webnovel

Ch. 2 — Sial?

Setelah Rein menghilang, sebuah robekan ruang tiba-tiba terbentuk tepat di samping sosok tersebut.

"Tuan, apa yang kau lakukan?! Kau sudah melanggar kesepakatan!" Seorang wanita cantik keluar dari sana dengan wajah yang sangat pucat, ia memakai seragam kantor hitam putih dan ada setumpuk berkas di tangannya.

"Hah, apa masalahnya? Aku melakukan apa yang kumau." Balas sosok itu tak peduli.

"Tapi apa yang kau berikan tadi terlalu berlebihan. Tidak sepantasnya manusia rendahan itu menerima berkahmu, itu kesalahan besar!" Wanita pucat itu dengan panik menutup semua notifikasi pesan yang datang kepadanya.

"Lihat pesan-pesan ini, mereka sangat marah karena kau melakukan sesuatu di luar naskah."

Notifikasi pesan yang baru ia hapus kembali penuh, terlihat bahwa itu adalah pesan yang dikirim oleh para pengembang permainan dan para petinggi dunia. Segawat itulah situasi ini karena perbuatannya yang menyimpang.

"Sialan, ini benar-benar kesalahan besar, kesalahan besar..." Ucap wanita itu sembari menggigit jarinya.

Sosok itu tiba-tiba menyeringai dan bertanya. "Kesalahan besar katamu? Lalu apa kau tahu kenapa aku memberikan itu padanya?"

"Hah! Pake nanya, palingan itu karena tuan merasa tertarik saja kan? Soalnya selama ini belum pernah ada yang menolak untuk masuk ke portal."

"HAHAHAHAHA, Itu memang benar, tapi apa yang membuatku tertarik adalah hatinya." Tawa sosok tersebut sambil mengarahkan jempol ke dadanya.

"Hati?" Gadis itu berpikir sejenak, ia tidak dapat memahami apa yang dikatakan tuannya. "Tuan, sejak kapan kau jadi kaum pelangi?"

 

"... Kau ingin mati?"

 

"Ahhh maafkan aku! Tapi apa yang kau maksud dengan hatinya, aku benar-benar tidak mengerti..." Gadis tersebut walau terlihat kesal dan marah, ia tetap menghormati sosok tersebut karena dialah singularitas.

 

"Kau tahu alasan kenapa mereka semua masuk ke dalam portal tanpa ragu kan?" Tanya sosok tersebut dan dijawab dengan anggukan. Lalu ia melanjutkan,

 

"Benar, aku meningkatkan hawa nafsu mereka berkali-kali lipat sehingga otak mereka tidak lagi mampu berpikir secara logis. Orang biasa dengan tujuan dan keinginan besar pasti akan segera masuk tanpa ragu, sedangkan sisanya pasti akan berpikir dan mulai memilih."

 

"Iya aku tahu, lalu?"

 

"Peningkatan 2 kali lipat bisa membuat seorang sahabat rela membuang temannya. Peningkatan 4 kali lipat bisa membuat seseorang membunuh orang terdekatnya, dan 6 kali lipat bisa membuat seseorang menjadi rusak dan akhirnya gila. Kau tahu itu kan?"

 

"Iya, itu adalah hal dasar."

 

"Jadi apa kau bisa menebak berapa tingkatan yang kuberikan ke semut itu?"

 

Gadis itu terdiam sejenak dan mematikan spam notifikasi yang menjengkelkan.

 

"Biar kupikir, peningkatan 2 kali lipat akan ditambahkan saat portal pertama kali dibuka, 3 kali lipat setelah 1 menit portal terbuka, dan naik 4 kali lipat jika hanya tersisa 100 orang..." Gumamnya lalu mulai menjawab.

 

"5 kali lipat adalah batas tertinggi yang diperbolehkan, tapi karena kau sampai diserbu oleh para petinggi... Sialan tuan, kau meningkatkannya sampai 6 kali lipat?!" Gadis itu menggosok dahinya sambil mendesah, jika kesalahan terjadi di awal permainan maka tidak akan ada lagi masa depan untuk Exaworld Online.

 

"Tidak, siapa bilang aku menaikkannya sampai 6 kali lipat."

 

"Ahh syukurlah berarti 5 ya, sudah kuduga tuan kau memang dapat diandalkan!" Gadis itu seketika tersenyum lega sebelum akhirnya membeku.

 

"Aku hanya menaikkannya sampai sepuluh kali lipat."

 

"... Brengsekkk! Kau gila, sialan kau benar-benar gila ya?!"

 

Melihat gadis itu benar-benar marah dan mulai meremas berkasnya sampai hancur, sosok itu hanya mengangkat alisnya seolah tak peduli.

