webnovel

The Lost City: El Dorado

SinB dan teman-temannya sedang bermain poker, tiba-tiba mereka merasakan getaran apa yang terjadi sebenarnya? Robert adalah anak dari keluarga terpandang Arkeolog Jackson Anderson, ia sedang mencar cara untuk menyelamatkan keluarga, sahabat, dan istrinya dari incaran Sam. Bisakah Robert menyelamatkan mereka? Gen-Ben [Update setiap hari Selasa] Jangan lupa share!

kidd17 · Book&Literature
Not enough ratings
33 Chs

Chapter 28: Welcome To El Dorado (Part 1)

SinB mengelap keringatnya karena lalu menatap langit, karena panas teriknya matahari, "gila panas banget anjir" SinB membuka kaosnya lalu mengelap wajahnya, "hilih, kurus ceking malah di buka" SinB langsung memutar matanya malas, "makanya, olahraga" Author melempar kaos putihnya lalu SinB memakai kaos tersebut, "panas banget" Author mengangguk setuju, "kamu gapapa?" Pacar Author menggeleng, "aku haus.. ini hutan tapi panas" Author tersenyum, "bentar lagi nyampe kayanya" Author menghembuskan napasnya lalu mengelap keringat dengan kaosnya.

"NOH BADAN TUH KEK BANG AUTHOR! KALIAN SEMUA KURUS CEKING KEK TENGKORAK" Author menghembuskan napasnya, "yang penting masih idup, mpok" Jihyo hanya menyengir bagai quda, Irene langsung menunjuk ke atas dan Author langsung tersenyum, "itu bangunannya keliatan" Author menghembuskan napasnya dan ia melihat ular Equis. "Diem semuanya ada uler" SinB langsung naik di punggung Author dan Author langsung berlutut. "ANJIR LO BERAT" SinB tidak mau turun dari punggung Author dan mereka kini terjebak.

"Kamu gak takut sama uler kan?" Author menatap Pacar Author lalu mengangguk, "kamu takut?" Pacar Author mengangguk, seluruh orang yang ada di situ hanya diam karena mereka melihat satu ular menatapnya. "Gue gak mau mati anjir" Author menepuk kepala SinB menggunakan batang pohon "sama gue juga, gak mau mati!" Author langsung memnbuang batang pohon tersebut lalu menghembuskan napasnya. Author mengambil tangan tengkorak dari gua yang kemarin mereka jelajahi.

"GUE KIRA LO UDAH NGEBUANG SEMUA TENGKORAKNYA" Author langsung menghembuskan napasnya berkali-kali lalu menatap ular yang ada di depannya, "halo, uler..." Author berjalan pelan lalu menatap matanya, "ehehehe.. kita mau lewat ya?" Ular tersebut masih mengawasi gerak-gerik Author. "Nama gue Author Anderson, kalo uler mau nolongin..." Robert langsung mengaitkan ular tersebut menggunakan batang pohon, dan membuangnya ke semak-semak yang di lalui ular tersebut.

Author langsung memeluk Robert erat "makasih buyut, makasih..." Robert hanya memutar matanya malas, "cepat kita lanjutkan..." Author dan Robert melihat kodok kecil "itu..." Author mengangguk, "Poisoned Dart Frog" Author langsung memukul tangan Robert menggunakan tangan tengkorak yang ia bawa. "lo nyentuh lo mati" Robert mengangguk dan mereka langsung melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda. "Aku baru tahu kalau kau sangat takut dengan ketinggian dan ular" Author menggaruk rambutnya.

"Kalo di gabungin mending gue mati aja" Author hampir jatuh karena mereka melihat lubang yang penuh dengan kalejengking, "what the hell is going on with this jungle!" Author langsung mendapatkan geplakan dari Robert menggeplak Author, "bisakah kau sopan sedikit? Menghormati binitang liar ini?" Author mengusap kepalanya, "gue bener-bener bisa jantungan asli" Author mengelap keringatnya, "apa yang harus kita lakukan selain berhati-hati?" Author langsung mengecek sms di hapenya lalu menghembuskan napasnya kasar.

"Ini pasti ada apa-apa, Ryujin gak mungkin ngabaen sms" Author langsung menonaktifkan hapenya lalu ia mencabut simcardnya. "Gue bener-bener gak tau harus gimana" Author langsung menyalakan EMC dan ia langsung mengaktifkan hape satelitnya. Author langsung berjalan menuju arah El Dorado berada.

.

.

.

.

.

.

Ryujin langsung di tinju oleh Limario sementara Yeji hanya diam dan tak berdaya, "gue gak akan pernah..." Jennie langsung menggeram, "jangan gegabah kita harus hati-hati" Jennie hanya menggeream, "gue tau kalo lo marah, tapi Yeji dan Ryujin perlu lo" Jennie hanya diam, "gue berasa gak guna" Jessica menatap Jennie lalu memeluk Jennie erat, "lo bilang tas lo itu limited edition? Tapi itu bukan kan?" Jennie menggeleng, "tasnya dari Author, Yeji sama Ryujin. Mereka patungan" Jessica mengangguk.

