webnovel

Berarti kau menjadi budak ku

Sedangkan Camila hanya geleng-geleng kepala mendengar apa ya dikatakan oleh Charlotte.

"Oh ya, bagaimana kalau misalnya kita jalan-jalan lalu minum-minum? aku akan mentraktir kalian semua," ujar Evan.

"Gak, gak mau. Aku gak suka alkohol," saut Lucas yang membuat ketiga nya terdiam.

"Tetapi kemarin, kamu menghabiskan banyak botol lho," ucap Camila yang keheranan.

"Ta-tapi sebenarnya aku tidak suka. Aku ganti minuman alkohol nya jadi air mineral hehehehe," Lucas menggaruk-garuk tengkuk leher nya yang membuat semua nya tertawa.

"Astaga pantas saja kau minum berbotol-botol," kata Evan.

"Ya sudah, apakah kita jadi pergi? bagaimana kalau misalnya kita ke taman bermain saja?" tutur Camila. Semua nya setuju dengan pendapat Camila, dan setelah nya mereka berempat pergi.

***

Di dalam mobil...

Tampak Evan yang asyik mengendarai mobil dan Camila menemani di samping nya. Sedangkan Lucas dan Charlotte duduk berdua di belakang.

Lucas menatapi jalanan yang dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi dan banyak sekali manusia serta ras manusia setengah binatang sedang berkeliling.

"Hmm kota benar-benar sudah berubah ya?" gumam Lucas yang membuat Charlotte menatap nya.

"Dari gaya bicara mu, seperti tidak pernah keluar saja," jawab Charlotte yang membuat Lucas menatap nya.

"Ya memang aku jarang keluar sejak kecil. Aku juga tak menyangka bahwa kota akan berubah sejauh ini," ucap Lucas. Charlotte yang mendengar hal itu tersenyum tipis sembari menganggukkan kepala nya.

"Oh ya btw Lucas, kenapa warna mata mu begitu unik? seperti warna galaksi!" ujar Charlotte. Lucas menganggukkan kepala nya.

"Ya hahahaha ini memang ciri khas ku sejak lahir," singkat Lucas.

"Tapi perasaan, aku baru melihat warna mata mu begitu akhir-akhir ini deh," saut Camila yang membuat semua nya langsung tertuju pada Lucas.

"Nah katanya sejak lahir, tapi kok Camila baru lihat akhir-akhir ini? kau pake softlens kah?" tanya Charlotte.

"Masa iya adalah softlens warna nya begitu? mungkin saja memang itu terbentuk secara sendiri nya," jawab Evan dengan tenang.

"Tapi kok bisa muncul secara mendadak begitu?" tanya Camila.

"Hmm seperti nya aku harus memakai penutup mata untuk menutupi mata ku yang berwarna aneh ini," ucap Lucas dengan polos.

"Hahahaha aku setuju dengan pendapat mu. Supaya orang tidak terlalu banyak bertanya mengenai mata mu itu," ujar Evan.

"Tetapi bukankah kalau pakai penutup mata, bakal ditanya-tanya? kan tidak biasa nya Lucas begitu," kata Camila.

"Haduhh perkara warna mata, jadi dibikin panjang ckckck," tutur Charlotte sambil geleng-geleng kepala.

"Kau lah yang memulai nya lebih dulu," singkat Lucas yang membuat Charlotte merasa jengkel pada nya.

"Hey! jangan mentang-mentang kau kapten, jadi kau berkuasa ya. Aku ini tingkatan nya jauh diatas...." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Lucas memotong nya.

"Jangan mentang-mentang tingkatan mu tinggi, bukan berarti kau dapat mengalahkan bahkan menghabisi tingkatan dibawah mu. Karena sikap sombong mu itu, terkadang membalikkan keadaan!" ucap Lucas secara dingin yang membuat Charlotte semakin kesal.

"Bagaimana kalau kita bertarung? yang kalah harus menjadi budak yang menang!" singkat Charlotte yang membuat Evan dan Camila cukup cemas.

"Ya boleh deh. Aku tidak takut bertarung dengan orang sombong seperti mu," ujar Lucas. Tak lama setelah nya, mereka berempat berpindah tempat.

Kini keempatnya berada di tempat pertarungan. Evan dan Camila berlari ke pinggir stadion lalu berdiri menatapi Lucas dan Charlotte yang tengah bersiap bertarung.

