Lyra mendelik. Semakin ke sana, Lyra semakin bingung terhadap sikap Martin. Martin buat posisi Lyra seperti papan catur. Memakai untuk di korbankan dengan mengatur strategi terbiasa. Sehingga bisa memenangkan permainan.
"Aku bingung dengan sikapmu Martin. Kau marah aku dekat-dekat Arsy, tapi kenapa kamu terus menempatkanku berada bersamanya?"
"Karena dia yang pantas menyelesaikan urusan ini. Aku profesional, tidak mencampurkan hal pribadi dan aspek kelayakan."
"Sebenarnya apa yang kau inginkan?" Lyra menundukkan. Tidak paham terhadap tindakan Martin. Lyra pusing. Martin rumit.
"Kau menghancurkan hidupku," cicit Lyra pelan.
Sial sekali nasib Lyra menikah dengan orang tidak punya perasaan semacam Martin. Lyra habis perasaannya di tangan Martin. Terkikis yang lama-kelamaan akan habis dimakan waktu. Martin membuat Arsy merasa sangat bodoh. Martin memposisikan Lyra dalam kegelapan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com