webnovel

The power of sword lessons

Asuka, seorang putri raja dari kerajaan Teujin. Ia sangat berbakat dalam ilmu beladiri terutama pedang. Sampai suatu ketika takdir membawa untuk berpetualang demi menyelamatkan sosok yang sangat berharga dalam hidupnya.

LambangDWSN · Fantasy
Not enough ratings
6 Chs

Chapter 3 : Pemuda yang Misterius

Setelah meninggalkan Kerajaan Teujin Asuka mulai memacu kudanya semakin cepat. Selepas beberapa jarak jauhnya, di tengah perjalanan ia bertemu seorang petani yang berseru memanggilnya.

"Hei, Nona!" teriak seorang petani yang berjalan di dekatnya. "Ku sarankan Anda memilih jalan memutar!"

"Memangnya ada apa, Paman?" Asuka penasaran.

"Di ujung sana ada lembah dimana mayat bisa hidup," sang petani memulai. "Orang tidak ada yang berani melewati lembah itu, karena mayat itu memakan manusia dan hanya disisahkan beberapa bagian saja, setelah itu mayat rasaksa akan menelan sisanya lalu tubuh manusia akan jatuh karena mayat raksasa hanya tinggal kerangka saja. Setelah jatuh maka manusia itu akan berubah menjadi mayat hidup yang abadi, untunglah mereka tidak bias keluar dari batas lembah karena jika keluar mayat hidup itu akan mati kerena setelah keluar tubuhnya akan langsung terbakar."

Tetapi Asuka tidak takut dan tak percaya akan hal itu. Setelah mengucapkan terima kasih atas peringatannya, ia kembali memacu kudanya. Ia berhenti setelah melihat wujud dari lembah kematian. Di sekeliling lembah tersebut ada empat benteng yang terus berusaha menakhlukkan lembah tersebut. Ia juga melihat perbedaan batas lembah kematian; lembah kematian sedikit lebih gelap dibandingkan di luar batas lembah kematian. Ia juga melihat raksasa-raksasa yang sangat besar.

Karena mendengar sebuah teriakan Asuka langsung memacu kudanya ke arah salah satu benteng. Beberapa langkah setelah itu kudanya terlihat tidak mau mendekati lembah tersebut sehingga ia terpaksa meninggalkan kudanya dan berlari ke benteng itu. Ia melihat banyak orang berperang melawan para mayat hidup disekitar benteng itu. Tiba-tiba ada salah satu mayat hidup menyerangnya. Ia pun menghindar, mayat hidup itu pun terjatuh dan terbakar ketika keluar dari batas lembah. Salah satu prajurit tiba-tiba terjatuh dari benteng dan berada di dalam lembah. Akhirnya mayat hidup itu langsung mengigit dan memakannya kemudian datang mayat hidup berupa kerangka manusia berwana hitam seperti batu dan berukuran sangat besar.

"Mundur, mundur! Raksasa telah datang!!!" teriak salah satu prajurit.

Asuka mulai berpikir kenapa mereka mundur padahal ukuran benteng jauh lebih besar dari rasaksa itu. Tiba-tiba tangannya diseret oleh dua orang prajurit. Mayat prajurit itu pun ditelan oleh rasaksa itu. Tiba-tiba ukuran lembah bertambah besar. Ia pun terjatuh karena prajurit menyeretnya secara tiba-tiba. Saat itu juga ia melihat mayat hidup yang wajahnya menyerupai prajurit yang terjatuh dari benteng. Ia pun melihat kudanya berada di dekat sebuah pohon yang cukup dekat darinya. Kemudian ia langsung menaiki kudanya dan mulai menyusul prajurit-prajurit itu. Sampai disebuah barak. Asuka terkejut melihat sebuah markas yang cukup besar, ia mencoba masuk ke dalam markas. Sesampainya di dalam ia melihat banyak orang yang sedang mempersiapkan banyak senjata. Ia melihat salah seorang prajurit yang memakai topeng dari kayu yang menutupi seluruh wajah dan rambutnya.

"Hei, Nona! Sebaiknya Anda tidak berada di sini!" kata prajurit bertopeng.

Tiba-tiba ada seorang prajurit menghampiri prajurit bertopeng tersebut.

"Kurasa ia ingin bergabung dengan kita. Apa kau mau menerima gadis ini?" bisik prajurit itu.

"Jika kau ingin bergabung dengan kami, ikut aku," kata prajurit bertopeng itu.

Asuka bingung. Tetapi entah mengapa kakinya seperti bergerak sendiri mengikuti pemuda itu sampai di sebuah tempat di mana banyak orang yang tengah berlatih senjata.

"Jika kau ingin bergabung, berlatihlah disini sampai kau mahir." Kata pria bertopeng itu.

