Hadyan mendesah lelah dengan terus menatap kedua mata Tasia dengan khawatir.
"Sesungguhnya aku tidak mau menunda-nunda ini. Aku tau kau tidak suka diperiksa oleh tabib. Tapi masalah ini terlihat sangat serius. Aku tidak mau terjadi suatu hal yang buruk padamu." Katanya pelan.
Tasia menggeleng yakin "Maaf, Hadyan.. Aku yakin, masih tidak apa-apa jika menunggu sampai besok malam. Aku sangat tidak enak jika terus merepotkan para tabib. Mereka sudah berjasa membuatku cepat sembuh."
Dahi Tasia mengkerut, terlihat ia sedang memikirkan sesuatu yang membuat wajahnya nampak kebingungan. Ia seperti orang linglung yang tidak bisa fokus. Kelihatan dari kedua matanya, bahwa pikirannya sedang melayang-layang.
"Ada apa, Tasia? Apa kepalamu sakit?" Hadyan memijat ringan dahi Tasia yang mendadak wanita itu pegangi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com