webnovel

The Hidden Smile

Nadia menghembuskan napasnya, lalu berjalan melewati Intan. "Gue denger, lo anak adopsi, ya?" tanya Intan tiba-tiba membuat Nadia seketika terhenti. "Harusnya lo tuh jadi cewek baik-baik! Udah anak adopsi, nggak tau diri pula!" kecamnya lagi. Apakah fakta tentang Nadia yang adalah anak adopsi membuat Intan semakin bersemangat untuk mengecam gadis itu, hari ini? "So, you figured it out, huh?" jawab Nadia ringan sambil memperhatikan raut wajah Intan. "Jadi, itu bener?" tanya Intan menantang. ------------------------------------- Nadia adalah seorang gadis SMA biasa yang mencoba menjalani kehidupannya yang normal dengan menjaga rahasianya dari seluruh dunia. Nadia takut bahwa jika rahasianya terkuak, hal itu akan menyakiti keluarganya, maka itu yang membuatnya dingin pada semua orang. Namun tidak setiap hari semua orang dapat menjalani kehidupan yang mereka mau. Rahasianya sedikit demi sedikit mulai terbongkar oleh orang-orang yang membencinya. Bagaimana Nadia dapat menerima situasi tersebut? -------------------------- Disclaimer : Ini adalah cerita asli tulisan sendiri dan bukan terjemahan.

Weird_Unicorn · Teen
Not enough ratings
97 Chs

Steven #1

Nadia dengan wajahnya yang lelah keluar dari kamarnya menuju dapur. Ia jatuh terduduk di meja makan berhadapan dengan seorang wanita paruh baya yang sedang menyiapkan makan malam.

"Selamat makan." Kata Nadia datar lalu mulai menyuapkan makanan ke mulutnya.

Tak lama seorang pemuda ikut bergabung dengannya di meja makan.

"Wanna talk?" tanya pemuda itu namun tidak digubris oleh Nadia.

Pemuda yang adalah kakaknya itu hanya memandangnya lalu mulai makan. Kemudian sepasang suami istri keluar dari kamar mereka dan ikut bergabung bersama kedua anaknya. Sang Ayah menepuk pundak putranya lalu mencium kening putrinya kemudian duduk di antara mereka, dan sang Ibu melakukan hal yang sama.

"Gimana hari ini?" tanya sang Ayah namun semuanya terdiam.

"Mama tadi rapat soal bakti sosial ke panti asuhan besok." Jawab sang Ibu tenang.

"Mm… Bagus itu ma. Semangat, ya!" jawab Papa senang.

Kedua anaknya tetap saja terdiam.Tidak ada sepatah katapun yang keluar. Makanan Nadia sudah hampir habis.

"Nadia tidur di kelas, pa." kata si kakak tiba-tiba dan membuat Nadia menatapnya dingin.

"Suara pak Rudi lebih enak dari pada lagu tidur, pa." jawab Nadia datar. Papa tersenyum mendengar jawaban putrinya.

"Materi apa yang bikin suara pak Rudi enak begitu?" goda Papa.

"Sistem pernapasan, pa." Papa tersenyum lagi dan mengangguk.

"Nadia berantem di kelas tadi, pa." beber si kakak tiba-tiba.

Papa menatap Nadia dengan raut wajah serius. Gadis itu tidak peduli dan tetap melanjutkan makannya.

"Sama siapa?" tanya mama.

"Sama anak yang namanya Intan." Jawab kakak.

"Intan? Anaknya Pak Joko, manager bank itu?" tanya mama kaget. Kakak menatap mama lalu mengangguk pasti.

"Kenapa bisa begitu, sayang?" tanya papa serius.

Nadia menghabiskan makanan terakhirnya, meneguk air minumnya, lalu menarik napas panjang untuk menghadapi wawancara keluarga.

"Dia itu udah setiap hari gangguin Nadia, pa. Setiap hari! Tapi nggak pernah Nadia peduliin, dia nggak penting. Tapi hari ini, dia bener-bener nyebelin." Jawab Nadia dingin. "Entah gimana caranya, entah darimana, dia itu udah tau kalo Nadia anak Adopsi. Dan udah dia beberin di kelas. Tanpa Nadia jelasin juga pasti semua udah tau kan, kalo berita bagus kayak gitu bakal cepat nyebar dan apa yang bakal kita terima." Jelas Nadia kesal. Semuanya terdiam mendengar jawaban Nadia yang sangat jelas.

Papa mulai berpikir keras, kakak mulai merasa tidak enak terhadap adiknya, dan mama mulai menangis.

"Sayang, mama minta maaf..." kata mama pelan.

Nadia menatap mamanya dan merasa tidak tega membuat wanita sebaik malaikat itu menangis. Ia akhirnya beranjak dari tempatnya.

"I'm finish." Katanya singkat lalu pergi dari meja makan.

Papa menatap kakak yang sedang terdiam, terkejut, dan berusaha mencerna keadaan adiknya.

"Dave, jaga adik kamu!" kata papa singkat.

"Mereka udah di kasi peringatan, pa. Besok mereka harus ngadep ke BK." Jawab kakak.

"Usahain masalah ini sudah beres besok!" kata papa lalu melanjutkan makannya.

Kakak menatap mama yang masih terdiam memikirkan kemalangan putrinya.

"Ma…" Panggil kakak. Wanita itu menatapnya dengan tatapan kosong lalu tersenyum.

Like it? You may want to add this book to your library!

I tagged this book, so come and support me with a thumbs up, please!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Weird_Unicorncreators' thoughts