webnovel

The Hidden Smile

Nadia menghembuskan napasnya, lalu berjalan melewati Intan. "Gue denger, lo anak adopsi, ya?" tanya Intan tiba-tiba membuat Nadia seketika terhenti. "Harusnya lo tuh jadi cewek baik-baik! Udah anak adopsi, nggak tau diri pula!" kecamnya lagi. Apakah fakta tentang Nadia yang adalah anak adopsi membuat Intan semakin bersemangat untuk mengecam gadis itu, hari ini? "So, you figured it out, huh?" jawab Nadia ringan sambil memperhatikan raut wajah Intan. "Jadi, itu bener?" tanya Intan menantang. ------------------------------------- Nadia adalah seorang gadis SMA biasa yang mencoba menjalani kehidupannya yang normal dengan menjaga rahasianya dari seluruh dunia. Nadia takut bahwa jika rahasianya terkuak, hal itu akan menyakiti keluarganya, maka itu yang membuatnya dingin pada semua orang. Namun tidak setiap hari semua orang dapat menjalani kehidupan yang mereka mau. Rahasianya sedikit demi sedikit mulai terbongkar oleh orang-orang yang membencinya. Bagaimana Nadia dapat menerima situasi tersebut? -------------------------- Disclaimer : Ini adalah cerita asli tulisan sendiri dan bukan terjemahan.

Weird_Unicorn · Teen
Not enough ratings
97 Chs

Nadia #4

Sudah beberapa hari sejak insiden Heny mengeroyok Nadia dan tidak ada apapun yang terjadi di sekolah. Tidak ada bisikan-bisikan ramai tentang cerita itu, sepertinya tidak ada yang tahu.

Nadia tidak melakukan apapun pada Heny, itu tidak perlu, karena gadis itu tidak terlalu penting untuknya. Mungkin saat ini ia hanya sedang dalam masa penyesuaian. Nadia yang sempat sakit telah sembuh dan sekarang ia sudah beraktifitas seperti biasanya.

Daniel sedang menikmati pemandangan sekolah dengan cara berbeda saat jam istirahat berlangsung. Ia hanya duduk dan bersandar seadanya di sepanjang koridor sambil memperhatikan semua orang yang lewat. Tak lama sebelumnya ia melambaikan tangan pada pacarnya Heny, yang lewat bersama teman-teman barunya. Juga ada teman-teman Nadia yang tadi lewat tapi tidak digubrisnya. Ia tidak merasa ingin bermain dengan mereka hari ini.

Pandangannya berhenti saat ia melihat ada pemandangan yang menarik perhatiannya. Ia tersenyum saat Nadia berjalan santai di depan masih dengan seragam olahraganya, Steven mengikuti di belakang gadis itu sambil tersenyum aneh, sedangkan Alex mengikuti mereka dari arah belakang sambil terus memperhatikan Steven. Mereka bergerak bersamaan, tanpa suara, hanya mata yang saling mengawasi. Ia bisa melihat jelas tatapan Alex yang seperti seekor cheetah yang sedang mengintai mangsanya.

Daniel segera berdiri saat Nadia sudah tak jauh darinya. Tiba-tiba saja ia ingin bermain dengan gadis itu. Ia segera berdiri tepat di hadapan gadis itu dan membuat gadis itu berhenti seketika, yang secara otomatis membuat Steven dan Alex juga ikut berhenti.

"Maen bentar, yuk!" katanya pada Nadia lalu mengedipkan matanya.

"Gue lagi males." Jawab Nadia lalu melangkah ke samping kiri namun diikuti Daniel.

"Bentar aja." Katanya lagi.

Nadia menatapnya malas lalu melangkah ke samping kanan dan hendak pergi namun dalam satu gerakan cepat Daniel telah menariknya, memutarnya, menangkapnya, dan memeluk pinggangnya erat hingga posisi mereka layaknya satu pasangan yang sedang menari.

Nadia segera memeluk erat tubuh Daniel agar tidak terjatuh dan menatapnya terkejut namun pemuda itu bahkan hanya tersenyum.

"Lo nggak apa-apa? Lo udah sembuh? Gue nggak tau kalo cewek gue bakal beneran ngelabrak elo waktu itu. Harusnya gue bilang ke elo. Sorry." Katanya santai.

Daniel berbalik sebentar untuk melihat ekspresi Steven dan Alex yang agak jauh di sana. Steven terlihat cukup terkejut dengan gerakannya barusan. 'Ah… emang gerakan tadi keren juga. Gue harus nyoba ke Heny. Pasti jadi romantis.'

Namun Alex terlihat datar dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Itu seperti sebuah tantangan untuknya agar membuat sebuah pertunjukan yang bagus untuk Alex.

Nadia mendorong tubuh Daniel agar bisa berdiri dengan tegak namun pemuda itu bahkan menarik tubuhnya lebih ke bawah lagi, mengencangkan pegangannya di pinggang Nadia dan tersenyum.

Nadia menatapnya kesal lalu memukulnya. "Cari mati, lo?!"

"Kan udah gue bilang, bentar aja." Jawab Daniel lalu berbalik kembali melihat Steven dan Alex yang masih sama dengan ekspresi mereka tadi.

Daniel tersenyum memperhatikan Nadia yang terdiam dingin dalam pelukannya. "Lo tuh cantik tau, apalagi kalo lagi diam gini, nggak nyebelin kayak biasanya. Bikin gue pengen nyium lo, tau nggak?" bisiknya.

"Kenapa nggak elo, nggak cewek lo, suka banget berurusan sama gue?!" katanya Nadia malas. "Awas aja kalo gue sampe jatoh! Gue bunuh lo!" jawab Nadia kesal.

"Gue penasaran, nasib kita berdua bakal gimana ya, kalo gue beneran nyium lo di sini?" kata Daniel lalu mendekatkan wajahnya pada Nadia dan membuat gadis itu memalingkan wajahnya.

Steven semakin terkejut saat melihat Daniel yang tersenyum pada Nadia dan mendekatkan wajahnya pada gadis itu. Alex memperhatikan gerak –gerik Daniel namun ia segera berbalik memperhatikan Steven.

Nadia memalingkan wajahnya namun tidak menutup matanya. Ia dapat merasakan detak jantung Daniel yang mulai semakin mendekat padanya, hingga hembusan napas pemuda itu yang terasa di kulit wajahnya.

Ia mulai memikirkan segala gerakan yang bisa melepaskannya dari Daniel saat ini, namun tiba-tiba saja ia terlepas dari pelukan Daniel dan terjatuh.

Like it? You may want to add this book to your library!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Weird_Unicorncreators' thoughts