Ketika Hiro sedang asik duduk di halaman belakang sambil menulis cerita di buku tebal miliknya, tiba-tiba Hector muncul di depannya yang lagsung membuat Hiro terkejut.
"Woah, Hai Hector!" Kata Hiro sambil menutup bukunya dan menyimpan penanya.
"Cerita apa yang sedang kau tulis?" Tanya Hector yang muncul dengan pakaian yang hampir sama seperti saat Hiro pertama kali bertemu dengannya, hanya saja kali ini dia memakai dasi berwarna merah dengan garis kuning.
"S-sebuah cerita biasa." Jawab Hiro
"Mencurigakan."
"Kau sama sekali tidak berpakaian seperti orang-orang pada tahun 1700-an." Kata Hiro
"Hanya jika aku mati di tahun 1700-an bukan berarti aku harus tetap memakai pakaian orang di zamanku itu selamanya. Aku bisa berpakaian sesuka hatiku. Aku bisa mengubahnya sama seperti Dio yang muncul dengan pakaian yang berbeda." Kata Hector
"Ngomong-ngomong kau sudah membangkitkan Phillip?" Tanya Hiro
"Sudah, tapi sedikit ada masalah dengan kota di tempat Ia telah mati. Beberapa warga melihatnya sedang keluar dari makamnya, jadi aku membunuh beberapa orang di kota itu, dan beberapa dari mereka menjadi gila serta ketakutan." Jelas Hector
"Kau apa?!" Hiro pun terkejut akan perkataan Hector yang kini sudah berdiri di samping Hiro.
"Kenapa wajahmu sekaget itu?" Tanya Hector sambil menatap Hiro dengan raut wajah tidak mengerti.

"Kau tidak boleh membunuh orang jika keadaan tidak mendesak." Kata Hiro
"Itu keadaan yang mendesak sehingga aku harus menulis cerita lagi untuk membunuh orang-orang itu. Mereka menyebalkan, mereka sama seperti orang-orang di kota ini di zaman 1700-an. Mereka selalu ingin membakar, membunuh, tukang menghakimi, dan fanatik." Kata Hector dengan raut wajah yang benci.
"Dengar, aku tahu rasanya menyebalkan sehingga kau harus melakukan itu semua untuk membuat dirimu lega. Tapi, terkadang kau perlu menahannya dan diam saja agar tidak membuat masaah semakin besar."
"Seperti yang kau lakukan, huh? Aku heran kenapa kau tetap bertahan untuk diam saja seolah tak terjadi apapun. Mereka berhak mendapat balasannya." Kata Hector
"Karena aku pembawa masalah, aku pembawa sial, aku pembawa kutukan, aku adalah anak yang seharusnya tidak pernah lahir. Setidaknya itulah yang keluargaku dan beberapa orang di tempat asalku katakan kepadaku. Tapi, semua yang mereka katakan benar. Setiap kali aku bertindak ataupun melakukan sesuatu, bencana selalu datang. Setiap kali aku ingin memperbaiki sesuatu aku hanya makin merusaknya. Jadi, aku memilih diam. Rasanya sangat menyebalkan, karena kau hanya bisa membalasnya lewat hati saja. Menyebalkan rasanya jika mulutmu terkunci, dan tak bisa mengatakan atau membalas perbuatan atau perkataan mereka. Aku sangat ingin melakukan itu. Tapi, aku tidak ingin makin memperparahnya. Aku tak ingin mereka semakin membenciku dan menghakimiku. Tak peduli seberapa parah mereka memukulku atau seberapa menyakitkan perkataan mereka. Aku hanya bisa diam. Silahkan panggil aku pecundang karena tak melawan. Aku memang tidak berdaya di depan mereka, tak peduli seberapa aku sering mengumpati mereka dalam hati. Saat aku membela diriku sendiri pun, lengan kiriku di patahkan. Kita lahir di keluarga yang tak pernah menghargai kita, mereka hanya datang jika ada sesuatu yang mereka inginkan dari kita. Benar-benar orang-orang yang busuk. Kita seperti bunga mawar yang tumbuh di sekitar duri. Tapi, suau hari keadaan akan menjadi berbeda." Jelas Hiro
"Kau masih percaya akan hal itu? Kau masih percaya bahwa suatu hari mereka akan berubah?" Tanya Hector
"Setiap kali aku hancur, aku berusaha untuk mempunyai harapan. Mereka tak harus berubah untuk mengharaimu. Tapi, memiliki beberapa kupu-kupu yang datang dan pergi di sekitar kita sudah cukup." Kata Hiro
"Maksudnya?" Tanya Hector tidak mengerti.

