webnovel

The Princess Man

Volume 3 - Mencari Pencarian ini bukan hanya perihal jati diri nya. Tapi juga masa depan nya. Madeleine Grace Fritzhart yang dalam pencarian jati diri ini harus memulai petualangannya saat usianya genap 18 tahun. Pencarian ini dapat membawa nya menyingkap masa lalu yang terjadi di keluarganya dan masa depan yang diambilnya. Dapatkah ia mencari jawaban itu? Volume 2 - Melepaskan Mengenalmu merupakan bagian terindah dalam perjalanan hidupku. Namun melepaskanmu seperti nya merupakan pilihan yang terbaik. Setelah berhasil mengungkap rahasia kelam dibalik kematian orang terkasihnya, Princess Elle kembali diperhadapkan permasalahan baru. Kali ini ia terus diperhadapkan dengan keputusan yang sulit. Jadi apakah ia akan bertahan atau melepaskan? Volume 1 - Kehilangan Kehilangan yang terkasih merupakan titik terburuk dalam kehidupan setiap insan. Seluruh raga dan jiwa hancur berkeping-keping. Seakan tak ada lagi esok yang bahagia. Rasa kehilangan itu seperti bola besar yang mendesak masuk ke dalam dada yang enggan untuk menghilang. Quella Azura Hoult, Putri Kerajaan Briterra harus terus menerus mengalami kehilangan. Satu per satu orang yang di cintai nya pergi. Berkali-kali sudah ia bangkit. Namun apakah kali ini dia dapat bangkit dengan utuh? ~Throne, Treasure, and Love ~ WARNING MATURE CONTENT!! Some materials may be inappropriate for children under 17 Find me on Instagram: @real_boo__ Facebook: Thereshia Valentina (The Princess Man)

real_boo · Fantasy
Not enough ratings
319 Chs

Chapter 11: Holiday part 2

CHRISTIAN'S POV

Bau yang harum menyeruak masuk ke dalam hidungku. Hmmmm..... Sepertinya terasa begitu lezat. Ku lihat Elle sedang menata piring di atas meja untuk brunch.

"Wow, sepertinya lezat sekali!" kataku sambil menarik salah satu kursi di meja makan.

"You should try it first, Chris!" Elle melepaskan apron masaknya lalu duduk di sebrang ku.

"Ok then, let' s taste it," aku memakan baked french toast with smoked bacon and scramble egg dengan segelas kopi hitam.

"Hmmm, not bad," komentarku

"Ini, enak tau!" Elle memasang muka cemberut .

"Hey, Princess, don't be so serious. It's delicious, I'm just kidding," aku tertawa melihat muka Elle yang seperti itu.

"Jadi kapan rencananya kita akan balik ke istana?" tanyaku pada Elle disela-sela brunch kami.

"Mungkin besok, suasana hatiku sudah agak membaik,"

Kami pun menyelesaikan brunch kami. Aku menaruh semua piring kotor ke dishwasher.

ELLE'S POV

Setelah brunch tadi aku bergegas untuk ke kamar. Ku lihat ada beberapa chat yang masuk dari Flora dan misscall dari Daddy.

-Chat Start-

Flora: Hello

            Morning Princess!!

            Gak kangen gw ya??

            Gw gak diajak ._.

             2 hours later

             Sumpah ya, gw chat gak dibaca-baca.

Elle:    Sorry, baru buka hp.

            Kangen kok, cm aku lagi butuh waktu buat sendiri aja.

Flora: Sendiri apa sendiri?

             Berdua sama Chris di pulau pribadi.

             Meninggalkan gw sendirian disini.

             By the way, selama disana lu banyak dapet kesempatan dong?

Elle:    Kesempatan apa?

Flora: Kesempatan buat ngeliat dia shirtless.

Elle:     Actually, yes.

             Guess what happened here?

Flora: whoaa!!

            Did you break the bed ?  *smirk emoji*

Elle:    What??

            Of course not!

            We're just kissing.

            Dia juga bilang kalo....

Flora: Nice move Elle! 😂

            Kalo apa??!!

