webnovel

The Hidden Smile

Nadia menghembuskan napasnya, lalu berjalan melewati Intan. "Gue denger, lo anak adopsi, ya?" tanya Intan tiba-tiba membuat Nadia seketika terhenti. "Harusnya lo tuh jadi cewek baik-baik! Udah anak adopsi, nggak tau diri pula!" kecamnya lagi. Apakah fakta tentang Nadia yang adalah anak adopsi membuat Intan semakin bersemangat untuk mengecam gadis itu, hari ini? "So, you figured it out, huh?" jawab Nadia ringan sambil memperhatikan raut wajah Intan. "Jadi, itu bener?" tanya Intan menantang. ------------------------------------- Nadia adalah seorang gadis SMA biasa yang mencoba menjalani kehidupannya yang normal dengan menjaga rahasianya dari seluruh dunia. Nadia takut bahwa jika rahasianya terkuak, hal itu akan menyakiti keluarganya, maka itu yang membuatnya dingin pada semua orang. Namun tidak setiap hari semua orang dapat menjalani kehidupan yang mereka mau. Rahasianya sedikit demi sedikit mulai terbongkar oleh orang-orang yang membencinya. Bagaimana Nadia dapat menerima situasi tersebut? -------------------------- Disclaimer : Ini adalah cerita asli tulisan sendiri dan bukan terjemahan.

Weird_Unicorn · Teen
Not enough ratings
97 Chs

David #2

Elisabeth Natalie, seorang wanita cantik yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Rambutnya lurus dan hitam legam sepundak, kulitnya yang terawat tetap putih dan sehat agar tidak ada kerutan yang terlihat di usianya yang mulai menginjak kepala empat. Ia adalah pemilik sebuah Galeri seni dan toko perlengkapan olahraga yang diwarisinya dari suaminya. Ia berjalan dengan anggun memasuki sebuah restoran untuk menghadiri sebuah pertemuan bulanan para Ibu dari murid-murid yang bersekolah di St. Raphael High School. Ia tersenyum manis dan menyapa para ibu lainnya kemudian duduk di samping Nyonya Rossari, Ibu Alex.

Para ibu lainnya sedang berbisik-bisik sendiri sambil sesekali ada yang melirik Elisabeth. Wanita itu merasa tidak nyaman dengan sikap mereka, namun tetap tersenyum karena tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan hingga memberikan lirikan seperti itu padanya. Rossari menggenggam tangannya di bawah meja yang mengisyaratkan Elisabeth untuk kuat namun wanita itu tetap tidak mengerti.

"Ehem! Apa kabar, Jeng Elis?" tanya seorang wanita. Nyonya Elisabeth tersenyum manis lalu menangguk.

"Saya baik, jeng apa kabar?" jawabnya sopan.

"Nggak tau, ya. Kita akhir-akhir ini agak khawatir sebenarnya sama anak kita." Jawab wanita itu lagi.

"Khawatir kenapa ?" tanyanya tidak mengerti.

"Nadia, itu anak cewek tapi kasar lho, jeng. Jeng Elis tau nggak? Kemarin Intan sampe shock padahal dia bilang hal yang nyatanya bener." Jawab wanita lain yang kelihatannya Ibu dari Intan. Nyonya Elis mulai Khawatir. "Anak saya sampai diskors tiga hari kemarin." Lanjutnya lagi. Bahkan anakku juga diberikan hukuman yang sama. Nyonya Elisabeth menarik napasnya.

"Kami mulai khawatir kalo anak-anak kami bergaul sama Nadia, bisa-bisa ketularan jahatnya." Jawab wanita lain.

Nyonya Elisabeth hanya terdiam. Ia menyadari bahwa bukan kenyataan Nadia yang kasar yang membuat mereka tidak ingin anak-anaknya dekat dengan anaknya, tapi hal yang dikatakan oleh Intan seminggu yang lalu.

Like it? You may want to add this book to your library!

I tagged this book, so come and support me with a thumbs up, please!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Weird_Unicorncreators' thoughts