Lantunan lagu-lagu rohani terdengar memilukan, meski bermaksud memberikan penghiburan dan pengikhlasan atas kematian sesesorang.
Zevanya, kini ia terbujur kaku, terbalut gaun putih dan bunga di dalam peti mati. Wajah terakhirnya tidak tersenyum, tetapi gadis itu tampaknya pergi dengan tenang.
Lintang tetap ada di sisinya sampai akhir, sampai peti matinya ditutup. Saat itu juga Lintang harus menguatkan bahu dan hatinya untuk mengantar Zevanya ke tempat peristirahatan terakhirnya. Pria itu sudah tidak menangis seperti kemarin, tapi jauh di dalam hatinya, hari ini ia jauh lebih tersedu-sedu. Langkahnya lunglai, kepalanya pusing, tapi ia tetap harus berjalan beberapa lama lagi.
Shilla, adik dari Zevanya yang masih kecil berjalan mengikuti arah langkah Lintang yang turut mengangkat peti Zevanya di depannya. Gadis itu membawa bingkai foto kakaknya sembari terus menggumamkan 'Ci Zeze… Ci Zeze…', panggilan sayangnya untuk sang kakak yang kini telah meninggalkannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com