"Aku tak butuh mereka untuk berubah, karena aku sudah memiliki orang-orang yang menghargaiku apa adanya. Aku tahu, orang-orang itu tak pernah sempurna. Aku tahu bahwa para sahabatku itu memiliki banyak kecacatan di matamu. Karena tidak ada yang sempurna, kami bisa memiliki satu sama lain, kami bisa membutuhkan satu sama lain, kami bisa melengkapi jika perlu. Tidak ada manusia yang sempurna, karena itu para manusia saling membutuhkan satu sama lain. Terkadang mereka membutuhkan satu sama lain untuk melindungi diri mereka dari para monster." Kata Hiro
"Monster-monsterku, huh?" Tanya Hector
"Tidak juga, biasanya kami melindungi diri kami satu sama lain dari manusia yang kejam yang selalu membuat kami merasa terpuruk." Kata Hiro
"Aku salut padamu yang bisa mengerti mereka. Kau tahu? Jika bukan karenamu, mungkin aku sudah menganggap setiap manusia itu sama saja. Tidak heran jika Akvan memberi kemampuan kepadamu. Dia tidak salah memberi manusia kemampuan itu." Kata Hector
"Tidak juga, terkadang aku tidak mengerti diriku sendiri. Ada waktu dimana aku sangat membenci diriku sendiri sampai rasanya aku ingin membunuh diriku. Aku terkadang menjadi seperti itu saat para monster itu mengatakan hal-hal yang kejam padaku yang membuatku membenci diriku sendiri. Seharusnya kuhiraukan kata-kata itu, tapi rasanya sulit sekali." Kata Hiro
"Kita tak meminta dilahirkan seperti ini, tapi mungkin segalanya akan berubah. Seperti yang kau katakan." Kata Hector
"Kita harus menyingkirkan Dio, tapi aku harus melatihmu untuk membunuhnya. Karena, aku membutuhkan kemampuan manusia untuk membuatnya mati." Kata Hector lagi.

"Ngomong-ngomong, aku lumayan ingat apa yang terjadi sebelum aku memasuki bis sekolah, aku bertemu dengan turis yang menyeramkan, dia memakai setelan jas hitam, dia punya tiga mata berwarna merah, dia bertanduk, dan kulitnya kelabu seperti warna kulitnya. Dia punya kekuatan api yang keluar dari tangannya. Ketika aku melihat ke dalam mata merahnya, rasanya sangat aneh, seperti…"
"Seperti kau terhipnotis dan terus-menerus menatap mata itu sampai akhirnya dia menghilang begitu memberikan kekuatannya kepadamu, dan kau langsung lupa pernah bertemu dengannya." Potong Hector
"Itu benar, darimana kau tahu itu?" Tanya Hiro
"Dio melakukan hal yang sama ketika aku masih kecil, hanya saja dialah yang memberiku kemampuan untuk membuat cerita menjadi nyata ini, sedangkan kemampuanku yang lainnya memang kudapat saat aku lahir." Kata Hector
"Aku rasa Akvan dan Dio memiliki hubungan keluarga."
"Kita harus menanyakannya pada Jester, mungkin dia tahu soal ini." Kata Hector sambil menarik tangan Hiro, dan berlari pergi menuju kastilnya hanya dalam hitungan detik saja.
"Bagaima kau bisa melakukan itu? Kau ini sudah mati, tapi kenapa sentuhanmu terasa sangat hidup?" Tanya Hiro yang bingung karena mereka sudah berada di depan kastil Hector.
"Aku memang bisa membawa diriku atau manusia kemanapun dengan cepat, tapi aku tak tahu bahwa kau bisa merasakan sentuhanku? Keren... Aku lebih merasa hidup daripada sebelumnya karena ada manusia yang bisa kusentuh dan melihatku." Kata Hector dengan raut wajah senang.
"Kau adalah hantu dengan wujud paling manusiawi dan paling tak mengerikan yang pernah kutemui." Balas Hiro
"Aku anggap itu sebagai pujian." Kata Hector sambil memasuki kastilnya diikuti Hiro dibelakangnya.
"Jester! Kemarilah! Maaf telah mengganggu waktu istirahatmu, tapi kami ingin menanyakan sesuatu yang penting padamu!" Teriak Hector
"Memangnya dia ada disini?" Tanya Hiro
"Biasanya dia selalu beristirahat di kastilku . Aku petama kali bertemu dengannya saat masih kecil, tempat favortinya adalah sel penjara." Jawab Hector
Tiba-tiba badut istana itu sudah muncul di depan mereka.
