"Pemanasan sudah selesai, pelajaran hari ini adalah lompat jauh."
Semua murid mengangguk.
"Untung sekali kau, Starla." Luna berbisik.
Starla bingung. "Apanya yang beruntung?" ia akan masuk klub bola voli bukan klub lompat jauh lagi pula tidak ada klub lompat jauh.
Untunglah juga semester satu tidak ada pelajaran bola voli.
Yang sudah-sudah, ketika grup perempuan bermain bola voli tidaklah semenyenangkan grup lelaki, kebanyakan mereka hanya bisa servis bawah tanpa bisa membalas bahkan terkadang servis bawah pun tidak bisa, jadi membosankan.
"Bola voli kan sering melompat, kan?" tanya Luna dengan polosnya.
Starla menepuk keningnya. "Bukan seperti itu cara bekerjanya," katanya. "Sudah, perhatikan saja instruksi Pak Abdul, nanti dimarahi."
"Aku yakin lompatanku takkan jauh." kata Luna.
Starla memutar bola matanya; mengeluh sebelum mencoba, tipikal Luna. Ia mencari tempat strategis agar bisa melihat dan mendengar jelas penjelasan Pak Abdul.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com