webnovel

Malam Pertama

Rambut terurai indah di bahu. Mata coklat ketakutan bagai anak kucing. Pakaian berbahan sifon berenda melekat di badannya bagai kulit kedua dengan hiasan berlian di sekeliling lehernya membentuk kalung. Belum ada 24 jam menjadi istri hakim, telah mendapatkan masalah.

"Jose..."

Tangan hendak melekat pada lengan Jose, meminta perlindungan. Namun, Jose seperti patung menghindari. Reina kebingungan, apa yang sebenarnya terjadi disini? ia baru saja keluar dari kamar mandi kemudian mendapat tekanan semua mata mengarah padanya.

Terlihat wajah Feri bengkak, lehernya merah seperti ada yang mencekik, pakaian yang dikenakan basah kuyup seperti ada yang menindaknya. Reina merasa kasihan padanya, ia ingin meraihnya tapi orang-orang mengatakan bahwa ia ingin membunuh Feri anak Jose dengan berteriak-teriak kencang membuat ia tertegun kaget.

"Aku tidak melakukan apapun, Jose"

Nou berdiri di tengah-tengah ruangan kamar hotel dengan angkuh di hadapan semua tamu yang hadir dalam acara pernikahan kedua Jose Syuhada. Jose menatap tidak suka, bisa-bisanya menyeret banyak orang masuk dalam kamar hotelnya.

"Nou..."

Nada peringatan dari Jose membuat semua orang menahan nafas dan pemikiran sepihak. Namun, Nou tidak peduli, sudah terlanjur basah harus dilakukan jangan bertindak setengah-setengah.

Feri memeluk ibunya dengan ketakutan, tangan kecilnya meminta perhatian tapi Nou menggesernya ke arah samping. Lea tak jauh darinya segera bergerak mendekati dengan membawa Venom disisinya. Ia ingin menjadi orang yang diperhitungkan disini sebagai pembela Nou sekaligus teman yang baik.

"Mana ada maling teriak maling. Jose! kamu lihat wanita yang kamu pilih untuk dijadikan istri kedua. Tidak pantas masuk dalam kartu keluarga! keluarganya berhutang pada kita dan sekarang ingin menyakiti Feri. Bagaimana nasib masa depan keluarga Syuhada kita di masa depan?" tanyanya berputus asa. Wajahnya terlihat sedih dengan linangan air mata yang tertahan di pelupuk mata.

"Keluarga Syuhada belum pernah dipermalukan seperti ini. Beruntung Feri baik-baik saja, tidak terluka karena keburu ada yang mengetahuinya" kata Lea kencang mengatakan, memberikan dorongan untuk orang-orang mulai meragukan Reina.

Venom memperhatikan wanita di depannya dengan pandangan mata menyelidiki tapi hatinya terasa ada yang menikam. Mata itu sangat memusuhi semua orang tapi terlihat cantik penuh pesona. Lea mengengam erat tangan Venom untuk mengingatkan jika ia ada disini.

Jose melihat Reina kemudian putra satu-satunya. Tidak satupun berani memukul anaknya tetapi Reina berani memukul wajahnya hingga bengkak, beruntung Nou menemukan lebih dulu pikirnya suram.

Tinta belum kering sah sebagai suami istri tetapi ada kejadian ini, mana bisa terima hati kecilnya terutama ketika semua orang mulai bergosip di belakangnya. Nama hakim Jose Syuhada yang terkenal karena kearifan dan kebijakan serta kemampuan melihat orang, ternyata salah menilai Reina Zong.

"Petugas, bawa dia pergi ke penjara!"

Dua orang petugas polisi cepat memegang tangan Reina lalu membawanya keluar dari tempat pesta pernikahan. Panik di wajah Reina tapi tak satupun mengindahkan atau memberikan bantuan.

"Jose, aku tidak melakukan itu" teriak Reina yang diacuhkan, wajah kedua orang tua Reina berubah pucat sekaligus panik, mereka terburu-buru datang ke hadapan Jose.