 

"Sekarang kau tahu kan kenapa aku memberinya hadiah."

 

Gadis itu tampak tidak peduli lagi dengan apa yang tuannya katakan, ia sekarang mengambil alat penyadap dan melihat apakah Rein baik-baik saja atau sudah meninggal.

 

Hingga beberapa menit kemudian...

 

"Ah... Untunglah dia masih hidup." Asisten itu seketika terduduk dengan tangan dan kaki yang bergetar. Kejutan tadi membuatnya tidak bisa berpikir jernih dan mulai mempertanyakan keberadaan Rein.

 

"Pria ini, pasti ada yang salah dengan otakknya. Peningkatan 10 kali lipat adalah sesuatu yang tidak dapat diatasi oleh manusia normal, tapi bagaimana mungkin di kondisi seperti itu dia masih bisa menolak untuk memasuki portal."

 

Seringai terbentuk di wajah sosok tersebut, "Menarik bukan?"

 

"Apa dia seorang biksu?"

 

"Bukan."

 

"Seorang pertapa? Tunggu memangnya masih ada profesi seperti itu di bumi." Gadis itu mengerutkan keningnya.

 

"Bukan juga, dia hanya mahasiswa biasa. Kau mungkin tidak percaya ini, tapi dia adalah manusia tersial yang pernah aku lihat."

 

"Sial? Orang yang mendapatkan hak sebagai pioner dan berhasil menerima berkahmu dibilang sial?" Ungkap gadis itu dengan tidak percaya.

 

"Pffttt-hahahaha benar, kau tidak akan percaya jika kau tidak melihat langsung ke ingatannya. Tapi percayalah, dia adalah orang dengan nasib buruk. Nasibnya selalu sial sejak lahir sampai-sampai ia menganggap kesempatan besar adalah kesialan yang tertunda..."

 

"Ada yang seperti itu?"

 

"Benar, alasan dia tidak masuk ke dalam portal juga karena itu. Bukan karena rasa serakah yang kurang besar, tapi konyolnya ia malah takut dengan hadiah gratisan."

 

"Itu... Jalan pikirannya benar-benar absurd, apa mungkin dia penderita penyakit mental?"

"Orang gila."

 

"..."

 

***

 

Cahaya lampu bersinar menyilaukan saat Rein membuka mata. Langit dan dinding yang familiar, tampaknya ia sudah bukan di dunia mimpi lagi.

 

"Wow, itu mimpi yang gila."

 

Mengingat kejadian terakhir, Rein masih bisa merasakan kehampaan setelah terbangun dari tidur. Hatinya terasa kosong dan menjengkelkan seolah-olah telah melewatkan kesempatan yang begitu besar.

 

Rein menatap televisi sejenak, lalu segera menggelengkan kepalanya. Ia merasa harus menyalakan TV untuk bisa memastikan situasi, tapi sebelum itu ia harus bersiap terlebih dahulu.

 

Mentalnya akan sangat terluka jika apa yang dikatakan dewa itu benar. Jadi, Rein memilih untuk mandi dan mengisi perutnya yang kosong. Ia perlu menenangkan pikirannya terlebih dahulu.

 

Rein Adrian, seorang mahasiswa semester 1 dengan rambut hitam dan mata cokelat, ia memiliki tubuh yang agak kurus dan tinggi yang standar, wajahnya mungkin terlihat tampan, tapi tidak sampai membuat wanita tercengang.

 

Dilihat dari kondisi kamar, orang-orang pasti langsung menyadari bahwa Rein bukanlah orang yang kaya. Tidak ada satu pun benda berharga di sini selain HP dan laptopnya yang sudah usang.

 

Satu-satunya yang dapat Rein banggakan adalah prestasinya dalam dunia permainan, ia sangat pandai bermain game sampai pernah menjuarai turnamen antar daerah. Sangat berbanding terbalik dengan prestasinya di kampus yang biasa saja.

Saat ini Rein tinggal bersama dengan adiknya, Remi yang masih duduk di bangku SMA. Sedangkan orang tuanya sangat jarang berada di rumah, mereka bekerja di luar kota dan hanya pulang tiap 2 atau 3 minggu sekali.

Setelah mandi dan menyelesaikan semua kebutuhan pribadinya, Rein menyalakan TV dan duduk di sofa sambil menikmati secangkir kopi.

 

Siaran pun dimulai.

 

『 Dunia baru, Exaworld Online sudah terbuka, masa depan seperti apa yang menanti manusia? 』

"..."

Rein membeku sejenak, belum apa-apa dia langsung mendapatkan jawaban yang ia cari. Tentu saja Rein refleks tidak percaya dan mengganti Channel TV tersebut. Dan sayangnya, hasilnya sama.

