webnovel

Bab Dua

Harap maklum yah ga ada cover, soalnya susah banget mau upload Cover di sini 😭😭😭😭

*****

Nana dan Calvin, memilih keluar gedung melewati pintu khusus yang langsung mengarah ke parkiran VVIP. AMIGOS STUDIO merupakan studio foto mewah, tempat yang biasa disewa oleh para fotografer, selebriti serta model papan atas. Jadi, wajar saja jika studio mewah ini memiliki parkiran dan jalan khusus untuk menghindari tamunya menjadi sorotan para pemburu berita.

"Kau mau makan dimana?" Tanya Calvin sebelum ia memacu mobilnya.

"Lebih baik kita makan di Restoran Hotel. Aku pikir itu akan lebih efisien dan kita bisa terhindar dari bidikan lensa kamera para wartawan sialan itu, mengingat waktuku tidak cukup panjang," Ucap Nana santai, yang ditanggapi dengan pandangan kaku Calvin

"Kau masih punya pekerjaan?" Calvin bertanya penasaran

Nana tersenyum mendengar pertanyaan Calvin. "Tentu saja, Cal. Jam 3 dini hari nanti, aku harus sudah berada di bandara. Aku akan terbang ke Indonesia menemui sahabatku disana,"

Calvin menggenggam erat stir mobilnya, ia begitu kesal mendengar jawaban Nana namun tidak bisa berbuat apapun. Nana terlihat tidak begitu peduli terhadap sikap Calvin memilih sibuk mengotak-atik ponselnya.

Mobil Calvin mengarah ke salah satu hotel mewah yang berada di kota Paris, Perancis. Renaissance Paris Vendome Hotel, hotel ini terletak hanya beberapa menit dari berbagai atraksi kota seperti sungai Seine, Orsay dan Museum Louvre. Hotel yang menjadi pilihan Nana dan Calvin untuk menghabiskan malam panas mereka berdua.

*****

"Apa aku boleh bertanya sesuatu?" Calvin meminta izin untuk bertanya sesuatu pada Nana. Nana yang sedang fokus memotong steak nya, lantas berhenti dan menatap Calvin dengan senyuman.

"Kau sungguh lucu, Cal. Tentu saja kau boleh menanyakan apapun. Selagi aku bisa menjawabnya," Jawab Nana santai

Calvin meneguk air putih dihadapannya hingga tandas dan berdeham pelan sebelum mengajukan pertanyaan pada Nana.

"Apa Kau tidak ingin memiliki seorang kekasih, Na?" Tanya Calvin pelan

Bagi Calvin, Nana merupakan sosok seorang wanita yang sangat sulit untuk ditaklukan, berbeda dengan wanita-wanita lain di luar sana yang suka rela melemparkan diri padanya.

Pertanyaan yang kesekian kalinya di dengar oleh Nana dari partner kencan sesaatnya. Nana tertawa kecil sembari meletakan garpu dan pisau diatas piring steak miliknya.

Nana membalas tatapan mata Calvin padanya. "Tentu saja aku ingin, tapi aku belum bertemu dengan seseorang yang ingin ku jadikan kekasih,"

"Kau tau, Cal. Aku lebih senang seperti saat ini. Aku bisa bebas bersama siapapun tanpa ada yang mengekangku," lanjut Nana

"Apa aku bukan sosok pria yang mampu menjadi kekasihmu? Bukankah akan lebih baik jika kita menjalani hubungan dengan status yang lebih jelas?" cecar Calvin

"Oh, come on, Cal. Tanpa statuspun, kau tetap bisa menikmati vaginaku. Kau bukan pria yang masuk dalam kategori cocok menjadi kekasihku.Jadi lebih baik kita bersenang-senang saja untuk saat ini," jelas Nana

"Tolong jangan menanyakan hal yang tidak ingin ku lakukan. Lebih baik kau cari wanita lain untuk kau jadikan kekasih. Aku masih ingin bebas sendiri," ucap Nana penuh penekanan

Calvin hanya bisa mendesah pasrah mendengar jawaban yang Nana berikan padanya.

"Baiklah, kita lupakan saja topik itu. Apa kau ingin makan lagi?" Tanya Calvin dengan wajah kecewa

"Tentu saja. Aku ingin memakanmu, segera." Nana mengucapkannya dengan nada menggoda dengan menggigit bibir bawahnya secara sensual. Calvin seketika berdecih melihatnya.