"Bagaimana ini? tuan Jose, anda harus mengerti, ini hanya salah paham belaka"

"Salah paham! putraku ketakutan seperti ini, kamu katakan salah paham. Jose, sebaiknya bawa mereka masuk dalam penjara sekaligus menemani istri itu! hutang tidak dibayar, untuk apa korbankan diri menikahi wanita yang tidak jelas keturunannya"

Jose terdiam, memandang wajah Nou istrinya. Alasan utama memberikan pinjaman hanyalah akal-akalan untuk mendapatkan Reina. Kalau begini, bagai cara membereskan masalahnya.

"Pergi!"

"Jose!"

Lea melepaskan pegangannya dari lengan Venom, meraih tangan Nou, "Kita pulang dulu. Beri waktu untuk Jose berfikir. Masalah ini tidak baik di dengar oleh Feri" katanya.

Tepukan pelan pada punggung tangan Nou dari Lea sebagai isyarat, untuk tidak bertindak ceroboh. Nou menghela nafas , tampak tidak senang tapi melihat Jose kebingungan, iapun mengangguk. Keluarga Reina gelisah menunggu, ini bukan skema yang diharapkan.

"Jose, kami...." , ada keraguan dari Hao ayah Reina melihat ketegangan Jose. Mae ibu Reina cepat mengelengkan kepala untuk tidak berkata lagi.

"Kalian pulang saja, masalah ini akan diberitahukan setelah jelas" ujar Jose pelan pada mereka.

Mae dan Hao terpaksa pulang dengan pemikiran yang berat. Bagaimana nasib masa depan putrinya Reina?.

"Nou..." panggil Lea, "Baiklah, ayo kita pulang" ucap Nou mengalah. Mau bagaimana pemikiran saat ini, lebih baik menyelamatkan Feri dulu.

"Venom, antar kami, apakah kamu keberatan?"

"Biar sopir mengantarkan kalian berdua pulang ke rumah. Aku disini membantu tuan Jose membereskan kekacauan"

"Baiklah sayang, kamu memang yang terbaik dalam masalah ini"

Lea dan Nou berjalan keluar dari tempat acara diikuti Feri yang berulang kali melihat ke arah Jose. Ada kata-kata yang ingin di ucapkan tapi tekanan pada tangannya, Feri mengurungkan niatnya.

Jose duduk di sofa, Venom menyalakan rokoknya dengan santai memberikan bungkusnya pada Jose untuk melakukan hal yang sama. Beberapa tamu membubarkan diri setelah orang kepercayaan Venom mengusir secara halus, Bartan.

"Apa mau mu?"

"Tidak ada"

"Aku tidak nyakin"

"Wanita itu, bisakah tidak dimasukkan dalam penjara?"

"Tidak bisa! Nou tidak akan puas jika mengetahuinya. Aku tidak percaya Reina dapat melakukan hal ini tetapi aku juga marah karena telah di permalukan seperti ini"

"Apa jalan keluarnya?"

"Aku masukan ke dalam penjara, hanya itu jalan yang terbaik"

"Tidak bisa, istri dan adikmu akan marah jika tidak kamu ceraikan wanita ini"

"Tuan Venom Xi, apakah kamu tertarik padanya?"

"Tidak! aku hanya terburu-buru oleh waktu dalam pernikahan. Keluarga ku menuntut aku menikah tapi aku tidak suka wanita. Kamu tahu itu. Wanita terlalu menyusahkan, hanya bisa berteriak tanpa bisa memberikan solusi apapun"

"Ha-ha-ha benar"

"Bagaimana tuan hakim terhormat?"

"Baik, aku bercerai dengannya tapi dia tetap di dalam penjara selama tiga tahun. Aku tidak mau Nou membuat pusing kepala. Ini salahku, tidak bertanya lebih dulu padanya"

"Aku akan menikahi wanita ini, setelah tiga tahun, aku akan menjemputnya"

"Tuan Venom, anda terlalu buru-buru menikahinya, apakah anda tidak takut jika suatu hari anda akan dibunuhnya? keturunan tidak bagus"

"Penjara bisa mendidik orang"

"Benar juga. Masalah hutang keluarganya anggap saja lunas. Tiga tahun sudah dibayar, aku rasa sepadan. Aku salah menilai orang, sungguh sial!"

