Gayatri mengikat rambutnya satu ke belakang, menggulungnya agar tidak terjuntai mengenai wajah dan menghalangi penglihatannya. Gerah sekali rasanya bekerja fisik dengan rambut terurai sedari tadi meskipun waktu sudah menunjukkan lewat jam tujuh malam. Gadis itu juga turut melepas jaket kulitnya, pun menggulung lengan kemeja sampai siku sebelum melanjutkan kegiatan memotong ujung bambu gelondongan bersama Zevanya.
Mereka tengah membuat palang di gapura yang menjadi pintu masuk distrik Koinadugu, menyusul kebijakan lockdown lokal yang telah disetujui mayoritas warga setempat. Merepa sepakat untuk membatasai lalu lintas orang keluar masuk, mencegah penyebaran virus dari dan ke dalam distrik yang sudah ditetapkan sebagai epicenter oleh para dokter dari WHO disana. Keputusan tanpa antisipasi itu membuat semua pengurus distrik dan tenaga medis sedikit kerepotan, bahkan sesederhana pagar penghalang masuk saja mereka tidak punya. Alhasil terpaksa Gayatri dan Zevanya berinisiatif sendiri.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com