Ares bisa saja larut dalam perasaan cemburu dan cinta namun belum tentu Putri merasakan hal yang sama. Saat ia tak bisa mengendalikan diri karena rasa cemburu dan gairah yang tiba-tiba naik, Ares langsung mengucapkan hal yang tak seharusnya. Akibatnya, Putri yang membesarkan mata saat Ares menciumnya, lantas bergumul melepaskan diri dan dengan cepat menampar wajah Ares.
Putri terengah dengan perasaan yang membludak di dadanya. Matanya berkaca-kaca memandang Ares yang berpaling karena tamparan di pipi kirinya. Ares berhenti dan melepaskan Putri lalu perlahan menatapnya lagi.
"Apa yang sudah Kak Ares lakukan?" gumam Putri dengan kemarahan yang tertahan.
"Mengakui kebenaran!" jawab Ares tanpa ragu. Ia sudah bosan bersembunyi selama bertahun-tahun tak mengakui perasaannya pada Putri. Putri menelan ludahnya masih menatap Ares dengan tajam.
"Jangan pernah jadi pengkhianat. Putri bukan mainan Kakak!" Ares mendengus miris dan tetap memandang Putri lalu mengangguk.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com