Jessica menepuk punggung Jennie lalu melepaskan peukannya, "denger ya Jennie Kim" Jennie menatap mata Jessica lalu menghembuskan napasnya, "gue gak akan bilang kalo berguna, tapi lo seharusnya bisa berguna buat mereka. Lo hacker, Jen. Mereka gak bisa hack pertahanan lo" Jennie menatap mata Jessica, "Author, Ryujin, Yeji punya kelebihan masing-masing, tapi mereka punya kelemahan, begitu pula lo juga kan?" Jennie langsung menghapus air matanya. "Lo berguna, tapi dengan cara lo" Jessica langsung memberikan remote control drone.

"Lo bisa kan nge hack sistem mereka pake drone?" Jennie mengangguk. Jessica langsung mengeluarkan pistolnya lalu menghembuskan napasnya kasar, "siap?" Jennie mengangguk lalu senggugukkan. Ryujin langsung menendang Yeji lalu Yeji membuka matanya lalu terbatuk-batuk, "lo gapapa?" Ryujin menghembuskan napasnya kasar lalu menatap ke sekelilingnya lalu membantu Yeji untuk bangun.

"Gila tinjuannya mantep pake banget" Ryujin memegang pipinya, Yeji langsung menghembuskan napasnya kasar lalu menatap tembok di sampingnya, "gue laper asli" Yeji mencegah Ryujin lalu menggeleng dan ia melihat pintunya terbuka, Limario datang bersama Jessica di tangannya lalu Jessica di dorong oleh Limario "kalian masih tidak mau mengaku dimana Jennie, baiklah jangan salahin gue kalo dia udah koid" Yeji yang ingin memukul Limario langsung di tahan oleh Ryujin.

"Jangan, dia mancing lo" Yeji menghembuskan napasnya, "kalo mau cari Jennie, jangan tanya kita bertiga" Jessica tersenyum, "dia udah nyusul Author" Limario mendengar suara teriakan dan suara tembakkan dari luar. Yeji, Ryujin, dan Jessica langsung mengambil kesempatan tersebut untuk menumbangkan Limario dan mereka langsung berlalri menju dimana barang mereka yang sudah di amankan oleh Limario dan anak buahnya.

"Lo kok ngebiarin kak Jen..." Jennie masuk sambil membawa MK-5 lalu melemparkan tas milik Ryujin dan Yeji, "punyanya kak Jess sudah dalem mobi, ayok berangkat" Jennie langsung melemparkan MK-5 kepada Yeji dan Jessica lalu memberikan sniper kepada Ryujin. "Ayok cepet" mereka langsung keluar dari camp tersebut dan mereka langsung masuk kedalam mobil Hammer dan Jennie menyalakan mesinnya.

"Pegangan" Jennie langsung memasukkan gear dan mentancapkan gasnya dan ia langsung menghembuskan napasnya kasar dan melihat kebelakangnya, "keknya ada yang ngikutin deh" Ryujin dan Yeji langsung meihat beberapa grenade dan grenade launcher lalu mereka tersenyum, "Jen, drifting" Jennie langsung melakukan teknik drifting lalu Ryujin dan Yeji membuka jendelanya dan mereka melempar grenade ke pohon. Ryujin langsung naik ke atas atap mobil tersebut lalu Yeji memberikan grenade launchernya.

"Hampir aja" Ryujin langsung berdiri dan melihat sasarannya lalu tersenyum. "FIRE IN THE HOLE" Ryujin langsung menembak mobill yang mengejarnya lalu mobi tersebut meledak dan tebakar dan juga memberikan efek domino. Jennie langsung mengerem mendadak dan Ryujin terjatuh. "ANJIR SAKIT" Yeji, Jennie dan Jessica lansgung keluar lalu membantu Ryujin turun dari atap mobilnya. "Gimana? Lo berdua gapapa?" Yeji menatap Ryujin, "dia yang paling parah" Jessica mengangguk. Jennie langsung memeluk Yeji dan Ryujin erat. "Ini kenapa dah??" Jennie menghapus air matanya lalu menggeleng, "dia khawatAAAAAAAAAAAAA..." Jessica mengusap-usap kakinya karena Jennie memukulnya dengan sepatu heels miliknya.

"Dasar" Yeji dan Ryujin tersenyum lalu memeluk Jennie dengan erat, "yang penting lo gapapa" Jennie membalas pelukkan keduannya lalu menepuk-nepuk punggungnya, "udah sekarang fokus kita harus gimana, yang penting ada mobil. Semuanya jadi cepet" Jennie melepaskan pelukkannya lalu mengangguk, "mobilnya ada tracker" Yeji mengangguk. "Lo bisa pindahin sistemnya ke trackingnya Author?" Jennie mengangguk. "Perlu beberapa hari" Yeji mengangguk lalu menatap Ryujin.

