Matahari sudah terbit sejak tadi, tapi ketiga orang itu malah tengah ribut akan hal yang tidak berguna. Hanya karena masalah pakaian mereka yang harus formal membuat si kembar kesal. Mereka berharap menggunakan pakaian santai untuk membantu rakyat biasa.
Tapi Sean terus saja memberikan mereka sebuah pakaian formal namun masih terkesan santai untuk si kembar. Dasarnya si kembar yang membenci sesuatu yang menyusahkan itu langsung menolak mentah-mentah akan saran Sean.
Mereka hanya berharap menggunakan seragam sekolah saja dan tidak akan menggunakan pakaian yang di perlihatkan Sean.
"Kami tidak mau!!" Rimonda berteriak menatap ke arah Sean yang menatapnya tajam.
Mendapatkan tatapan tajam tidak membuat Rimonda ciut, dia langsung membalas tatapan Sean lebih tajam. Bahkan Ramon sampai merinding melihat adik kembarnya yang begitu mengerikan saat marah. Dan benar saja tidak lama setelah itu Sean langsung mengehela nafas kasar.
"Ya sudah terserah kalian" ucap Sean dengan nada pasrah akan keingian si kembar.
Keduanya langsung tersenyum dan mengambil jubah seragam mereka, seragam dengan pakaian berwarna putih dan bawahan berwarna hijau pine lalu jubah hitam itu mereka gunakan dengan baik.
Merasa puas keduanya langsung menatap Sean yang sejak tadi melihat mereka "ayo berangkat"
Ramon langsung mengucapkan mantra sampai mereka bertiga sampai di sebuah tempat yang menjadi wabah itu terjadi. Banyak orang yang berlalu lalang membuat mereka bertiga menatap khawatir akan nasib semua orang.
Tapi tiba-tiba saja ada seseorang yang mendekati mereka, tentu saja mereka terkejut saat orang itu memohon bantuan pada Sean. Bukan tanpa alasan orang itu melakukan hal itu, pakaian yang di kenakan Sean menujukkan bahwa dirinya adalah Kesatria Kuil Suci.
"Anak muda, tolong anakku.."
Wanita paruh baya itu menangis, memohon pada Sean yang terlihat kasihan. Sean langsung berjongkok menatap wanita itu yang menangis karena anaknya tengah terbaring di atas tanah tanpa ada yang berniat menolong.
Itu semua terjadi karena pihak tempat kesehatan kekurangan tempat dan anak wanita itu bukan satu-satunya orang yang tidak mendapatkan perawatan. Masih banyak orang yang berbaring di atas tanah bersam dengan anak wanita itu.
"Saya tidak bisa membantu anda, tapi gadis ini yang akan membantu anda" Sean melirik Rimonda yang membuka tudung jubahnya.
Terlihat jelas rambut perak dengan warna ungu di bagian bawah rambutnya. Wanita itu jelas terkejut melihat seorang Putri Kekaisaran datang. Wanita itu tidak tau wajah orang-orang Kekaisaran tapi dia jelas tau ciri-ciri orang-orang Kekaisaran yang bergitu berbeda dari mereka.
"Yang Mulia Putri"
Wanita itu langsung bersujud dengan Rimonda yang terlihat tidak nyaman, dia yang biasanya mendapatkan tatapan rendah sekarang harus melihat orang lain bersujud padanya. Dengan cepat Rimonda membungkuk mengangkat tubuh wanita itu untuk bangkit.
Dan semua orang yang melihat kejadian itu langsung mendekati Rimonda dan memohon pertolongan padanya. Jelas Rimonda tidak bisa membalas mereka dan Ramon yang harus mengatasi hal ini. Tudung Ramon dia buka membuat orang-orang lebih terkejut lagi.
"Kami anak kembar dari Kaisar saat ini, kami akan membantu kalian tapi bisakah kalian memberi kami ruang" Ramon tersenyum di akhir ucapannya.
Dia berharap dengan ini semua orang bisa tenang dan benar saja semua orang mulai mundur membuat Rimonda menatap Sean yang menarik dirinya mendekati tempat kesehatan. Ramon hanya melihat bagaimana tubuh Rimonda mulai bersinar menujukkan warna sihir miliknya yang sangat cantik.