"Tuan Jose, aku harap anda tahu batasannya"

"Aku tidak menyentuhnya dan belum sampai sejauh itu, Venom"

"Lega mendengarnya"

"Hahaha, siapa yang kamu berikan sebagai pengganti Reina?"

"Lea"

"Wanita itu?"

"Kemampuan sebagai istri hakim sangat cocok dengan kepribadiannya tapi tidak tahu apakah Lea mau menerima tawaran dari anda sebagai istri kedua"

Kepala dimiringkan, terbiasa saling balas budi dengan cara ini merupakan transaksi terselubung di zaman modern.

"Akan aku pikirkan"

"Jangan terlalu lama tuan hakim"

"Tuan Venom terlalu cepat juga tidak baik"

"Siapa yang tahu masa depan tuan hakim? mungkin tiga hari lagi, wanita itu sudah jadi istriku secara sah"

"Jika itu terjadi, aku harap tuan Venom tahu bagaimana berterima kasih"

"Tentu saja"

Jose pergi membereskan kekacauan yang ditinggalkan Nou, perasaan malu di tutup dengan baik mengunakan wajah sebagai korban. Venom berkedip melihatnya, tenyata pria juga bisa munafik.

"Tuan..."

"Cepat atur segalanya dengan baik. Wanita ini kemungkinan akan menjadi nyonya Xi"

"Baik tuan"

Orang kepercayaannya cepat bertindak, Venom tersenyum pahit. Wajah Nou Syuhada terbayang di matanya seperti bayangan gelap yang langsung tergantikan bayangan wajah Reina.

Nou, apa yang kamu lakukan jika tahu Reina menjadi istriku pikir Venom Xi menyeringai sombong.

Mobil Jose sudah lama pergi dari hotel, Venom melangkah malas menuju lobi. Bartan menunggu dengan sabar.

"Tuan..."

Pintu dibuka oleh Bartan, Venom Xi masuk diikuti orang kepercayaannya, Bartan di kursi depan.

"Nona Lea tidak akan suka mendengar anda melakukan hal ini"

"Lakukan saja apa yang perlu dilakukan, Bartan"

"Tapi tuan..."

"Wanita ini cocok, dia lembut dan polos memerankan sebagai nyonya Xi"

Bartan terdiam, tidak mengerti jalur pemikiran Venom Xi. Mobil mulai bergerak pergi tinggalkan hotel dengan kecepatan biasa.

Keputusan tidak dapat di ganggu gugat, Venom Xi telah memutuskan maka setiap aspek sudah dipikirkan, Bartan hanya bisa mengikuti perintahnya walau tidak setuju.

~>

Rumah keluarga Syuhada

Lea berjalan mondar mandir depan Nou, tangan terlipat di belakang tubuhnya. Nou melihatnya jadi sakit kepala, benar-benar sakit.

"Lea, berhentilah. Kamu membuatku sakit kepala"

Kaki berhenti lalu berbalik menghadap Nou yang sibuk menghembuskan asap dari rongga-rongga hidungnya.

"Kamu masih bisa merokok di saat seperti ini? aku takut Venom tergugah perasaannya pada wanita itu"

"Cih! wanita itu sudah tamat. Mana ada waktu untuk berfikir sekarang"

"Nou, kamu tidak mengerti. Selama wanita itu tidak memiliki status, itu baik untuk kita tapi wanita ini masih berstatus istri Jose Syuhada"

Gerakan Nou terganggu dengan kalimat Lea yang menusuk. Wanita mana yang bisa terima mengetahui suami menikah lagi dengan wanita kalangan tidak jelas dan berumur muda.

"Apa yang kamu maksudkan? kamu ingin jadi istri kedua Jose? Lea, kamu-- "

"Nou! aku ini temanmu, mana ada pemikiran begitu? aku hanya tidak mau dia dekat-dekat dengan Venom"

"Venom? aku tidak mengerti"

Mata bulat dan bibir penuh tebal lipstik itu memperhatikan Nou dengan gemas. Lea buru-buru duduk di dekatnya, menyingkirkan rokok di tangannya.

