webnovel

Pangeran Philo?

Berita penyerangan putra mahkota dan putri Athena sudah sampai ketelinga raja. Dengan geram ia menyuruh semua penghuni istana untuk berkumpul.

Atmosfir di istana sangat berbeda. Semua orang berdiri was-was takut mereka akan menjadi sasaran selanjutnya. Sementara Athena, wanita itu duduk tenang dengan tatapan kosong. Sejak kejadian semalam, ia tak bisa tidur. Pikirannya melayang-layang mencari siapa dalang dibalik ini semua?

Ada beberapa orang yang masuk dalam daftar tersangka. Pertama, mereka adalah musuh pangeran Philo yang berusaha mengancamnya melalui Athena. Kedua, mereka adalah suruhan Calista wanita kesayangan Philo. Dan yang ketiga, mereka adalah orang suruhan Philo. Athena tak menyimpulkan begitu saja. Ia telah berpikir dan menemukan sebab penyerangan itu. dan hanya tiga alasan itu yang boleh diterima oleh logika. Perihal putra mahkota Athena punya banyak spekulasi.

"Menurut kalian semua, siapa dalang dibalik penyerangan semalam?" tanya raja.

"Hamba tak bisa menangkap salah satu yang berhasil lari yang mulia. Hamba tak bisa menjelaskan dengan pasti siapa dalangnya." Jawab pengawal istana.

"Maafkan kelancangan hamba yang mulia. Menurut hamba, penyerangan putra mahkota dilakukan oleh orang yang menginginkan takhta. Jika tidak, mungkin ia adalah seseorang yang mencintai putra mahkota atau putri mahkota." Ucap Athena dengan tenang.

"Bagaimana kau bisa berkesimpulan seperti itu putri Athena?"

"Hamba sudah memikirkannya ribuan kali yang mulia. Bukankah putra mahkota sudah diserang beberapa kali? Tak ada yang berani melakukan itu selain ia memiliki ambisi untuk menguasai takhta."

"Jadi maksudmu pelakunya berasal dari dalam istana?" tanya pangeran Agusto.

"Hamba tak mengatakan bahwa pelakunya berasal dari dalam istana yang mulia. Bisa saja pelakunya berasal dari luar."

"Putri Athena benar. Itu berarti aku harus memperketat penjagaanmu putra mahkota. Kau tak boleh terluka." Kata raja.

"Dan kau putri Athena, bagaimana bisa ketiga orang itu lenyap?"

"Pengawal hamba yang melakukannya yang mulia."

"Baiklah, kalian boleh kembali ke kediaman masing-masing dan tetap waspada."

Semua orang yang ada di istana segera bubar. Saat Athena keluar, tak sengaja ia bertatapan dengan Philo. Tatapan pria itu sangat tajam dan penuh kebencian serta kemarahan yang tertahan.

Dari situlah Athena merasakan hatinya teriris-iris. Ia tahu siapa pelakunya. Kini ia benar-benar sadar betapa bencinya pangeran Philo padanya.

"Aku tak menyangka kau punya rencana untuk membunuhku pangeran." Katanya pelan sambil berlalu meninggalkan pangeran Philo yang membatu. Jantungnya berpacu dengan cepat mendengar ucapan Athena barusan.

"Ia tahu? Lalu kenapa ia diam?" gumamnya.

Air mata Athena mengalir tanpa ia duga. Hatinya benar-benar sakit mengetahui kebenaran itu. sebesar itukah tingkat kebencian suaminya?

"Tunggu!!!" suara teriakan itu terdengar bersama dengan sebuah tangan kekar yang menarik tangan Athena. Wanita itu menoleh dan mendapati wajah merah suaminya.

"Apa maksudmu? Berani-beraninya kau menuduhku melakukan itu!"

"Aku tak menuduhmu pangeran. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."

"Kau berbicara tanpa bukti menunjukkan betapa rendahnya dirimu untuk menjadi anggota kerajaan." Kata-kata Philo begitu tajam.

"Aku tahu aku hanya anak pungut. Tapi aku tak pernah melakukan sesuatu yang dilakukan anak pungut pada umumnya pangeran. Aku punya buktinya. Tatapanmu barusan menjelaskan semuanya." Athena menepis tangan Philo.

"Berani sekali kau. Jangan bicara sembarangan atau aku akan membunuhmu!!!!" ancam pangeran Philo.

"Kau tenang saja pangeran. Aku tak akan buka mulut mengenai hal ini. Aku akan menjadi istri paling berdosa jika aku menjerumuskan suamiku kedalam bahaya." Ucap Athena dengan senyum lembutnya. Usai mengatakan itu, Athena meninggalkan Philo yang masih berdebat dengan pikirannya.

Athena kembali ke kediamannya dan mendapati seekor kuda disitu.

"Hari ini aku punya tamu." gumamnya.

Athena masuk dan matanya berbinar-binar melihat kakaknya ada disitu. Seketika suasana hatinya berubah menjadi cerah.

"Kakak aku sangat merindukanmu." Ia berlari dan memeluk Apollo.sungguh ia merindukan kakaknya. Ia tak tahu harus berkata apa melihat kakaknya ada disini disaat hatinya sedang terluka. Bagi Athena, Apollo adalah salah satu dari 3 pria terbaik setelah raja Zeus dan James.

"Kau pikir aku tidak? Aku sangat merindukanmu adikku yang manis." Apollo mengecup kening Athena beberapa kali seperti yang biasa ia lakukan bila mereka berpelukan.

"Ada apa ini? Kenapa adikku tampak muram? Apa kau sedih karena tubuhmu terluka?" tanya Apollo lembut.

"Tentu saja tidak. Kau sendiri tahu aku hidup dengan pedang sejak kecil. Aku seperti ini karena sangat merindukanmu." Jawab Athena dengan manja.

"Baiklah. Aku kesini hendak membawamu ke Matinus karena raja sangat mengkuatirkanmu Athena."

"Benarkah? Aku akan sangat senang bila kau membawaku kesana."

"Bagaimana dengan suamimu?"

"Aku yakin kau punya banyak pertanyaan kakak. Aku akan meminta izin pangeran setelah itu kita pergi."

Apollo dan Athena menunggangi kuda yang sama. Athena sangat bahagia karena bisa merasakan pelukan hangat kakaknya lagi.

Mereka menuju ke kediaman pangeran Philo.

Dengan tenang Athena memasuki kamar Philo dan mendapati pria itu sedang mengasah pedangnya.

"Salam untukmu pangeran."

"Ada apa?"

"Hari ini aku meminta izin mengunjungi keluargaku di Matinus."

"Hm."

Athena meninggalkan Philo.

"Bagaimana?" tanya Apollo ketika Athena keluar.

"Aku diizinkan."

Apollo tersenyum lalu membantu Athena menaiki kuda.

"Peluk aku erat-erat kakak. Kau tahu kan aku sangat merindukan pelukanmu."

"Baiklah adikku."

Apollo menarik tali kekang kuda dan mulai meninggalkan kediaman pangeran Philo.