Sinar keemasan juga menjadi penghias paling cantik di sihir Rimonda dan Sean langsung menutup matanya dengan sihir keemasan yang semakin banyak. Kedua sihir itu meledak dan semua orang terlihat kagum akan hal yang baru saja mereka lihat.
Tidak lama setelah itu Rimonda terjatuh dengan Sean yang membantu menopang berat tubuhnya. Tubuhnya terasa begitu lemas untuk bisa berdiri tegak dan Ramon langsung merangkul Rimonda "kau keren!" hal itulah yang Ramon katakan pertama kali.
Dan Rimonda tersenyum sampai mereka bertiga bisa mendengar suara teriakan semua orang yang melihat keluarga mereka terlihat sehat. Ternyata hal yang dia lakukan selama ini tidak sia-sia, dia akhirnya bisa memberikan kebahagiaan untuk orang lain dan menurut Rimonda ini adalah hal yang menakjubkan.
"Kau berhasil, saya senang anda berhasil melakukan sesuai harapan saya Yang Mulia Putri" Sean membungkuk membuat Rimonda dan Ramon terkejut.
Peraturan bahwa pihak Kuil Suci yang akan bersikap biasa pada pihak Kekaisaran membuat keduanya tidak percaya bahwa Sean bersikap formal padanya.
"Saya akan bersumpah akan membantu Yang Mulia untuk mencapai keinginan anda"
Keduanya kembali terkejut menatap Sean yang tersenyum dengan sebuah bibir yang mencium telepaknya. Sihir emas itu kembali hadir dan berputar di tangan Rimonda membuat Rimonda terdiam dengan pandangan kosong.
Sumpah seorang kesatria itu biasanya menggunakan pedang tapi karena Sean tidak bisa melakukannya karena Rimonda tengah lemah. Makanya dia melakukan seperti ini, dan sumpah yang dilakukan Sean adalah sumpah untuk menyerahkan dirinya pada Rimonda. Ini bukan hal biasa dan Ramon sampai tidak bisa paham akan alasan Sean yang melakukan hal ini.
Dimana Sean yang bertingkah buruk pada mereka, yang ada hanya Sean yang terlihat begitu gagah untuk anak berumur lima belas tahun. Di umur yang masih muda dia sudah menjadi seorang kesatria Kuil Suci dan itu adalah sebuah kehormatan bagi Rimonda mendapatkan sumpah dari kesatria Kuil Suci.
"Aku terima sumpahmu" jawab Rimonda menatap Sean yang tersenyum lebar padanya.
"Terima kasih Yang Mulia Putri, kami sangat berterima kasih pada anda"
Seorang pria paruh baya datang dengan dua orang yang berada di belakangnya. Sepertinya dia adalah seorang Baron yang tinggal di desa ini. Dan Rimonda langsung membungkuk membuat pria itu terkejut.
Pria itu langsung membungkuk memberikan salam pada anak Kekaisaran "salam pada Yang Mulia Pangeran dan Yang Mulia Putri Veddira sang Bintang Kekaisaran"
Mereka berdua mengangguk menatap ketiga orang itu yang terlihat begitu bahagia akan bantuan dari Rimonda. Dan Rimonda langsung berdiri tegak di bantu Ramon yang menumpang berat tubuh adik kembarnya.
"Saya senang kalian semua selamat" ucap Rimonda membuat semua orang bersorak akan ucapan Rimonda.
"Hidup Bintang Kekaisaran..."
Suara sorakan itu terdengar dari arah para rakyat Kekaisaran, Rimonda langsung tersenyum menatap Sean dan Ramon bergantian yang juga menujukkan senyuman mereka. Hari ini ternyata dia mendapat hal yang begitu menakjubkan, dari senyuman semua orang dan juga Sean.
Sean yang menjadi kesatrianya sekarang. Rasanya seperti mimpi dan Rimonda tidak akan pernah melupakan momen hari ini selamanya. Hari yang begitu menyenangkan dan melelahkan baginya.
'Kami pasti bisa menepati janji kami padamu Dewi'
mulai dua hari yang lalu aku memutuskan unuy up setiap dua hari sekali, karena sulit untukku up setiap hari. maaf..