prolog

sebuah tembakan sihir terjadi ke arah langit malam yang membuat bentuk bagaikan lobang. para raja elf, dwarf serta manusia melihat sihir itu dari kerajaannya masing2 mereka menyadari bahwa akan terjadi suatu hal yang mengerikan akan datang pada mereka di saat itu pula penyihir agung dari kerajaan manusia mendapatkan ramalan.

Di sebuat ruang yang luas terdapat banyak prajurit yang dengan gagahnya memakai armor besi yang mengkilap namun senjata mereka terlihat banyak goresan menandakan kalau senjata itu sering di gunakan entah untuk berlatih atau apapun itu. di depan para prajurit yang berdiri tegak itu terdapat sang sang raja ia terlihat berwibawa mahkotanya serta perhiasan yang melingkar di antara leher dan jarinya pun menambah kesan hebat dan ratu serta putri mereka yang duduk dengan kharisma amat besar kecantikan serta ke agunan mereka sangat layak untuk menyandang nama ratu dan putri, mereka semua menatap seseorang yang datang dengan tongkat yang berada di tangan kanannya ia memakai jubah hitam menutup semua tubuh, wajahnya tak terlihat karena bayangan tudungnya terlalu gelap untuk di lihat.

Dapat di ketahui dari padangan orang orang bahwa ia adalah orang penting yang sangat di hormati bahkan oleh raja sekalipun.

"puji dan syukur saya pancatkan kepada sang pencipta serta panjang umurlah kepada keluarga kerajaan, hari ini sungguh membahagiakan karena melihat raja, ratu, serta putrinya sehat selalu. Saya penyihir agung menghadap anda Sang raja.."

katanya dengan penuh kesopanan serta hormat dengan berlutut, suaranya serak serta bagaikan banyak orang yang berbicara dengan 1 suara sekaligus membuatnya tak dapat di ketahui apakah penyihir ini pria atau wanita, tua atau muda.

"Terima kasih karena telah menerima panggilanku wahai penyihir agung yang amat saya hormati, aku bertanya - tanya tentang sihir yang maha dahsyat tadi malam apakah engkau mengetahui apa yang terjadi?"

"dengan seluruh hormat Tuan, saya akan menjelaskannya namun sebelum itu ada baiknya jika saya menjelaskan sihir kepada para prajurit juga"

"baiklah aku ijinkan"

"Terima kasih raja, perlu di ketahui sihir tercipta akibat dari mana yang yang berada dalam tubuh penyihir yang menyerap panas matahari = api, bernafas = angin, berjalan = tanah, serta minum = air. singkatnya kemampuan sihir di dapatkan dari kehidupan sehari hari karena itu kemungkinan besar semua orang dapat memiliki sihir namun yang menjadi pembeda adalah tampungan mana yang berada pada diri masing2, ibaratkan tampungan nya adalah toples kaca yang berisi air ada yang besar kecil bentuknya pun beragam, begitulah sihir dengan membentuk toples maka airnya pun akan seperti mengikuti bentuknya, caranya adalah MEMBAYANGKAN bayangkan sihir yang akan kalian buat lalu taruh mana dan boom..."

sang penyihir agung membuka tangannya lalu sebuah api tercipta saat iya berkata boom, lalu iya melanjutkan.

"dan jika kalian (prajurit) berhadapan dengan penyihir maka lawan lah sebelum iya merapalkan sihir, atau jika bertemu dengan musuh yang mengunakan sihir tanpa rapalan maka gunakan lah akal kalian ciptakan kelemahan musuh, karena..."

sang penyihir agung menatap raja seraya berkata "Musuh yang kita hadapi kemungkinan penyihir tingkat agung sepertiku atau mungkin lebih tinggi lagi".

para prajurit terkejut mendengarnya ada yang bergetar itu dapat di dengar karena suara besinya yang bersentuhan tiap sendi.

"begitu ya, penyihir yang setingkat atau lebih, sihirnya memang sangat besar tapi aku pernah melihat yang 10x lipat dari itu yang berasal darimu, bukan begitu penyihir agung?" kata raja dengan tenang dan tersenyum lalu melanjutkan, "kau terlalu meremehkan dirimu sendiri, kemampuan yang tak dapat di ukur darimu lah yang membuat aku selalu tenang namun di satu sisi was was, aku harap engkau selalu di sisiku penyihir agung.."

kata2 kuat yang mengidentifikasi sangatlah layak bagi seorang Raja, bahkan sang penyihir agung hanya dapat terdiam mendengarnya. Di tengah keheningan tiba seorang prajurit dari arah pintu masuk tergesa - gesa dengan nafas yang terengah-engah, ia berlutut lalu berkata. "maafkan atas ketidak sopanan hamba Raja *huh* *huh* *huh*"

"tak apa, aku menyambutmu wahai prajuritku, siapa pun beri ia minum.. kemarilah aku akan mendengar berita yang engkau sampaikan."

setelah ia minum ia mendatangi raja dan berkata "wahai raja dan penyihir agung saya ingin menyampaikan telah terjadi serangan di benteng bagian luar utara kerajaan manusia, saya kemari untuk meminta bantuan bagi prajurit yang berada pada bagian depan!"

mendengar itu raja mencoba membaca situasi lalu memerintahkan sang penyihir untuk melakukan sesuatu.

Dari kejauhan di mana jauh dari kerajaan manusia seorang pria sedang duduk di antara tumpukan mayat manusia yang memiliki telinga panjang, ia memejamkan matanya seakan - akan mencoba fokus. setelah beberapa detik kemudian ia membuka matanyanya tersenyum dan berkata.

"wah wah wah sepertinya aku ketahuan, ternyata kemampuan penyihir agung maupun Raja kerajaan manusia cukup bagus di tengah situasi yang mencengkam mereka mampu menyadari kalau aku mencoba untuk mendengar percakapannya, menarik benar - benar menarik dan lagi sepertinya serangan aku tadi malam tidak terlalu berpengaruh."

****