Tak menyerah dengan sikap diam Eve, Dean mencari cara agar Eve mau berbicara dengannya.
Entah apa yang membuat Dean sangat penasaran dengan Eve.
Suatu hari saat berkemas pulang, tidak seperti biasanya saat bell berbunyi, Eve selalu pulang belakangan,ia menunggu sampai kelas kosong, barulah dia beranjak pulang kerumah menggunakan sepeda. Belum sempat Dean berkata "Eve, aku duluan ya? Bye Eve.." , Eve seperti sangat tergesa2 untuk pulang, setelah Eve membaca sebuah pesan singkat di handphonenya. Eve sangat terburu-buru hingga menjatuhkan sebuah buku dari mejanya, dan bergegas lari meninggalkan kelas.
"Eveeee..!! tungguuuuuu" teriak Dean kepada Eve, lanjutnya …. Bukuuu… mu" (dengan nada perlahan karena menyadari baying Eve telah menjauh"
Dean memungut buku yang jatuh tersebut, dengan penasaran iya melihat Covernya
"Teka-Teki Science Bergambar???" ucap Dean heran sambil membaca buku tersebut.
"ooohhh, jadi dia suka Teka-Teki.." (mengangguk sambil tersenyum kecil)
"Hei, Dean.. ayo kita pergi, teman2 sudah menunggu, kali ini aku tidak akan kalah Score dengan mu" Ujar Joe dari luar pintu kelas.
Dean menyusul Joe dan mendapatinya sambil berkata.
"Joe, hari ini aku tidak ikut main bola ya?"
"what?? Kenapa?, ah Dean,, padahal aku sudah berlatih untuk bisa mengalahkan mu." Ucap Joe dengan sedikit kecewa
"hahaha.. mungkin kau bisa berlatih lagi hari ini, lainkali kau pasti bisa mengalahkanku, sampaikan salam ku pada teman-teman yang lain ya? Maaf kali ini aku tidak bisa ikut, aku ada urusan sebentar" ujar dean menjelaskan.
"hmmm… ya sudahlah kalau begitu.. hati-hati dijalan ya anak kota, smoga urusanmu itu cepat selesai, aku duluan" ucap Joe sambil menepuk pundak Dean.
"ok" ucap Dean dengan senyum manis
Dean bergegas pulang sambil membawa buku Eve di tangannya.
Di rumah Dean..
"aku pulang ma!" sambil berlari menaiki tangga, melewati ibu Dean yang sedang menyiapkan makan malam.
"eh, kau tidak jadi main bola dengan teman2mu Dean?" sahut ibu Dean, menghentikan langkah Dean
"ehm… tidak ma.. aku ingin dirumah saja hari ini, badanku rasanya lelah, pengen istirahat"
"ya, sudah kalau begitu, mau mama Buatkan Susu Jahe agar kau merasa baikan??" Tanya ibu Dean Lembut
"wah, mau banget ma… :*" kata Dean sambil melemparkan Kiss bye ke ibunya.
Sesampai di kamarnya, Dean dengan cepat melempar tas ke kasurnya, dan langsung duduk di meja belajar, memasang lampu meja, dan mulai membaca buku yang dari tadi di pegangnya.
Sambil serius membaca dan mempelajari buku tersebut
"WOW!! Buku ini keren,,, sepertinya ini buku yg dibuat sendiri, aku tidak pernah menjumpai buku seperti ini di jual di took buku. Banyak gambar yang di cetak dengan Print Biasa dan beberapa gambar di gambar manual dengan menggunakan pulpen dan pensil, ada beberapa bagian juga yang sepertinya terhapus. Hmmmm, tapi teka-tekinya sudah terjawab semua, setiap penjelasan dan detil gambar sudah banyak di note oleh Eve.." kata Dean takjub sembari berbicara pada dirinya sendiri
"Ternyata Eve, memang anak yang pintar, dia menjawab semuanya dengan penjelasan yang detil dan masuk akal" Sambil Tersenyum
"hmmm… kalau aku juga punya buku ini.. mungkin aku akan seperti dia, akan sibuk sendiri mencari jawaban semua ini.. haha.. tapi mungkin aku tidak akan bisa menjawab semuanya" lanjutnya sambil mengangguk
"siapa Eve???" terdengar suara dari belakang lembut
"HEEEHHH???" Dean berpaling ke belakang, dan mendapati ibunya sedang memegang segelas susu dan roti di tangannya. Sambil maju dan meletakannya di meja.
"Ahhh, mamaaa… membuatku kaget saja.. sudah berapa lama mama disitu?" Tanya Dean malu.
"hmmm,, cukup lama sampai mama mendengar "EVE" memang anak yang pintar, dan blab blab la.. hahahahahah" tawa ibu Dean sambil mengejek.
"Ah, dia teman sekelasku bu, dia sangat pendiam dan tidak punya teman, tapi dia sangat pintar, selalu mendapatkan nilai yang terbaik.." Dean menjelaskan dengan penuh semangat
"ooowww begitu ya.. anak pintar yang pendiam, kenapa kau tidak mengajaknya bicara, bukannya kau anak mama sang penakluk teman??" Tanya ibu Dean penasaran sambil tersenyum
" sudah ku cobaaaaa bu. Dia hanya diam kepadaku.. and not saying any word" jelas Dean sambil menyerongkan bibir.
" Oya bu, apa kau kenal Dokter Richy? Lanjut Dean
"Dokter Richy, tentu saja, dia dokter terbaik di desa ini, dia juga sangat baik. Mama rasa dia punya seorang anak perempuan, mama pernah melihat fotonya di meja kerjanya saat mama berobat.
"benar bu… dia ayahnya Eve!!!" sahut Dean penuh semangat
"Bisa kau beritahu dimana rumahnya??,, emmm.. aku inin mengembalikan buku ini pada Eve,pasti dia pusing mencarinya"
"oooohhh,, pantas saja Eve begitu pintar, ayahnya dokter terbaik disini. Cara bicaranya sangat intelektual, hmm.. seandainya semua dokter seperti dia, kau tau nak? dokter Richy kadang tidak memungut biaya dan obat-obatan pada pasiennya yang berkekurangan, dia selalu dengan senang hati membantu tanpa pamrih.. dia benar-benar pengabdi padaMasyarakat" jelas ibu Dean
" Dia tinggal beberapa Blok dari sini, …" lanjut Ibu Dean sambil menjelaskan arah rumah dokter Richy.
"OK ma, I Love youuuuu… " sambil mencium pipi ibunya dan bergegas pergi.
"Eh Eh.. Dean… ini Susunya kok malah tidak diminum???"
Dean berbalik ke meja, meneguk dengan cepat Susu jahe yang dibuat ibunya sampai habis, sambil di tatap ibunya dengan seyuman hangat.
"Iam Done, aku pergi ya bu.. " ucap Dean sekali lagi sambil mencium pipi ibunya.