webnovel

The Orion Time

Orion adalah salah satu rasi bintang dari kepercayaan Yunani kuno, yang memiliki arti sang pemburu. 80 tahun Organisasi itu terbentuk, Misi mereka hanya satu menjaga keseimbangan dunia. Dan kini yang terpilih akan diundang untuk memulai misi pertama mereka bersama sebagai The Orion generasi keempat. The Orion time

Fiyzia05 · History
Not enough ratings
5 Chs

Tor

Pintu diruang dengan pencahayaan rameng itu dibuka oleh seorang yang berpakaian serba hitam dari kepala hingga kakinya.

"Sudah siap ??" Tanya itu keluar dari mulut seorang pria yang tengah duduk disofa sudut ruangan rameng itu terlontar. Setelah ia mendengar seseorang membuka pintu tempat ia berada, tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pintar ditangannya. Jangan tanya kenapa ia bisa mengajukan pertanyaan tanpa melihat siapa yang ia ajukan pertanyaan, ia yakin pertanyaannya tak mungkin salah sasaran, yang masuk pasti orang itu, patnernya. Karena hanya dua orang ini saja yang dapat memasuki ruang khusus ini.

Tapi seorang dengan pakaian serba hitam itu bukannya menjawab ia lebih memilih untuk balik bertanya.

"Siapa hari ini ?" Tanya seorang berpakaian hitam itu sambil mengambil pakaian gantinya dari tas yang bergantung dipunggung belakangnya. Dan menaruh tasnya diatas meja yang terdapat diruangan itu, sambil melangkah keruang ganti yang ada didalam ruang itu.

"The Demon" jawab pria disofa tadi sambil menurunkan pandangannya dari benda pintar ditanggannya kemudian mengalihkan pandangannya pada patnernya yang berada didepannya ini.

"Sang iblis?" Langkah patnernya terhenti tepat sebelum ia memasuki ruang ganti dengan alis yang terlihat saling bertaut.

"Kau takut??" Tanya pria yang berada disofa tadi dengan tawa kecil meremehkan

" Namanya memang sedikit mengerikan tapi, ayolah... Dia hanya orang baru," lanjut pria itu kepada sang patner. Bersamaan dengan itu pula pria disofa tadi membenarkan duduknya dan berusaha menyakinkan patnernya jika mereka tidak mungkin kalah dalam hal ini.

"Nyalinya terlalu besar menantang mu" lanjutnya lagi dan dibalas dengan senyuman miring sejenak oleh sang patner .

Dan Akhirnya seorang dengan pakaian serba hitam tadi kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda.

"Entahlah... yang ku dengar ia hanya seorang pendatang dari luar yang ingin mencoba bermain disini dan kebetulan hanya kau yang bermain malam ini, ku sarankan merendahlah hari ini " ucapnya lagi dan kembali mengambil benda pintar miliknya yang sempat ia taruh diatas meja karena percakapan ini

"Jika aku sebaik itu" katanya pelan dengan nada yang mengerikan. Setelah itu orang itu benar benar menghilang dibalik pintu kayu disudut ruang itu. Untuk bersiap kembali mengenakan topeng kebanggaannya.

☄☄☄

Sorak ramai orang orang yang mengelilingi ruang empat kali empat, Ruang dengan pinggiran merah biru layaknya ring tinju ternama di salah satu stasiun televisi ternama diruang luas itu terdengar . Disana ada dua orang dengan wajah tertutup sempurna,tak terlihat. Wajah mereka selalu menjadi misteri, tak ada yang tau. Tak ada yang berani mencari tau.

Orang orang disekeliling ring itu Meneriaki nama jagoan mereka yang tak terkalahkan, yang membuat mereka yakin jika taruhan kali ini mereka lagi yang memenangkan. Semoga saja the savior tetap dapat mempertahankan kemenangannya.

Teriakkan dari seorang didekat ring itu pun terdengar bertanda sebantar lagi pertarungan didepan mereka akan dimulai.

"TIGA....

"DUA....

TONG!!! TONG!!! TONG!!!

Suara gong nyaring itu pun terdengar yang bertanda resmi sudah pertarunagn tinju hidup mati didepan mereka dimulai, yang membuat suara ramai tadi pun terdiam seketika menunggu jagoan mereka melakukan aksinya.

Seorang dengan julukan the savior pun maju ingin melayangkan tinjunya diwajah sang lawan dengan julukan sang Demon didepannya ini agar tugasnya cepet selesai dan ia dpat pulang seperti biasanya, tapi sayang tinjuannya meleset dan hanya menenai ruang kosong tepat disebelah sang lawan sedikit saja sang lawan bergerak yakinlah pukulan itu akan membawanya kerumah sakit.

"Yang tak terkalahkan, the savior benar begitu julukanmu ??" Tanya sang demon yang memakai penutup wajah putih pada lawannya.

"Ku dengar kau tak terkalahkan, dari awal kau hadir disini" lanjutnya lagi sambil menghindar pukulan yang lagi lagi melayang didepan wajahnya. Dapat dilihat sedari tadi ia tidak melayangkan pukulan satupun entah sengaja atau ia meemang tak punya kesempatan pun oleh sang lawan untuk memukul.

"Jangan banyak bicara jika kau tak ingin banyak terluka" desis kasar the savior. akhirnya the savior mengeluarkan suara walau dengan desisan kasar.

Umpan sang demon berhasil ....

"Tak ada yang tau pasti siapa kau sebenarnya, ku akui tempat ini memiliki privasi informasi yang begitu luar biasa bagi setiap anggotanya. Bahkan untuk sesama anggota" ucapnya santai sambil menghindar dari pukulan mematikan yang lagi lagi diajukan untuknya seolah olah yang ia hindari ini hanya sebuah daun yang baru saja jatuh dari tangkainya tak berpengaruh apa apa, apa lagi memberikan luka.

