Dorr..
Satu tembakan peringatan saja cukup untuk menghentikan keributan. Athena datang, berdiri dengan penuh wibawa memasuki sebuah ruang pertemuan yang di hadiri oleh petinggi penting, ah sudah lama ia tidak mengunjungi ruangan ini.
"Camorra akan di pimpin oleh Athena. " ucap Tryan.
Tak ada yang protes karena mereka tahu tentang Athena, perempuan yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Bagaimana tidak, ketika berumur 13 tahun ia bisa menghabiskan lebih dari 10 orang pria dewasa, dan itu merupakan sejarah yang tak akan terlupakan.
Dengan tangan terbuka Athena disambut oleh anggota Camorra. Camorra akan kembali pada masa kejayaannya walau identitasnya sebagai pemimpin Camorra akan di tutup serapat mungkin.
Bruukk..wanita itu melempar tubuhnya ke atas kasur. Menghela nafas lega karena semua berjalan lancar, kemunculan dirinya tentu membuat gempar dalam dunia pebisnis dan dunia mafia.
"Juan! " Ramon datang membawa berita penting.
"Apa lagi? "
"Kau lihat ini! "
Athena Zilgasta di angkat sebagai presiden direktur utama kemunculannya yang mendadak membuat gempar.
Sebuah artikel menyebut kan nama yang selalu ia cari dari 10 tahun yang lalu.
"Kau tahu wanita ini pemegang saham sebesar 70% dari Zilgasta Company. Dan kau tahu di Haze group ia memegang sekitar 15%,wah ternyata kedudukan wanita ini sangat tak main-main. " Ramon menggeleng kepalanya takjub, betapa mulusnya perjalan wanita itu.
"Tapi kenapa dia baru muncul sekarang? Sepuluh tahun terakhir tak ada namanya ataupun jejaknya, kenapa sekarang malah sebaliknya? " Ramon sedikit terkejut mendengar suara Romeo yang datang tiba-tiba.
"Mungkin ada hal yang tak bisa ia hindari. " lagi-lagi Ramon terkejut mendengar suara Revi, mengapa ia tak menyadari jika kedua sahabatnya itu berada di dekatnya.
"Atur jadwal pertemuan dengan Zilgasta Company. " perintah Juan.
"Tapi—"
"Shuutt.. " Revi memberi kode agar Ramon tak memancing amarah Juan, Karena ia tahu Juan sedang menahan emosinya. Tanpa disadari kepalan tangannya yang kuat sedikit melukai telapak tangannya.
Athena berada di rumah tempat ia di besarkan, rumah besar yang kini tak berpenghuni. Namun masih tetap dengan keadaan bersih dan terawat. Sudah sepuluh tahun ia meninggalkan rumah ini, tetap tak ada perubahan. Kenangan-kenangan Indahnya bersama Isran kembali terlintas di dalam kepalanya.
Krekk..pintu kamar Isran di buka, aroma ruangan yang membuatnya semakin rindu dengan kehadiran Isran. Biasanya begitu ia membuka pintu itu, Isran akan duduk di balkon kamar sambil membaca koran.
Deritan kasur dinaiki terdengar, Athena duduk sambil melihat seisi ruangan. Tak ada yang berubah, kamar itu tetap sama. Athena membuka laci meja yang berada di samping kasur, tak ada alasan hanya ingin membukanya. Terdapat sebuah kotak kayu kecil, begitu di buka ia menemukan sebuah gelang.
Gelang dengan beberapa kupu-kupu sebagai hiasannya, hadiah pertama Isran untuknya. Di sisi samping gelang ia menemukan noda darah, ternyata Isran memakainya di perang terakhir nya. Air mata nya kembali mengalir, dadanya begitu sesak. Mengapa Isran meninggalkan luka yang begitu dalam.
Sekitar sejam ia berada di kamar, begitu ia bisa mengendalikan dirinya Athena keluar dari kamar.
"Dimana Fildan? " Tryan sudah menduga cepat atau lambat ia akan diajukan pertanyaan itu.
"Ia meminta untuk berhenti berurusan dengan Camorra, karena ia sudah memiliki keluarga. " jawab Tryan, terlihat raut iri di wajahnya.
Saat itu Fildan terluka parah, dan Isran berjanji akan mengabulkan permintaannya.
"Aku ingin berhenti, kau tahu Silvia tengah mengandung anakku. Aku ingin menjaganya."
Walau ia koma selama beberapa minggu, namun Fildan sadar dan permintaan nya di kabulkan oleh Isran. Sekarang pria itu sudah hidup dengan tenang dan damai.