"Aku tidak tahu tapi instingku mengatakan wanita ini tidaklah benar, ia bisa menggoda Jose berarti bisa juga Venom"

"Itu tidak mungkin, Venom dan Jose berbeda. Kita sudah mengenal keduanya lama"

Nou bergerak ingin mengambil lagi rokoknya tapi, "Statusnya masih istri Jose malam ini, mungkin besok bisa berubah kalau tidak hati-hati" seru Lea tajam.

"Tidak masuk akal!"

"Aku bicara apa adanya, bantu aku Nou. Aku sangat mencintai Venom, sampai detik ini aku belum bisa menikah dengannya"

Nou terdiam, terakhir kali bertemu lima tahun lalu dan sekarang bertemu sebagai istri Jose. Ini menyulitkan dirinya tapi Lea tidak tahu itu. Hubungan dirinya dan Venom sangat tertutup.

"Apa rencanamu?"

Lea tersenyum tipis melihat Nou mulai fokus padanya, iapun mendekati lalu mengatakan rencananya dari awal sampai akhir.

~>

Kantor polisi

Jose duduk depan Reina dengan perasaan tidak tenang, belum merasakan malam pertama tapi sudah dipaksa bercerai. Sungguh menyesalkan. Ibarat buah manis tapi jatuh ke tanah, harus dibuang ke tempat sampah.

Ruang bertemu keluarga ini terlihat suram tidak baik, beberapa penjaga berjaga-jaga di sekitar. Pandangan ingin tahu sekilas muncul, Jose terpaksa menekan perasaan malu dan terhina ke dasar.

Reina tidak mencintai Jose, namun demi keluarga. Ia mengalah asalkan ayah dan ibunya lepas dari jeratan hutang sehingga menyetujui permintaan pernikahan ini sebagai usul pelunasan hutang.

"Jose, aku tidak bersalah"

Perlu waktu lama hingga Jose datang, tidak masalah, Reina bisa bernafas lega. Ia tidak mau berada disini.

"Tanda tangani ini, kita bercerai"

Kertas di sodorkan depan Reina, tercetak besar surat perceraian, disana terdapat tanda tangan Jose sudah di bubuhkan, tampak baru dan tergesa-gesa.

"Salahku apa? aku tidak mengerti"

"Kamu menyentuh Feri putraku"

"Tapi, aku tidak"

"Reina, masalah ini tak mudah untukku juga, tanda tangani ini. Masalah ini selesai dan semua hutang keluarga Zong lunas"

"Benarkah? berapa lama aku disini?"

"Sekitar tiga tahun"

"Tiga tahun?"

Otak Reina seketika kosong, tangan gemetaran hebat, tiga tahun merupakan waktu yang lama. Apapun bisa saja terjadi.

"Jose..."

"Maaf, hanya ini yang bisa aku lakukan. Kamu bersinggungan dengan Nou istriku, Reina. Aku berharap kamu mengerti"

"Aku tidak melakukan, Jose. Percaya padaku, aku mohon"

Tangan ingin meraihnya tapi ditepis cepat oleh Jose, mata Reina memerah menahan tangis. Jose menahan gejolak hatinya, ingin meraih tapi...

"Tanda tangani, urusan kita selesai sudah. Reina, ini untuk kebaikanmu"

"Apakah keluarga ku tahu ini? kamu benar-benar akan melepaskan hutang ayahku?"

"Ya, ini bukti lunasnya begitu kamu tanda tangan. Reina, aku tak punya banyak waktu urus ini. Feri membutuhkan aku sekarang"

Nada suaranya terdengar penuh penyesalan dan pengertian tetapi wajahnya terlihat tidak sesuai. Reina menekan perkataan sumbang di dalam tenggorokannya hingga tak bersisa.

Pena disodorkan depannya, Reina sekali lagi membacanya. Tidak mau tapi harus, Reina terpaksa menandatangani surat perceraian tersebut.

