Sakura merona merah. Apakah terlihat seperti itu? Ia merasa wajahnya datar-datar saja ataukah dia itu termasuk orang-orang yang bisa membaca ekspresi seseorang? Lebih baik hati-hati. Sudah terlanjur terlihat seperti itu, terpaksa ia mengeluarkan senjata terakhir miliknya. "Aku ingin mengobrol denganmu," katanya.
Reon menaikan alisnya, bingung. "O ... ke?"
Kenapa ekspresi Reon membuat ucapannya terdengar bodoh? Apakah ia salah?
"Ingat kan 'soal' Asuka," Sakura memberi petunjuk.
"Oh, benar," Reon berdeham. Harapannya sempat pupus tadi, karena diungkit oleh Sakura, ia berharap lagi. Agak aneh memang, kencan buta ini tak boleh diketahui oleh teman-temannya.
Sakura bangkit berdiri. "Kita lanjut di meja bar saja."
Semua teman-temannya berhenti minum, terkejut akan kata-kata Sakura, termasuk Reon sendiri.
Bukankah ini rahasia?
"Wah~ ada apa dengan kalian berdua~?" goda Kota.
"Iya~ kenapa dengan kalian~?" Asuka ikut-ikutan, menyeringai lebar.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com