"Lo kuat jalan kaki?" Ryujin menggeleng, "gue punya cara yang lebih efesien ketimbang ini" Yeji menatap Ryujin, "Author pasti udah ngeaktifin pengacau sinyal. Dan dari sini..." Ryujin merasakan sakit di tulang rusuknya. "hey... KAK JESS, KAK JEN!" Yeji langsung membuka bagasinya dan melipat kedua kursinya, "apapun, yang menurut lo bener, lakuin sekarang" Yeji menatap Ryujin, "gue bakal berjuang demi kalian dan Chaeryoung, percaya gue" Yeji mengangguk. "Kak Jes nyetir, kak Jen tolong cari cara buat kontak Author, gue yang coba obatin Yeji" mereka semua langsung melaksakan apa yang di perintah oleh Yeji.

.

.

.

.

.

.

SinB yang mendengar suara ledakan dari hutan langsung menghembuskan napasnya kasar lalu ia menatap ke arah timur, "ada yang baku hantam" Author langsung merebut binocular yang di pegang oleh SinB lalu tersenyum, "Ryujin, Yeji, Jennie dan Jessica masih idup" SinB menatap Author bingung, "lo denger samar-samar suara sebelum itu meledak?" SinB mengangguk, "kek hole-hole gitu lah" Author tersenyum lebar, "itu Ryujin, 'fire in the hole...' itu kode kita" Author menepuk bahu SinB.

"Good job" SinB mengangguk, "terus??" Author langsung melihat jamnya lalu menghembuskan napasnya kasar. "kita gak tau anak buah Limario pasti nyari mereka berempat, sementara gue adalah targetnya, kalo bisa... kita ngambil jalan muter. Tapi bakalan lama lagi" SinB menghembuskan napasnya. "Lakukan yang terbaik" Author menggeleng, "kita gak punya waktu lagi" Author menatap langit yang tadinya cerah kini lama-lama menghitam.

"Let's go" Author langsung membantu Pacar Author dan yang lain untuk naik, "kamu gapapa?" Author menggeleng, "aku khawatir sama Ryujin dan yang lain" Pacar Author mengangguk, "aku ada ide tapi kamu gak akan setuju, aku takut nyawa kamu juga ikut terancam" Pacar Author langsung menghembuskan napasnya kasar.

"Jangan" Author mengangguk, "aku tau" SinB hanya diam lalu menghembuskan napasnya, "gue gak mau kena masalah lagi paham" SinB berjalan mengikuti Wendy dan Sowon.

.

.

.

.

.

.

SinB melihat bangunan yang berlapis emas lalu menatap puncaknya lalu tersenyum, "kita harus bersembunyi agak dalem..." Author langsung menunjuk salah satu gua yang agak menjorok kedalam lalu mereka menghampiri gua tersebut. Author melihat lukisan yang ada di dinding gua tersebut lalu mengsuap tulisannya, "mereka pernah mendatangi gua ini lalu peperangan pun pecah, perang saudara..." Author menghembuskan napasnya, "apa menurutmu ada kaitannya dengan Clemont dan Anderson?" Author mengendikkan bahunya.

Author langsung menatap gambar satunya, "hanya salah satu dari kedua klan tersebut yang dapat mengembaikan sang pusaka dan menghapus kejahatan untuk selamanya" Author menatap belati yang di pegangnya, "sekarang gue tau maksudnya" Author langsung meletakkan tasnya lalu ia mengeluarkan laptop dan mengeluarkan hapenya, "gue ngerasa pernah ngeliat gambar ini pas di museum waktu itu" Author langsung menunjukkan gambarnya lalu menghembuskan napasnya kasar.

"Gue gak bilang karena gak yakin" Author menghembuskan napasnya lalu mengeuarkan tabung yang ia dapat dari Columbus's First Voyage di pulau Bahamas. "Apa yang kau lakukan sekarang adalah hal yang paling berbahaya" Author menggeleng, "gue gak menginginkan kekuatan tapi gue hanya cuman mau semuanya selesai" Robert menggeleng.

"Author dengarkanlah aku!" Author menghembuskan napasnya lalu memejamkan matanya, "maaf gue..." Robert mengangguk lalu mengusap punggung Author. "Gue..." Robert menepuk-nepuk punggung Author, "aku mengerti" Robert menatap kuil El Dorado dari dalam gua, tersebut. "Hanya kau yang dapat masuk ke dalam kuil itu" Author hanya diam, "lebih baik kita istirahat di sini, kalian bisa berenang, mandi. Karena di sini sumber mata air terlindungi" Author langsung mengambil perlengkapan mandinya.

"Berhenti!" Author menengok ke belakang lalu menatap Pacar Author, "aku mau ngomong sama kamu" Author mengangguk, "selama bukan hubungan kita, aku dengerin" Author dan Pacar Author langsung berjalan menjauh dari kerumunan. SinB langsung menghampiri Robert, "ada apa?" SinB membisikkan sesuatu lalu Robert hanya diam, "maksudmu?? Author?" SinB mengangguk. "Tidak mungkin Author begitukan?" SinB mengangguk.

"Gue rasa dia di jebak" Robert mendengkus kesal lalu menatap SinB, "guenakan seluruh pengaruhmu untuk melacak orang tersebut, mengerti?" SinB mengangguk lalu ia menghampiri Wendy dan Sowon yang sedang bermain air.

.

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.