman-teman nya. Kembali pada situasi rumit tadi, Kirei memegang pipi kiri nya yang ditampar oleh Selena. "Aku tidak tau bahwa kau bisa segila ini hanya karena cemburu"

Kirei menatap Selena tidak percaya, "Jika begitu mengapa tidak Jareth saja yang menyelamatkan gadis itu?"

"Aku tidak bisa dan akan kujelaskan nanti alasannya" ujar Jareth. Tiba-tiba Arth datang sambil mnegatur nafas nya yang tidak beraturan, "Dimana dia terjatuh?" tanya Arth sambil mengatur pernafasannya

"Oh? Disana" tunjuk Selena. Baru saja Kirei ingin membuat kekacauan lagi tiba-tiba Selena menariknya menjauhi area toilet dan sungai. Arth melepas jaket, sepatu, kaos kaki, hingga hanya menyisakan baju kaos bewarna putih serta celana pendek selutut bewarna hitam

Laki-laki itu bersiap untuk melompat ke arah sungai hingga terdengar suara ceburan dari sana. Jordan mendekat pada Jareth kemudian bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Entahlah. Tapi kurasa sesuatu yang kuat berasal dari dalam sana telah menarik bocah itu ke sungai" jawab Jareth pelan

"Maksudmu penghuni sungai itu?" tanya Ace yang dijawab anggukan oleh Jareth. "Sayang sekali bukan? Sungai seindah ini ternyata memiliki penghuni" kata Ace

Sementara itu Sky yang baru saja tercebur merasakan air-air yang perlahan masuk mengisi paru-parunya. Ia berada tak berdaya di dalam sungai, rasanya dingin. Sangat dingin hingga sampai membuat tubuhnya sedingin es, kedua bola matanya sempat menoleh ke arah bawah ketika dirinya tercebur tadi

Di bawah sana, ia mendapati sosok mengerikan tadi sedang menunggunya di bawah bersamaan dengan tulang-tulang tengkorak manusia yang ia yakini juga adalah korban seperti dirinya. Apa dia akan mati dengan cara seperti ini? Bahkan Sky belum sempat membahagiakan ayahnya

Dalam hati ia berkata, Siapapun itu. Kumohon tolonglah aku

Matanya perlahan terpejam, hal terakhir yang ia lihat dan dengar adalah suara ceburan beserta dengan bayanan laki-laki yang mencoba mengapai dirinya. "Arth..." ujarnya lalu pingsan begitu saja

Arth menarik tangan Sky kemudian melingkari pinggang gadis itu menggunakan satu lengannya, lengannya yang lain ia bawa untuk berenang ke atas. Sosok tadi melihat hal itu, tidak seperti sebelumnya jika ia akan marah begitu mendapati tumbalnya di bawa orang, kali ini ia hanya terdiam menyaksikan Sky yang dibawa oleh Arth

Sekuat itukah pengaruh seorang indigo yang memang sudah ahli?

•••

Arth memompa dada Sky begitu sudah sampai berada di daratan. Teman-temannya serta Selena berdiri mengerumuni kedua orang itu, jangan tanyakan Kirei kemana karena sudah pasti bahwa Selena membawa gadia itu kembali ke tenda

Arth masih tetap setia memompa dada Sky, tak jarang ia memberi pertolongan pertama dengan melalui mulut. Tidak ada yang mempermasalahkan hal itu karena nyawa Sky lebih penting daripada saat ini.

Ketika Arth selesai memberi Sky nafas melalui mulut, gadis itu tiba-tiba membuka matanya dan langsung menyemburkan air yang sempat ia telan. Selena duduk di samping Sky dan memberikan gadis itu handuk, ia membantu mengelap rambut dan tubuh Sky yang sempat basah lalu menyelimuti tubuh gadis itu dengan menggunakan jaket Arth

Arth berdiri lalu menggelengkan kepalanya membuat air menetes berjatuhan. Rambutnya basah, "Arth apa kau ingin ku ambilkan handuk lain?" tanya Selena sambil membantu Sky melepaskan sepatu gadis itu

"Tidak perlu. Bawa saja Sky ke tenda sekarang"

To Be Continue...