Elle:    Kalo dia suka sama aku.

Flora: uhh, it's broke my heart. (╯︵╰,)

            Coba aja kalo dia jadi bodyguard gw.

            Udah dari dulu keknya gw officially dating sama dia.

Elle:    huhh..!!!

            Pas gw tawarin waktu pertama gak mau diambil sih (≧∇≦)/

Flora: iya nyesel nih gw, huhuhu ಥ_ಥ.

            Bye, Elle. Have a  nice holiday!

-Chat End-

Setelah aku nge-chat sama Flora, ada suara alunan piano yang menghiasi ruang tengah. Apakah Christian yang mainin pianonya? Ya benar saja, ia ada di sana duduk memainkan piano itu. Aku menghampirinya lalu berdiri dan mengalungkan tanganku ke lehernya. Tidak masalah bukan toh tidak ada siapa pun di sini. 

Dia bermain dengan begitu menghayati, tidak ada satu pun nada yang ditekan oleh jemarinya yang fals, semua terdengar sempurna.

"Permainan yang indah" bisikku ke telinganya.

"Thank you," ucapnya sambil tetap menekan setiap tuts piano. 

"Boleh aku join?"

Christian menganggukan kepala. Aku bermain di sebelah kanan, Christian bermain di sebelah kiri.

"Sejak kapan kamu bisa main piano?" tanyaku

"Sedari kecil," jawabnya singkat.

Kami berdua bermain piano bersama. Terhanyut bersama melodi yang ada. Menikmati setiap melodi yang tercipta. Aku menatap ke arahnya, ku lihat dirinya terpejam dengan jemari yang tetap menekan setiap tuts piano. Ya aku dapat melihat dengan jelas garis wajahnya itu. Hidung nya yang mancung, terlihat mirip seperti hidung King Harry.

'Apakah dia putra mahkota King Harry?' batinku bertanya-tanya.

'Kalo iya, berarti Prince Gerald adalah adiknya. Tapi kenapa mereka seperti tak saling kenal? Kenapa ayah juga seakan tak tahu,' batinku.

"Berhentilah menatapku, aku tahu pasti kau menatapku kagum sama seperti tatapanmu saat ku gendong di resto waktu itu,". Ucapnya mengalihkan pandanganku ke arah lain.

"Engga kok, siapa juga yang ngeliatin," jawabku.

Chris menghentikan permainannya. Tiba-tiba ia menarikku dekat dengannya. Tangan kanannya sekarang berada di pinggangku dengan tangan kirinya yang memegang daguku membuat mata kami saling bertemu.

"Tataplah sepuasmu, selagi kita masih disini. Belum tentu juga jika di istana kita bisa berada sedekat ini bukan?" ujarnya.

Aku menelan salivaku, hatiku berdetak seratus kali lebih cepat dari biasanya. Dia benar, belum tentu juga aku bisa menikmati kebersamaan seperti ini bersamanya di istana.

--------------------------

Aku terduduk di hamparan pasir putih ini menantikan matahari berganti bulan.

"Hey, indah bukan?" Chris menghampiri dan duduk di sebelahku.

"Ya, nikmatilah panasnya matahari ini, sebelum kita kembali lagi ke istana," ucapku sambil memejamkan mata.

Matahari berganti bulan, angin laut mulai mencium kulitku.

"Masuk yuk," ajak Christian

Aku pun bangkit. Lalu Christian menutup tubuhku dengan sehelai kain.

"Biar kamu gak kedinginan,"

"Thanks"

AUTHOR'S POV

Keesokan harinya, Elle dan Christian mengemas kembali segala barang bawaan mereka. Mereka kembali ke istana. Sesampainya disana, Elle melihat mobil sport yang berwarna merah milik Eric terparkir di halaman istana.

'Apa yang dia lakukan? Jika ingin mengetahui keberadaanku kan dia bisa telefon,' batin Elle.

Maafkan jika typo bertebaran. Ayo jangan lupa vote+comment! Biar author tambah semangat, hehehe. See ya!!

real_boocreators' thoughts