"Hei, cepat kemari!" kata salah seorang prajurit yang berada di tempat itu.

"Astaga, aku sudah tidak punya waktu berlatih ditempat ini. Berapa lama aku harus terjebak disini?" kata Asuka dalam hatinya.

"Apa kau sudah pernah berlatih beladiri sebelum ini?" tanya prajurit itu dengan suara tegas.

"Bagaimana jika kita selesaikan ini dengan pedang dari pada pembicaraan."

"Kau menantang ku ya? Baik. Tapi jika kau kalah tinggalkan tempat ini."

Asuka melontarkan serangan lalu prajurit itu menangkisnya, Asuka mencabut kedua pedangnya dan prajurit itu juga mencabut pedangnya. Asuka berhasil menendang mengenai dada prajurit itu sehingga membuat armor prajurit itu penyok, prajurit itu pun terus memegangi dadanya tampa bisa bersuara karena penyok itu cukup dalam sehingga membuatnya hampir tidak bisa bernafas. Tiba-tiba prajurit bertopeng itu pun datang dan langsung membuka armor prajurit itu. "Apa yang kau perbuat padanya?".

"Maaf jendral Totsu, itu semua salah saya karena menerima tantangan nona ini"

"Sepertinya aku sendiri yang harus menanganinya," kata prajurit bertopeng itu sambil memejamkan matanya. Prajurit bertopeng itupun mencabut pedang besar di punggunnya, Asuka tampak waspada dan memasang kuda-kudanya.

"Sepertinya orang ini bukan orang sembarangan," kata Asuka dalam hatinya.

Prajurit bertopeng itu pun melempar pedangnya ke udara, pedang itu pun berputar cepat dan prajurit bertopeng itu menjulurkan tangannya.

"Astaga, apa yang kau lakukan?" kata Asuka dengan suara keras. Tetapi anehnya saat pedang itu terjatuh, pedang itu sama sekali tidak mengenai tangannya melainkan hanya melewatinya.

"Selamat kau diterima."

"Aaa...?" Asuka bingung.

"Jendral, kenapa kau masih menerapkan prinsip mu itu, bagaimana kalau tanganmu terpotong nanti?" kata prajurit lain.

"Jika tanganku tertebas nanti maka aku tak perlu menerimanya, biasanya prinsip ku ini tak pernah salah dalam memilih."

Sore hari Asuka hanya duduk didekat kudanya. Tiba-tiba prajurit bertopeng itu datang. "Ikutlah denganku, aku akan mencarikan tempat untukmu." Asuka pun ditempatkan dalam tenda yang masih kosong.

Malam harinya prajurit bertopeng itu pun datang ke tenda Asuka. Ia melihat Asuka sudah tertidur. Karena melihat Asuka sudah tidur prajurit bertopeng itu pun segera pergi. Ternyata Asuka belum tidur ia berada diatas atap ruang pertemuan yang berada disamping tendanya. Ia mengelabui prajurit bertopeng itu dengan memasukan bantal ke dalam selimut. Sejak awal, Asuka memang sangat mencurigai pria itu.

"Mau apa dia datang tendaku prilakunya sangat misterius sebaiknya aku ikuti dia," kata Asuka dalam hatinya.

Asuka terus mengikuti prajurit bertopeng itu sampai disebuah hutan. Karena terlalu gelap, Asuka kehilangan jejak dari pemuda itu.

"Kemana orang itu pergi?" kata Asuka dengan suara pelan.

Asuka terus berjalan sampai suatu ketika ia mendengar suara air terjun dari kejauhan. Asuka pun memutuskan untuk mendekati suara air terjun itu.

"Apa mungkin dia berada di air terjun itu," katanya dengan suara pelan.

Asuka pun pergi menuju air terjun itu ia melihat seorang pria telanjang dibawah air terjun itu. Asuka langsung bersembunyi dibalik pohon.

"Tidak biasanya aku mengintip, ah aku hanya akan melihatnya sekilas."

Tiba-tiba pemuda itu melihat ke arah pohon dimana Asuka bersembunyi. Asuka langsung menyembunyikan dirinya. "Hampir saja aku ketahuan." Asuka kembali melihat kearah air terjun tetapi pemuda itu sudah tidak ada.

"Kemana perginya pemuda itu, dia benar-benar misterius." Asuka heran.

Pemuda itu berada disebuah tempat yang gelap.

"Sial, ternyata dia mengikuti ku untung saja dibalik air terjun ini ada sebuah gua" kata pemuda itu sambil memakai bajunya.

Angin bertiup membelai rambut Asuka. Asuka sekejap memejamkan matanya.

"Sebenarnya kemana perginya orang itu," Asuka langsung duduk tepat dibawah pohon itu.