"Hahahaha aku tak menyangka bahwa kau ada tempat bertarung sendiri," Charlotte mengeluarkan sabit besar dari tangan kanan nya. Lucas yang mendengar hal itu, tidak mengatakan apapun lalu setelah nya ia mulai menyerang.

Lucas berlari kearah Charlotte dan bersiap untuk menggores tubuh nya. Namun Charlotte yang sudah membaca pergerakan Lucas, sudah bersiap di posisi menangkis serangan.

Namun ternyata dugaan nya salah, disaat Lucas sudah dekat dengan Charlotte, ia langsung menggunakan sihir teleportasi nya kemudian menyerang Charlotte dari belakang hingga Charlotte terjatuh.

"Kau terlalu sombong, nona," ucap Lucas sembari melempar-lempar pisau nya keatas kemudian memegang nya dengan erat. Evan dan Camila cukup tak menyangka bahwa Lucas akan menyerang Charlotte dari belakang begitu.

"Hmm pantas saja komandan suka mengirim nya ke Medan perang, ternyata dia memang pintar bertarung. Dasar keturunan Scarlet," batin Evan sembari tersenyum tipis. Sedangkan Camila cukup kagum dengan pemikiran Lucas.

Kembali lagi di pertarungan...

Charlotte yang terjatuh pun bangkit berdiri kemudian menatap kearah Lucas yang kini juga sedang menatap nya.

"Ini baru permulaan, wajar saja! jadi jangan terlalu menganggap rendah aku," ucap Charlotte yang mengayunkan sabit nya dan menyerang Lucas. Tetapi hanya dengan pisau berukuran kecil, Lucas berhasil menangkis nya.

"Hmm kau menggunakan energi sihir di sabit mu? aku saja tidak," ujar Lucas dengan santai nya. Charlotte kembali menarik sabit nya kembali dan begitu jengkel dengan Lucas.

"Kau benar-benar meremehkan ku ya!" disaat itu juga, keluarlah lubang hitam di atas mereka. Dan tak lama setelah nya, keluar kilatan dari lubang hitam tersebut dan menyambar sabit Charlotte. Setelah itu, Charlotte kembali menyerang Lucas menggunakan sabit yang dilapisi oleh petir-petir.

Lucas geleng-geleng kepala melihat Charlotte yang tidak bisa menahan emosi nya. Ia memutar-mutar pisau nya lalu menangkis serangan Charlotte dengan mudah.

"Kau sama sekali tidak bisa mengontrol emosi ya," ucap Lucas yang membuat Charlotte terdiam. Disaat itu, Lucas menggores lengan Charlotte kemudian menghampiri Camila dan Evan yang sedari tadi menonton pertarungan mereka.

"Lihat, meskipun tingkatan ku rendah tetapi aku dapat mengalahkan nya," ujar Lucas dengan tenang yang membuat semua nya terpaku.

"Wah kalau begitu, pemenang nya adalah kamu ya, Lucas!" kata Camila dengan senang. Disaat mereka bertiga sedang mengobrol, diam-diam Charlotte berlari mengarah Lucas dan menyerang Lucas. Tetapi saat mau menyerang Lucas dari belakang...

Lucas menggunakan sihir teleportasi nya lalu menendang tubuh Charlotte dari belakang hingga Charlotte terjatuh. Evan dan Camila diam terpaku melihat Lucas yang reflek melakukan hal seperti itu.

"Lucas, kau benar-benar mengagumkan!" ucap Camila sembari bertepuk tangan. Lucas tak mengucapkan sepatah katapun, dirinya kembali memindahkan lokasi mereka ke mobil. Evan kembali mengendarai mobil seperti semula, begitupun juga dengan yang lainnya.

"Bagaimana? berarti kau menjadi budak ku ya?" ucap Lucas sembari memberikan sapu tangan nya pada Charlotte. Mendengar hal itu, Charlotte hanya terdiam Dirinya masih tak menyangka bahwa akan dikalahkan semudah itu oleh Lucas.

"Hmm kalau masalah bertarung, memang Lucas cukup jago. Maka dari itu dirinya selalu ditugaskan ke Medan perang untuk memberantas ras iblis," saut Camila sembari tersenyum tipis.

"Ya, hanya saja kekurangan nya itu dia berada di tingkatan C. Namun cara bertarung dan menggunakan sihir nya seperti berada di tingkatan A, hahahaha," ujar Evan.