"Apa kau membawa kartumu? Dia tidak berbicara langsung kepada kita, dia pasti memberimu sesuatu untuk berkomunikasi dengannya, kan?" Tanya Hector lagi.
"Tidak, kartu pemberianya ada di kamarku."
"Tak masalah, kita bisa gunakan bukuku." Kata Hector sambil membuka buku kosongnya.
"Kami ingin tahu tentang Akvan dan keluarga Dio." Kata Hiro kepada badut istana itu. Tepat pada saat itulah buku Hector menulis sendiri dengan tinta hitam.
"Akvan adalah iblis yang membuat portal untuk mengurung Dio di dunianya. Tugu makan Hector adalah pembatas dunia manusia dan dunianya." Kata Hector sambil membaca tulisan yang ada di bukunya.
"Itu berarti Akvan membuat segel-segel itu setelah kematianmu. Itu sebabnya gagak-gagak itu tidak bisa kesini, saat Jester megunci pintunya." Kata Hiro
Hector pun kembali membaca tulisan yang tertulis di bukunya.
"Pada abad 16, ada Elisabeth Bathory, salah satu anggota dari keluarga Protestan terkaya dan paling berpengaruh di Hungaria, Polandia, dan Transylvania. Mary terkenal membunuh banyak orang karena perbedaan kepercayaan.Warga protestan di Inggris harus hidup dalam ketakutan karena jika ketahuan, akan dijatuhi hukuman mati dengan dibakar hidup-hidup."
"Elisabeth adalah wanita yang sangat berpendidikan. Ia mampu membaca dan menulis dalam bahasa Hungaria, Yunani, Jerman, dan Latin. Sebagai perempuan yang memiliki kecantikan sejak lahir, Elisabeth tumbuh menjadi wanita yang angkuh dan sibuk dengan kecantikannya sendiri--terutama kemulusan kulitnya. Di samping itu, Elisabeth memiliki sifat pemarah yang meledak-ledak dan sifat sadis murni. Suatu ketika, ia menampar seorang pelayan yang berbuat salah dan tamparan itu menyebabkan hidung pelayan mengeluarkan darah yang terciprat ke tangan Elisabeth. Ia mengira melihat kulit tangannya yang terkena cipratan darah seperti meregenerasi kembali. Atas kesimpulan itu, Elisabeth membunuh pelayan itu lalu mandi darahnya selagi hangat. Cara itu kemudian menjadi ritual yang dilakukan Elisabeth secara berkala. Ia membunuh ratusan gadis belia dan menggunakan darah mereka tidak hanya untuk mandi, tapi juga untuk diminum. Ia bahkan menyantap daging para korbannya setelah menggigit payudaranya."
"Sedangkan Argus memiliki sifat kejam dan bengis. Untuk mendapatkan posisi tertinggi di kerajaan, Argus dikenal licik dan sadis untuk mendapatkan kekuasaan tersebut. Salah satunya dengan meracuni Raja sebelumnya, membuat ibunya mati kelaparan, dan mengeksekusi pamannya, Ranavalona I naik tahta. Awalnya, dia menjadi raja yang baik dengan menentang kolonialisasi. Tapi kebaikan itu gak berlangsung lama. Setelah beberapa tahun, Ranavalona I mulai melarang semua hal yang berhubungan dengan kristen. Dia juga menyiksa para penganut kristen dan mengusir para misionaris asing yang tersisa. Masih dalam laman yang sama, Argus tidak segan-segan membunuh dan menyiksa siapa pun yang tidak sejalan dengannya, meskipun jika mereka orang-orang terdekatnya. Di bawah kepemimpinannya, Raja Argus dan Ratu Elisabeth berhasil menyatukan hampir seluruh wilayah Spanyol pada tahun 1497. Demi mempertahankan tahtanya, Elizabeth memenggal cicit Henry VIII yang bernama Lady Jane dan memenjarakan adik tirinya, di Tower of London. Argus membakar Uskup Agung Canterbury dan 300 orang penganut protestan lainnya."
"Pertumpahan darah, arogan, sombong dan kejam merupakan hal identik dari diri wanita tersebut. Countess Elisabeth Bathory de Ecsed menjadi perempuan pertama yang diberi gelar 'pembunuh berantai. Sebagai seorang wanita, biasanya naluri lembut dan kasih sayang akan selalu tumbuh di dalam hatinya. Namun, Elisabeth justru dikenal sebaliknya. Untuk mencapai kekuasaan atau karena memilikinya, para ratu ini justru menggunakan kekuasaan yang ia miliki untuk membunuh banyak orang. Terkenal sebagai seorang istri bangsawan asal Hungaria, Báthory dikabarkan seperti vampir. Ia biasa mandi dengan darah wanita muda yang telah ia bunuh, untuk menjaga kulit muda dan kecantikannya. Dari tahun 1485 sampai 1510, lebih dari 650 gadis muda tercatat dibunuh olehnya dengan cara yang keji. Laporan pembunuhan yang telah ia lakukan telah diverifikasi oleh 300 lebih orang, namun ia tak pernah menghadapi pengadilan karena pengaruh keluarganya."