Mood Calvin seketika berubah menjadi lebih baik dan dipenuhi dengan gairah. Calvin dengan cepat menarik lengan Nana dan Nana tersenyum senang atas perlakuan terburu-buru Calvin. Ia merasa menang dan bangga bisa membuat Calvin bergairah hanya dengan ucapannya.

Calvin merasa dirinya termasuk pria beruntung yang bisa menghabiskan malam panjang dengan melakukan kegiatan panas bersama Nana. Tanpa menunggu lama, sesaat sampai di dalam kamar dan menutup pintu, Calvin segera mendaratkan ciuman pada bibir seksi Nana. Lantas Nana membuka bibirnya agar Calvin bisa mengeksplor isi mulutnya. Mereka berdua saling bertukar saliva dengan intens.Suara kecapan memenuhi ruangan kamar hotel nomor 1200 ini.

Calvin membalikkan tubuh Nana, mengubah posisi agar Nana berdiri membelakanginya sehingga ia dengan leluasa bisa menciumi bahu Nana yang terbuka. Saat ini, Nana menggunakan blouse sabrina, sehingga dengan mudah Calvin melepaskan blouse tersebut dari tubuh Nana.Sesaat blouse itu terlepas, Calvin begitu liar menciumi setiap jengkal bahu telanjang Nana. Dengan gerakan cepat, Calvin turut melepas kemeja yang ia kenakan, sembari menunggu Calvin melepas kemeja serta celana kain yang dipakainya. Nana juga melepaskan kaitan bra hitam yang menutupi kedua bukit kembarnya. Rok span pendek pun telah lepas, lantas saat ini yang tersisa di tubuh Nana hanyalah sebuah kain tipis berendah berwarna hitam yang menutupi lubang surgawinya. Nana mengambil posisi terbaring dengan menggigit bibir bawahnya secara sensual, membuat libido Calvin naik secara drastis.

Tidak perlu menunggu lama, Calvin segera menghimpit tubuh Nana dan mendaratkan ciuman penuh gairah pada bibir Nana. Tangan Nana meremas rambut Calvin sedangkan tangan Calvin tengah asyik memainkan kedua bukit kembar yang sedari tadi menantangnya.Setelah puas bermain dengan lidah Nana, Calvin mengarahkan mulutnya ke atas nipple Nana. Suara desahan Nana membuat Calvin semakin bersemangat untuk mengecup, mengulum serta menggigit pelan secara bergantian nipple kanan dan kiri milik Nana.

Lidah Calvin menjilat pelan leher jenjang milik Nana dan sebelah tangannya mulai menggesek-gesekan satu jarinya ke bibir vagina Nana. Desahan demi desahan lolos begitu saja dari bibir Nana, saat jari-jari Calvin memainkan klitoris Nana. Tidak ingin melakukan foreplay terlalu lama, Calvin menarik jarinya dan membuka satu-satunya kain yang menutupi miliknya dan milik Nana. Keduanya saat ini telah benar-benar polos tanpa sehelai benang yang menutupi tubuh mereka berdua.

Mata Nana berbinar senang saat melihat milik Calvin sudah berdiri tegang, siap untuk memuaskan mereka berdua malam ini. Nana menarik leher Calvin, mencium bibir Calvin dengan penuh gairah. Milik Calvin yang tegang perlahan menerobos masuk ke dalam lubang surgawi Nana. Keduanya bergerak mulai dari tempo pelan dan semakin lama semakin cepat dan kuat. Calvin dan Nana kini tengah hanyut dalam gelombang gairah, mencari kepuasan sampai pada akhirnya keduanya tersenyum bahagia ketika klimaks yang dicari telah sampai.

Nana dan Calvin berbaring bersebelahan, mengatur nafas yang tersengal akibat kegiatan panas menyenangkan yang baru saja mereka lewati. Calvin tersenyum puas, harus Calvin akui jika Nana adalah wanita yang hebat di atas ranjang. Nana memilih menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya dan memejamkan matanya, beristirahat sejenak sebelum ia pergi meninggalkan kota Paris.  

*****

Silakan tinggalkan jejak kalian yah :)

Next chapter