webnovel

The Richman System

Warning! (21+) Cerita ini, untuk kalian yang sudah berusia di atas 21 tahun. Harap bijak memilih bacaan, karena novel ini mengandung unsur kekerasan, adegan dewasa, dan kata-kata yang kurang pantas. Tokoh, latar, alur, dan segala unsur di dalamnya, merupakan hasil murni imajinasi penulis dan tidak terkait dengan apapun atau siapapun. Follow ig : zoyaalicia_dmitrovka Happy Reading Happy Readers! Silakan mampir juga ke novel Zoya yang lain: 1. Marry The Twins 2. The Dominant Wife Of Young Master 3. Signed The Contract And Get Married 4. The Romanov Diadem (Trilogi 1) 5. The Romanov Diadem: 100 ** Lionid Kozlov, seorang pria 42 tahun yang mengalami time travel kembali ke masa lalu di mana dia baru saja lulus kuliah dan akan melamar pekerjaan. Tidak hanya mengalami time travel, Lionid pun memiliki sistem terkaya di tubuhnya. Di kesempatan ke dua ini, Lionid bersumpah akan membungkam mulut musuh-musuhnya dengan uang. Dia pun akan membawa sang istri tercinta pergi dan membangun paradise untuk keluarga kecilnya. Heidy Evgenia Bronnikova, wanita 32 tahun yang sangat mencintai Lionid. Dia tersiksa atas meninggalnya Lionid. Demi melunasi hutang keluarganya kepada rentenir, dia terpaksa menikah dengan pria pilihan ibu kandungnya. Namun pada akhirnya, dia tidak bahagia dengan pernikahan ke duanya. Liev Smirnov, bos sekaligus pria pilihan sang ibu mertua Lionid. Pria 45 tahun ini menikahi Heidy, tetapi tidak mencintainya dengan tulus. Dia kerap bermain-main dengan wanita dan meninggalkan luka mendalam bagi Heidy. Dan, hal itu pula yang menyebabkan Lionid ingin membalaskan dendam kepadanya. Dengan bantuan sistem copy di dalam dirinya dan berbekal pengetahuan di masa depan, apakah Lionid akan berhasil membalaskan dendam dan membangun paradise untuk keluarga kecilnya? Jika iya, apakah hidupnya akan berubah? Namun jika tidak, dia akan selalu direndahkan oleh sang ibu mertua dan semua musuh selamanya.

Zoya_Dmitrovka · Fantasy
Not enough ratings
5 Chs

Stricken

Tuk! Tuk! Tuk!

Liev Smirnov mengetuk meja kerja dengan penanya seraya mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan Lionid.

Mengapa dia menanyakan hal sulit seperti itu padaku? tanya Liev di dalam hatinya seraya menganggukkan kepala untuk mengelabui seorang karyawan yang duduk tepat di depannya.

"Benar, Lion."

Liev membenarkan ucapan Lionid, lalu mengubah posisi duduknya. Dia mendekatkan wajahnya dan menjentikkan jari guna memberikan kode kepada Lionid agar mendekat padanya.

"Pemerintah memang belum mengonfirmasi isu tersebut. Namun ...."

Lionid mendengar nada ragu keluar dari mulut Liev. Dia sungguh penasaran dibuatnya.

"Ya, Tuan?"

Lionid Membenarkan posisi duduknya sambil menatap pria di hadapannya.

"Begini, Lion ...."

Liev menggenggam kedua tangannya di atas meja dengan posisi ibu jari kanan di atas. Pria itu dengan sengaja memasang wajah kecewa juga sedih agar Lionid mempercayainya.

"Kau tahu, bukan? Ada beberapa hal yang ditutupi oleh pemerintah dari publik dan bukan rahasia umum lagi bahwa di belahan dunia lainnya, virus Corona sudah merajalela."

Benar! Semua ini hanyalah masalah waktu. Kapan virus itu akan tiba di negeri adidaya iniーRusia?!

Lionid diam-diam membenarkan penyataan sang bos di dalam hati. Namun, dia tetap saja keras kepala dan tidak bisa menerima begitu saja keputusan Liev untuk memberhentikan dirinya dari perusahaan bonafit yang telah ia tekuni selama berpuluh-puluh tahun.

"Namun meski begitu, apakah hanya saya seorang yang diberhentikan bekerja, Tuan Liev? Karena saya melihat, perusahaan ini masih berjalan seperti biasanya."