"Besok aku ajukan ke pengadilan, kamu bisa dapatkan semuanya setelah selesai menjalankan masa hukuman"

Jose berdiri, Reina melihatnya pasrah. Sekali lagi memandangi wajah Reina yang cantik, "Jaga dirimu baik-baik disini Reina" ujarnya.

Reina diam memandangi kepergian Jose, petugas segera menghampiri berikan isyarat untuk bergerak kembali ke dalam sel tahanan.

krek!

Suara pintu terkunci terdengar, Reina menatap kosong sel tahanan yang di huni sekarang. Malam pertama sebagai istri dan mantan istri dirayakan dalam sel tahanan. Sungguh seperti cinderella.

Jam 12.00 siang menandatangani surat pernikahan, jam 0.00 tengah malam menandatangani surat perceraian, ironis.

Terlalu lelah, Reina berbaring di lantai beralaskan kasur keras. Mata terpejam, ingatannya melayang jauh sampai tertidur pulas.

Diluar kantor polisi.

Venom Xi bersandar pada mobilnya dengan merokok, Jose mengutuk keras dalam hati, betapa menakutkan pria bernama Venom Xi ini pikirnya.

"Tuan Venom Xi?"

"Tuan hakim, jangan merasa terbebani dengan kedatanganku ini. Aku hanya menunggu saja"

"Hahaha tuan Venom terlalu khawatir ternyata. Anda bisa cek surat ini"

Kertas dalam map dan amplop diberikan, Bartan cepat mengambil untuk di periksa. Tindakan ini mengerutkan keningnya Jose dengan dalam.

"Semua benar tuan Venom" , Bartan cepat menyimpan amplop dan map dalam mobil melalui kaca.

Hal ini membuat Jose tak senang, "Kamu mau apa, tuan Venom?".

"Memastikan saja tuan Jose tidak berubah pikiran mengingat nyonya Syuhada sulit ditangani" serunya berikan penekanan pada kata nyonya Syuhada.

"...."

"Anda tidak pulang tuan hakim?" tanya Venom dengan merapatkan jaket yang dipakainya.

Jose mendengus tak senang mendengarnya, Venom menghembuskan asap rokok ke udara bebas tanpa hambatan.

"Tuan Venom, aku harap ini bukan jebakan yang disengaja"

"Jebakan atau bukan, itu bukan urusanku"

Venom berbalik sembari buang rokok ke tanah, masuk dalam mobil dengan wajah tenang. Bartan mengikuti.

Jose mematung melihat mobil Venom pergi tinggalkan kantor polisi.

"Sial!"

Petugas menghampiri, "Tuan hakim, bagaimana tindakan selanjutnya? nyonya kedua Syuhada..." tanyanya ragu.

"Beritahu pengadilan untuk segera memproses perceraian. Jangan ada kesalahan"

"Baik tuan hakim"

Mobil datang, Jose terlalu marah sehingga buru-buru masuk dalamnya kemudian sopir tancap gas pergi menyisakan asap mobil. Petugas mengeluh dalam hatinya, betapa sulitnya mengurus orang kaya.

Jarak 2 km dari kantor polisi, mobil Venom berhenti di pinggir jalan. Venom membaca kertas dan isi amplop yang diambil Bartan dari tangan Jose.

"Atur pertemuan ku dengan Reina Zong besok begitu surat perceraian di sah kan"

"Baik tuan"

"Beritahu pihak polisi untuk mengurus baik-baik di sel tahanan, jangan ada luka sedikitpun"

"Baik tuan"

Bartan keluar dari mobil menelpon beberapa orang di tengah malam, orang yang ditelepon panik dan tak senang. Venom melihat arah luar kaca jendela mobilnya, malam ini pertama kalinya memutuskan untuk menikahi wanita dengan ceroboh. Apakah pernikahannya bisa berhasil atau tidak, jawabannya masih di ujung lidahnya.

"Nou..." gumamnya. Ada kemarahan dalam hatinya setiap memanggil nama istri Jose Syuhada sekaligus mantan kekasihnya tersebut disertai ketidakberdayaan. Bartan masuk dalam mobil, meminta sopir untuk segera menjalankan mobil pulang ke kediaman Xi.