"Tutup mulut mu jika kau tak ingin nyawa mu hilang malam ini!!" Desis nya lagi sambil menahan kesal karena baru kali ini ia mendapatkan lawan yang mampu menggangu ketenangannya dan yang setara biasanya dalam hitungan sepersekian detik pun lawannya akan tumbang, tapi kali ini??? Bahkan waktu mereka tak lama lagi untuk bertarung.

"Benarkah?? Aku bahkan tak yakin pukulanmu dapat menyentuhku . Lagi pun yang ku tau kau tak pernah membuat lawanmu merenggang nyawa sia sia diatas ring ini, kau tau?? Kau terlalu baik hati kawan" walau tak ada yang melihatnya percayalah dibalik penutup wajah putih ini sang demon menarik sudut bibirnya menjadi garis datar walau hanya sejenak.

"Jadi apa kau tertarik menjadi saksi ku membuat satu nyawa merenggang sia sia malam ini sebagai pembuktian aku tak sebaik hati itu" muak itu lah yang dirasakan the savior selain karena pukulannya yang tak pernah tepat sasaran, sikap sang lawan yang santai dan menyebalkan ini berhasil membuatnya jengah.

"Kau terlalu sombong kawan, perhatikan sekitar mu kau hanya tumbal bagi kesenangan mereka" ucap sang demon pelan, tepat saat ia memegang tangan sang lawan untuk menghindar pukilan yang hampir saja mendarat di wjahnya.yang membuat sang lawan tertarik lebih dekat padanya

"Aku tau kau cerdas" lanjut the demon dengan bergumam tapi masih dapat ditangkap oleh indra pendengaran the savior, tapi sayang sang lawan tak peduli dengan ucapannya walau ia tahu betul maksud dari teh demon didepannya ini. The demon benar ia hanya tumbal

"Bahkan sampai tak ada yang tau bahwa yang mengalahkan mereka hanya seorang wanita padahal mereka telah melawannya berkali kali" pukulan orang dengan julukan the savior yang awalnya menggebu ingin menghabisi sang demon kini melemah, menatap lekat dan menjaga jarak dari sang demon didepannya. The savior kini menyadari betapa berbahaya orang didepannya. Pantas pukulannya tidak ada yang mengenainya karena ia yakin orang ini, orang didepannya, orang yang menjuluki dirinya sang demon bukanlah orang sembarangan.

Orang ini berbahaya

"Siapa kau!!" Ucapnya pelan dan mencoba kembali untuk memukul lawan didepannya

"Masih ada dua puluh detik untuk menyelesaikan pertarungan kotor ini pukulanmu bahkan belum bisa menyentuh ku " bukannya menjawab sang demon didepannya ini malah menjawab dengan nada yang meremehkan, ia paham bahkan sangat jika sang demon tak ingin ia tau identitasnya sebenarnya.

"Apa mau mu??" Tanya the savior sambil mencoba melayangkan pukulannya kembali kali ini tidak dengan niat mengalahkan sang lawan, tapi hanya untuk membuat para penonton yang sedang menonton mereka tidak menyadari posisinya yang terdesak saat ini.

Konsentrasinya yang bahkan selalu dapat ia jaga saat ia bertarung dengan baik kini terpecah. Bukan karena sorak penonton yang kecewa karena menyadari hasil pertarungan malam ini seri tetapi karena menyadari ada oarang lain yang mengetahui identitas nya yang selama ini ia jaga, demi apa pun.

Ia akan kalah telak malam ini jika waktu bertarung tak juga habis beberapa detik kedepan.

"Kau akan tau nanti" ucapnya sedikit berbisik menyadari jika sang penengah mengambil mic untuk menyudahi pertarungan tinju bebas didepannya ini

"TIGA...

"DUA...

TONG... TONG...

"WAKTU HABIS!!! PERTARUNGAN SERI" sorak penonton yang kecewa kini makin terdengar tak menyangka jika taruhan yang tak pernah kalah, malam ini kalah telak. pertarungan ini tidak seri The savior merasa ia telah kalah telak.

"Siapa kau??" Tanya the savior sebelum sang lawan keluar dari ring tempat mereka bertarung sebelumnya. Salah bukan mereka tapi hanya ia karena sang lawan sedari awal pertarunganpun tak ada melayangkan pukulan untuknya berbanding terbalik dengan ia yang selalu memukul tanpa jeda tapi lihatlah hasilnya sang demon ini tak terluka sama sekali.

Sang demon berbalik melangkah tepat didepan sang api penyelamat teman bertarungnya malam ini dan berkata dengan pelan

"Kau akan tau nanti kawan, kita akan banyak bertemu nanti, dalam waktu dekat ini pastinya. Waktu pertarungan ini telah usai aku memang tak berniat untuk mengalahkan kau disini, mungkin lain waktu, aku tau kau bukan hanya pertarung tinju yang amat handal tapi kau petarung yang cerdas dan aku yakin kemampuanmu akan menolong kami dalam banyak lah sebentar lagi. Jangan lupa pikirkan ucapanku" kini sang demon melangkah pergi pertarungan malam ini cukup. Tapi baru saja kakinya melangkah kini terhenti kembali tapi kali ini ia tak berbalik dan berkata dengan pelan agar hanya sang lawannya tadi yang dapat mendengarnya.

"Oh ya... Aku hampir melupakannya aku ada meninggalkan pesan untukmu, sampai jumpa Charneta"

Dan hal itu sukses membuat sang lawan bicara terdiam dan tak dapat berkata apa apa dan untuk yang kedua kalinya ia menyadari.

Jika Sang demon sangat berbahaya

☄☄☄

Bersambung...