Lionid mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruang manajer tempat di mana dia dan Liev berada. Semua karyawan Rickov Barkley yang bergerak di bidang periklanan menjalankan pekerjaannya seperti hari-hari biasanya.

Oh, ada apa ini?! Aku merasa janggal, keluh Lionid di dalam hatinya.

Lionid semakin tercengang ketika dia melihat Liev menyodorkan sebuah amplop coklat kepadanya.

"Ambilah, Lion!"

Lionid tidak lantas mengambilnya. Dia terus memandang amplop coklat tersebut dengan mata terbuka sempurna.

"Aーapa ini, Tuan Liev?"

Liev sedikit tersenyum melihat sorot mata Lionid yang tampaknya senang menerima amplop tersebut.

"Di dalam amplop ini terdapat sejumlah uang gaji Anda sebanyak 3 bulan. Anda dapat memakainya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari rumah tangga Anda hingga memperoleh pekerjaan baru."

Liev mengambil gunting kuku dari dalam laci. Dia mulai memotong kuku-kuku jari tangan yang panjangnya melebihi biasanya.

"Dan, di dalamnya juga terdapat selembar kertas surat keterangan yang menyatakan bahwa Anda pernah bekerja di perusahaan Rickov Barkley."

Masih dengan nada santai dan tanpa merasa bersalah, Liev menjelaskan kepada Lionid mengenai isi di dalam amplop coklat tersebut.

"Saya telah mengabdi di perusahaan ini selama 20 tahun sejak lulus universitas, Tuan Liev ...."

Lionid menghentikan kalimatnya sejenak. Lionid mengatur napas sebelum kembali menuntaskan apa yang ingin dia katakan kepada Liev.

"Lalu?"

Liev bertanya tanpa menoleh ke arah Lionid yang sedang menatapnya dengan penuh harap.

"Namun, apakah saya tidak mendapatkan uang tunjangan, Tuan Liev?"

Liev menghentikan kegiatannya seraya melirik Lionid dari ujung mata.

Brak!

Liev meletakkan gunting kuku di atas meja dengan kasar hingga membuat Lionid terkejut.

"Apakah Anda lupa, Lion? Berapa banyak hutang Anda kepada perusahaan ini?!"

Liev menatap Lionid tajam dengan kedua mata memerah.

Benak Lionid melayang mengingat kejadian beberapa tahun ke belakang. Sesekali dia terlihat menghela napas.

Jumlah nominal Rubel yang aku pinjam dari perusahaan ini untuk melunasi biaya Ayah Ivander kala sakit memang sangat banyak! Pantas saja Tuan Liev tidak memberikan uang tunjanganku! pikir Lionid.

"Sebaiknya Anda pergi sekarang! Karena saya masih memiliki banyak pekerjaan."

Liev memalingkan wajahnya dari Lionid, lalu meraih pena yang berada di sisi depan kanan. Dia membuka sebuah dokumen di hadapannya.

"Baーbaiklah, Tuan Liev."

Lionid pun segera beranjak dari sana dengan membawa perasaan kecewa..

"Hmm ...."

Lionid bergumam seorang diri. Dia keluar dari gedung Rickov Barkley yang terletak di kawasan perkantoran distrik Presnensky, Moskow, Rusia.

**

Lionid tiba di distrik Arbat, Moskow, Rusia. Dia tidak ingin kembali ke kediaman mertuanya dengan suasana hati buruk seperti ini.

"Aku pastinya sangat mengecewakan Heidy jika dia tahu aku telah kehilangan pekerjaan."

Lionid berbicara dengan dirinya sendiri. Dia menengadahkan wajah menatap langit pagi yang cerah pada musim panas di kota Moskow, Rusia.

"Maafkan aku, Heidy! Karena hingga saat ini, entah sudah berapa kali musim panas kita hidup bersama, tetapi aku belum bisa membawamu untuk menikmati keindahan Malam Putih di St Petersburg, Rusia!"

Ada perasaan menyesal menyelimuti ruang hati Lionid ketika mengingat janji yang dia ucapkan kepada Heidy.

"Semoga saja aku bisa menepati janjiku sebelum malaikat maut menjemput, Heidy!"

Usai menyerukan isi hatinya, Lionid berjalan di sepanjang jalan Arbat. Di kanan kirinya terdapat berbagai toko souvernir juga kedai kopi.

