AUTHOR'S POV
Semua berjalan seperti biasa sehabis pernikahan itu. Pagi ini seperti biasa Elle bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Elle melangkahkan kakinya menyusuri anak tangga satu persatu, terlihat dengan jelas banyaknya kiriman bucket bunga di ruang utama istana. Tentu saja semua itu ditujukan untuk King Edmund dan Queen Emma. "Best wishes to the both of you! May you have a marriage full of love, peace, and prosperity.", kira-kira begitulah yang tertera pada kartu ucapannya. Elle kembali melanjutkan langkahnya menuju halaman istana, tak jauh berbeda dari tempat sebelum, karangan bunga berjejer di berbagai sudut halaman.
"Apakah anda sudah siap tuan putri?" tanya Chris pada Elle lalu membukakan pintu limosin. Elle masuk ke dalam limosinnya. Di perjalanan menuju universitas, Elle mengecek ponselnya. Ia membuka laman berita untuk hari ini. Pemberitaan hari ini penuh dengan berita tentang pernikahan yang kemarin diadakan. Namun ada satu pemberitaan yang menarik perhatian Elle. "Two enemies has became sisters. How is gonna be??" begitulah judul yang tertera pada artikel tersebut. Elle membaca artikel tersebut dengan seksama.
'Bagaimana penulis artikel ini bisa tahu begitu rinci tentang kami berdua?' batin Elle.
Elle mengikuti setiap kelas yg ada hari ini. Setelah semuanya selesai, Eric menghampirinya.
"Elle! Tunggu Elle!" teriaknya dari kejauhan. Elle tidak menghiraukan panggilan itu. Eric pun berlari mengejar Elle, lalu menggenggam tangannya.
"Lepaskan Rick!" pinta Elle sambil mencoba untuk melepas genggaman Eric.
"Ku mohon Elle, pembicaraan kita malam itu belum selesai," kata Eric dengan wajah memelas.
"Aku rasa semuanya sudah cukup jelas Rick. Sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan," ucap Elle sambil menahan perasaannya.
Tanpa pikir panjang Eric menarik Elle menuju mobilnya. Melihat kejadian itu Christian pun segera bertindak.
"Maaf tuan, tapi anda tidak bisa memaksa seorang putri dengan semaumu. Lepaskan tangannya sekarang juga!" Ancam Christian dengan nada yang mengintimidasi.
"Jangan ikut campur urusan kami! Lagi pula kau bukanlah siapa-siapa," jawab Eric dengan nada meremehkan dan sorot mata yang tajam, menyiratkan ketidaksukaannya pada Christian.
Elle yang melihat ketegangan antara kedua lelaki tersebut, akhirnya berbicara.
"Baiklah, tak apa Chris. Aku akan menyelesaikan urusan ini terlebih dahulu," ucap Elle pada Christian.
Elle berjalan memasuki mobil sport milik Eric. Tak ada seorang pun yang memulai pembicaraan selama perjalanan. Semuanya sunyi melihat lurus ke depan. Mobil pun berhenti di sebuah taman bunga yang letaknya berada di ujung kota.
'Taman bunga ini,' batin Elle.
Eric turun dari mobilnya lalu membukakan pintu tempat Elle duduk. Terlihat hamparan berbagai jenis bunga yang menghiasi taman itu. Mereka pun berjalan ke salah satu bangku yg berada di bawah pohon sakura di salah satu sudut taman itu. Keadaan taman terlihat sepi, hanya hembusan angin dan suara kicauan burung yang terdengar.
"Apakah kau merindukan tempat ini?" tanya Eric sambil merangkul pundak Elle.
"Ya, aku sangat merindukannya," jawab Elle pelan.
"Lihat Elle! Ada kupu-kupu di atas bunga mawar itu," kata Eric.
"Ya. Lalu?" jawab Elle.
"Kau tidak lagi mengejar dan menangkap kupu-kupu itu?" tanya Eric.
"Untuk apa? " Elle balik bertanya.
"Untuk kau bawa pulang dan ditaruh di taman bunga mawar milik ibumu, seperti yang biasa kau lakukan sewaktu dulu," jawab Eric.
"Itukan dulu, Rick. Lagi pula pada akhirnya kita tidak bisa memaksakan sesuatu untuk tinggal. Akan ada saatnya untuk mereka tuk pergi meninggalkan kita," kata Elle sambil melihat ke hamparan bunga di depannya.
"Kau lihat bunga lily itu?" kata Eric berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Ya aku melihatnya. Mereka begitu indah dipandang ditambah lagi dengan warnanya yang beragam," jawab Elle.
"Bunga lily itu sama seperti kau, Elle. Kamu lah yang telah membuat hidupku sempurna," kata Eric sambil mengusap pipi Elle.
"Kamu juga seperti bunga sakura ini, Rick. Kamu bisa memberikan kebahagiaan dan inspirasi bagi orang-orang di dekatmu, tak terkecuali diriku," kata Elle sambil melihat ke atas dengan tangan yang mengadah menunggu helai bunga sakura itu terjatuh.
"Apa kau ingat tentang kenakalan ku sewaktu kita berada di taman ini?" tanya Eric sambil menatap ke arah Elle.
"Tentu saja, mana bisa aku melupakannya. Kau memetik berbagai bunga kecil yang ada di taman. Lalu penjaga taman melihatnya dan menjewer kupingmu," jawab Elle sambil menatap balik ke arah Eric.
"Tapi kan semua itu kulakukan demi membuatkanmu flower crown," ucap Eric sambil mencubit hidung Elle.
"Uhhhh.... Sakit tahu, lagi pula kan aku tidak meminta untuk dibuatkan," omel Elle sambil mengusap-usap hidungnya.
"Aku senang saat kita menghabiskan waktu seperti ini Elle. Semua terasa seperti dahulu," ucap Eric sambil memeluk Elle .
Elle tidak melepaskan pelukan itu. Rasanya terlalu nyaman untuk keluar dari antara pelukan Eric. Pelukan yang sudah lama tak ia rasakan.
"Aku sangat merindukan saat seperti ini bersamamu, Rick. Andai semuanya terasa seperti dulu. Tapi tetap saja, rasa sakit ini masih ada," kata Elle sambil perlahan-lahan meneteskan air mata di dalam pelukan Eric.
"Sttt.... Please baby, don't cry! I swear to you, everything is gonna be okay. I will never ever leave you again. We can start it all over again," ucap Eric dengan lembut sembari perlahan menghapus air mata yang membasahi pipi Elle.
Sepanjang sore mereka habiskan di taman bunga itu, duduk di sudut taman sambil menikmati hamparan bunga yang berwarna-warni. Berusaha memperbaiki hubungan yang ada, menikmati waktu-waktu yang hilang.
Hallo readers!!
jadi mulai sekarang thor bakal upload sampe chap 14. setelah itu AUTHOR BAKAL HIATUS. akan up kembali PERTENGAHAN APRIL.
.
.
.
.
.
Kira- kira Elle bakalan balikan lagi gak yaa??
Menurut kalian gimana??
Jangan lupa untuk vote+comment ya guyss!! See you on the next episode