 

『 Seluruh pemimpin dunia telah setuju untuk gerakan ini, investasi yang sangat besar telah dikerahkan. 』

 

"....." Rein menekannya lagi.

 

『 Para pionir sudah melakukan debut yang luar biasa, live streaming sekarang bisa dilakukan! 』

 

Lagi

 

『 Heboh! Para pemain tidak dapat menemukan perbedaan antara dunia virtual dan dunia nyata, Exaworld Online sangat realistis! 』

 

Lagi.

 

『 Harga koin emas Exaworld terus meningkat pesat sampai melebihi 1000%, para ahli merespons bahwa harga ini akan terus meningkat selama beberapa hari ke depan. 』

 

Lagi.

 

『 Pangeran dari Negeri Arab menyatakan akan membeli semua koin emas dengan harga $1.000 per keping. 』

 

Lagi.

 

『 Kericuhan terjadi di seluruh benua, masyarakat menuntut pemerintah untuk mempercepat produksi perangkat VR. 』

 

『 Penjualan perangkat virtual reality edisi pertama telah diumumkan, peminat terus meningkat hingga 10 juta orang. 』

 

"...."

 

Rein berhenti sejenak dan meminum kopinya sampai habis.

 

"Sialan, ternyata mimpi itu nyata..."

 

Kesal? Tentu saja Rein kesal. Tapi anehnya ia tidak sekesal itu sampai-sampai ingin membanting barang dan mengamuk seperti yang ia rasakan di dunia mimpi tadi.

Malahan, sekarang pikirannya terasa tenang dan penilaiannya meningkat. Daripada menyesali pilihannya tadi, Rein malah tertarik dengan respons masyarakat. Ia tidak mengira seluruh dunia akan kacau hanya karena permainan.

 

Tua, muda, hingga bocah merespons dengan ketertarikan yang tinggi, bahkan lansia juga ada. Apakah dunia nyata sebegitu buruknya hingga orang berlomba untuk pergi ke dunia baru?

 

"Jika respon mereka seperti ini, ucapan sosok itu pasti benar..."

 

Rein melihat salah satu siaran yang membuatnya tertarik, itu adalah lelang yang dilakukan pemain lewat siaran Live Stream. Pada dasarnya menjual koin tidak bisa dilakukan sebelum mencapai jumlah minimum, yaitu 1 koin emas. Tapi, pintarnya mereka mengumpulkan 5 koin silver dari setiap pemain dan menukarnya hingga mencapai 1 koin emas. Koin itu sekarang dilelang hingga mencapai harga $1.200 dan masih terus meningkat.

 

"Uang yang awalnya hanya $10 untuk 1 koin emas sekarang meningkat pesat sampai $1.200. Tidak heran dunia menjadi kacau dalam semalam."

 

Sekarang Rein berpikir, jika ia tidak keluar dan bergabung dengan mereka mungkin dirinya bisa mendapat bagian juga. $1.200 dibagi 20 orang sama dengan $60, dan itu setara dengan uang jajan Rein selama sebulan.

 

Seperti efek domino, saat seseorang memulai lelang dan mendapatkan hasil yang bagus, yang lain pasti mengikuti. Dan itulah awal dimana para Pionir mendapatkan uang secara instan.

 

Beberapa pemain segera Logout setelah mendapatkan uang tersebut dan memposting hasil jualannya ke media sosial. Tentu saja jutaan orang yang penasaran dengan dunia Exaworld Online segera membalasnya dan membuat pemain itu menjadi viral.

 

Hingga kemudian, pemain itu menuliskan sesuatu.

 

『 Hei, bagaimana cara kembali ke dunia itu? 』

 

"..."  Rein merasa tergelitik, bukankah situasi mereka kurang lebih sama sekarang? Rein adalah seorang pionir yang memilih logout lebih awal sedangkan mereka adalah logout setelah bermain sebentar.

 

"Benar juga, bagaimana caranya login? Dan bagaimana kami bisa masuk ke dalam dunia itu bahkan tanpa perangkat?" Rein merasa bingung, apakah ia sedang di sadap atau semacamnya?

 

Disaat Rein bertanya-tanya, seseorang yang tampaknya berasal dari pihak Exaworld Online berkomentar.

 

『 Perangkat VR akan dikirimkan ke rumah para pionir dalam 24 jam. 』

 

Sangat singkat, tapi bom like dan komentar segera memenuhi pesan tersebut.

 

"Ohh, apakah aku termasuk? Harusnya aku masih pionir kan?"

Bertepatan dengan pertanyaannya, tiba-tiba suara datang dari luar.

 

"PAKEETT!!"