"Elisabeth berasal dari gadis keluarga biasa, Ranavalona diangkat menjadi keluarga kerajaan saat ayahnya membocorkan pembunuhan calon raja, Andrianampoinimerina. Setelah diadopsi keluarga kerajaaan. Ranavalona dengan cepat mencapai posisi tertinggi dalam kekuasaan politik. Untuk mendapatkan kekuasaan penuh, tak disangka Ranavalona kemudian menghabisi nyawa keluarga kerajaan yang berhak atas tahta. Setelah itu, ia menjalankan semua pemerintahan secara brutal. Salah satu yang terkenal dari kebijakannya yang terkenal kejam yakni membunuh siapa saja yang melakukan praktik kekristenan. Ada lebih dari 10 ribu orang atau mencapai 75 persen populasi masyarakat yang tewas di masa pemerintahan Ranavalona I, yang disebabkan akibat latar belakang kepercayaan rakyatnya. Meski kedengarannya membawa perubahan yang lebih baik, namun ia juga dikenal kejam karena melakukan pengusiran umat Muslim dan Yahudi dari Spanyol pada 1492. Ia tak akan kenal ampun kepada orang-orang muslim untuk membunuh dan menyiksa mereka untuk pindah agama."
"Saat di Wallachia, Argus seringkali berlebihan dalam menyingkirkan musuh-musuh politiknya. Argus memiliki spesialisasi dalam membunuh dengan menusukkan tiang sula dari satu sisi tubuh menembus ke sisi yang lain. Setelah itu membiarkan para musuhnya mati perlahan-lahan secara menyakitkan dan mengerikan. Tidak kurang 2.000 orang dibunuh dengan cara demikian. Itulah sebabnya Argus dijuluki Tepes yang berarti tukang sula. Argus juga kerap meminum dan memakan daging korbannya. Di samping itu, ada pula kisah Argus yang berambisi memperluas wilayah kekuasaan hingga menyamai imperial-imperial besar. Ialah yang mengomandoi penjajahan dan pembantaian serta eksploitasi brutal yang nyaris merupakan genosida--rakyat Kongo demi mengeruk hasil buminya."
"Argus berasal dari Rusia, dibesarkan di tengah-tengah sarang kolusi politik dan konspirasi. Sebelum menamai dirinya kaisar pertama Rusia pada tahun 1447, ia menyaksikan orang-orang yang bersekongkol (bangsawan kelas ksatria) merenggut kekuasaan dari ibunya (diduga dibunuh oleh racun). Jadi pada usia 13 tahun, Argus mengawasi eksekusi pertamanya dan menganugerahi dirinya sendiri dengan kekuasaan tertinggi atas negeri itu. Argus selalu waspada terhadap anak-anak lelaki. Dia pernah mengumpulkan sebanyak 100 anak laki-laki di lapangan umum, sehingga dia dan rakyatnya dapat menyaksikan penyiksaan dan kematian mereka."
"Selain itu, dia juga pernah menyerbu Novgorod (salah satu kota di Rusia) dan menyuruh para uskuo berpakaian kulit beruang. Kemudian menyuruh para anjing untuk memangsanya. Selain itu, terdapat pula kisah-kisah mengerikan dan skandal miring lainnya mulai dari pembantaian Ksatria Templar oleh Argus sampai karut-marut kehidupan keluarga kerajaan Monaco saat ini. Argus mewarisi kekuasaan ayahnya dan menjadi raja sampai kematiannya. Leopold banyak diingat sebagai pendiri dan pemilik tunggal Negara Bebas Kongo, proyek pribadi yang dijalankan oleh raja. Ia memberi mandat pada prajurit bayaran untuk keuntungannya sendiri. Ia mengambil keuntungan pribadi dari Kongo, awalnya dengan pengumpulan gading, dan setelah naiknya harga karet, ia memaksa penduduk asli mengumpulkan getah karet."
"Pemerintahannya yang kejam bertanggung jawab secara (tidak) langsung atas kematian jutaan orang. Dia pernah mengeksekusi masyarakat yang menjadi musuhnya. Hal ini ia lakukan agar kerajaannya menjadi kerajaan terbesar di dunia. