webnovel

The Hidden Smile

Nadia menghembuskan napasnya, lalu berjalan melewati Intan. "Gue denger, lo anak adopsi, ya?" tanya Intan tiba-tiba membuat Nadia seketika terhenti. "Harusnya lo tuh jadi cewek baik-baik! Udah anak adopsi, nggak tau diri pula!" kecamnya lagi. Apakah fakta tentang Nadia yang adalah anak adopsi membuat Intan semakin bersemangat untuk mengecam gadis itu, hari ini? "So, you figured it out, huh?" jawab Nadia ringan sambil memperhatikan raut wajah Intan. "Jadi, itu bener?" tanya Intan menantang. ------------------------------------- Nadia adalah seorang gadis SMA biasa yang mencoba menjalani kehidupannya yang normal dengan menjaga rahasianya dari seluruh dunia. Nadia takut bahwa jika rahasianya terkuak, hal itu akan menyakiti keluarganya, maka itu yang membuatnya dingin pada semua orang. Namun tidak setiap hari semua orang dapat menjalani kehidupan yang mereka mau. Rahasianya sedikit demi sedikit mulai terbongkar oleh orang-orang yang membencinya. Bagaimana Nadia dapat menerima situasi tersebut? -------------------------- Disclaimer : Ini adalah cerita asli tulisan sendiri dan bukan terjemahan.

Weird_Unicorn · Teen
Not enough ratings
97 Chs

Steven #5

Nadia berjalan menuju sebuah meja dan segera duduk untuk menunggu pesanannya datang. Kantin di hari senin sama dengan department store di hari libur, sangat ramai. Jam istirahat pertama menjadi pelarian terbaik untuk menetralkan perasaan galau karena harus kembali lagi ke sekolah setelah weekend. Tempat ramai memang sangat mengganggu, tapi Nadia menyukainya.

Dalam keramaian Ia bisa saja terlihat ataupun sebaliknya, namun dalam keramaian Ia dapat mendengar dan memperhatikan semua hal. Sikap anak-anak yang jika di kelas mati kutu namun banyak berlagak saat di luar kelas, anak-anak yang selalu nomor satu di kelas namun menghabiskan waktu istirahat dengan kekhawatiran, ada juga yang malah sibuk mengurusi banyak hal lain seperti organisasi, tugas, dan lomba-lomba.

Nadia telah sampai di tahun terakhirnya. Sudah tidak ada lagi yang harus dia urusi. Yang dapat dia lakukan hanya datang ke sekolah memenuhi daftar hadir, belajar, mengerjakan tugas, mengikuti ujian, dan selanjutnya perjalanannya di dalam gedung ini akan berakhir dengan damai, yang akan lebih damai lagi jika gadis bernama Intan itu tidak mengumumkan rahasia pribadinya yang membuatnya mendapat tatapan yang tidak enak dari sebagian besar penghuni sekolah itu.

Namun seorang Nadia tetaplah Nadia. Ia adalah gadis yang tidak pernah mempedulikan masalah yang akan hilang setelah sebulan setelah semua orang sibuk mempersiapkan ujian kelulusan. Apakah itu penting ? Tentu saja tidak dan itu yang membuatnya tetap santai berkeliaran di sekolah.

Seorang pemuda berwajah garang mendekatinya, dengan senyuman manis Ia duduk tepat di hadapan Nadia.

"Sendirian aja? Mana temen lo yang sok ganteng itu?" tanya pemuda itu lalu tertawa kecil.

"Gue nggak punya temen kayak yang lo sebutin tadi." Jawab Nadia cuek. Kemudian Nadia menatapnya dan akhirnya mengerti apa yang sedang dibicarakannya. "Maksud lo, Alex?" tanya Nadia santai.

"Iya lah. Emang lo masih punya temen laen selain dia?" jawabnya mengejek.

Nadia menatapnya terkejut lalu tertawa lucu. Pemuda itu terkejut dengan respon Nadia.

"Alex kayak gitu lo bilang ganteng? Payah banget sih, lo!" kata Nadia balik mengejek. Pemuda itu terlihat kesal mendengar jawaban Nadia. Sialan nih cewek!

Makanannya sudah datang namun Nadia tidak segera makan. Tidak nyaman makan di depan musuh bebuyutan. Namun pemuda ini terlihat tidak ingin meninggalkan Nadia sendirian makan dengan tenang.

"Gue penasaran sama vegetarian. Gimana cara makannya? Emang sayur aja enak?" kata pemuda itu akhirnya tak mau kalah.

"Kalo lo penasaran, sana liat kambing di kandang kalo lagi makan rumput." Jawab Nadia cuek. Pemuda itu terlihat semakin kesal, namun akhirnya tersenyum dan mendekatkan wajahnya pada Nadia.

"Sikap lo kayak gini yang bikin gue semakin nggak pengen jauh dari lo, semakin pengen merhatiin lo, semakin suka sama lo." Katanya tajam. Nadia menatapnya lalu tersenyum manis.

"Sorry, lo bukan tipe gue. Bahkan untuk nyebut nama lo aja gue males, buang-buang waktu." Jawab Nadia tak kalah tajam. Pemuda itu sudah sampai pada batasnya. Ia kembali ke posisinya semula.

"Jadi lo anak adopsi?"

Finally! Pikir Nadia. Kenapa semua orang suka sama topik yang satu itu?! Sial!

"Lo bener-bener tau caranya bikin gue tertarik sama lo. Bravo!" lanjutnya penuh kemenangan.

Tiba-tiba saja seorang pemuda lain datang dan duduk di hadapan Nadia. Steven. Pemuda yang sedang mengganggu Nadia tadi terkejut dengan kedatangan pemuda lain dan menatap pemuda itu serius.

"Makan bareng boleh?" tanya Steven lalu tersenyum manis. Nadia menatapnya heran. Ini cowok, nggak ngerasa kalau dia duduk di sebelah iblis yang udah bikin tempat duduk gue punya aura nggak enak, apa gimana sih?!

Pemuda tadi akhirnya tersenyum melihat Nadia dan segera bangkit untuk pergi. "Kita bakal sering gobrol koq, cantik. Jangan kangen gue, ya!" katanya genit lalu pergi.

Nadia memandangnya kesal. "Jangan lupa liat kambing kalo masih penasaran sama vegetarian!" jawab Nadia cuek.

Like it? You may want to add this book to your library!

I tagged this book, so come and support me with a thumbs up, please!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Weird_Unicorncreators' thoughts