"Hm," Starla berhenti di depan aula, tempat ini dijadikan klub pencak silat karena sekolah belum cukup untuk membuat gedung khusus klub bahkan lapangan voli bersebelahan klub panjat tebing, dan bola basket, hari seninnya dipakai buat upacara.
Klubnya masih bagus memiliki lapangan di sekolah, klub bulu tangkis malah tak dapat, malah menyewa gedung di luar sekolah.
Entah kapan sekolah mulai membangun olahraga dalam ruangan seperti sekolah bergengsi lain, mengingat sekolahnya merupakan sekolah terfavorit di kotanya.
Starla memberanikan diri mengintip ke dalam, suasana di dalam mengejutkan ramai sekali, kebanyakan para perempuan, sesuai dugaannya banyak yang masuk karena mendengar Aozora ke pencak silat.
Di sana, ia melihat pemuda itu berdiri di antara para perempuan, begitu mencolok, tengah menerima seragam klub dari salah satu gurunya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com