"Terakhir kali aku mengajak Heidy berjalan-jalan di sekitar sini saat Rusia menjadi Tuan Rumah piala dunia beberapa tahun silam."

Lionid menikmati waktunya seorang diri. Dia memutar kembali ingatannya di mana saat itu merupakan kenangan terindah baginya bersama Heidy yang selalu mencintainya.

"Ya, jalan Arbat memang terkenal sebagai jalan tertua di Moskow, Rusia. Dan, para turis mancanegara pun mengenalnya."

Lionid mencari-cari tempat duduk di kawasan terbuka. Matanya terpukau pada tulisan besar yang terdapat di bagian depan sebuah kedai kopi.

"Oh, astaga! Apakah kali ini keberuntungan akan datang padaku?"

Lionid beranjak mendekati sebuah kedai kopi dengan penuh semangat. Dia melangkah masuk ke kedai kopi tersebut yang ternyata sudah ramai pengunjung.

"Silakan, Tuan. Anda ingin memesan apa? Namun, sebaiknya Anda mengantri seperti pengunjung lainnya!"

Seorang wanita penjaga mesin kasir menyapa Lionid dan bermaksud mengarahkannya untuk selalu patuh pada peraturan.

Bukannya mengantri, Lionid justru mendekati meja kasir. Tindakannya tersebut sontak mendapatkan cibiran dari para pengunjung lainnya.

"Tolong, jangan salah paham pada saya!"

Sadar akan kehadiran dirinya mengganggu sesama pengunjung, Lionid mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi untuk mengatasi kesalahpahaman.

"Nona, saya datang ke kedai ini bukan sebagai pengunjung. Namun, saya datang untuk melamar pekerjaan. Bukankah kedai ini sedang membutuhkan tenaga kerja?"

Lionid bertanya seraya mengembangkan senyumnya.

"Oh, ternyata hanya seorang pengangguran!"

Seruan dari salah satu pengunjung pun terdengar di telinga Lionid. Namun, pria itu tidak mengindahkannya.

"Maaf, Tuan. Apakah Anda tidak membaca iklan yang kami pasang di depan kedai ini dengan cermat?"

Bukannya menjawab pertanyaan Lionid, sang wanita penjaga kedai kopi justru melemparkan pertanyaan tanpa senyum.

"Hah? Memangnya kenapa, Nona?"

Dengan satu tarikan napas, si wanita tadi akhirnya menjawab pertanyaan Lionid.

"Maaf sekali, Tuan. Anda tidak masuk di daftar kualifikasi pekerja yang kami cari. Karena kedai ini membutuhkan pekerja dengan usia minimal 19 tahun dan maksimal 26 tahun."

Si wanita menjawab dengan nada ketus seraya menggelengkan kepala. Dia memalingkan wajahnya dari Lionid.

"Silakan pengunjung berikutnya! Anda ingin memesan apa?"

Mimik wajah Lionid terlihat kecewa. Dia membalikkan badan, lalu pergi meninggalkan kedai kopi dengan langkah gontai.

Brak!

Lionid membuka pintu kedai kopi, lalu menatap iklan yang terpasang untuk kali ke dua.

"Astaga! Aku tidak membacanya dengan benar. Jelas-jelas di sini tertulis bahwa batas usia maksimal pekerja yang dibutuhkan adalah 26 tahun. Sedangkan aku?!"

**

Lionid menelusuri sisi jalan sambil mencari-cari kemungkinan adanya lowongan pekerjaan yang sesuai dengan usianya.

"Hari sudah hampir sore."

Lionid melirik jarum jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 04.00 sore waktu Moskow, Rusia.

"Di musim panas seperti sekarang ini, siang akan menjadi sangat panjang, bukan? Baiklah, aku akan mencari makanan termurah agar tidak perlu menghabiskan banyak uang."

Tidak ada yang tahu bahwa seorang Lionid hanya makan satu kali pada siang hari. Dia melakukannya demi menutupi kebutuhan sehari-hari sang istri serta ibu mertuanya.

"Oh, baiklah. Rupanya Tuhan sedang berbelas kasih padaku!"

Hello, Zoyalicious!

Latar cerita The Richman System tetap di Rusia ya. Dan kali ini, Zoya akan menulis 1 latar Rusia ini saja sambil belajar menulis latar lainnya, ok!

Tap love, please!

Zoya_Dmitrovkacreators' thoughts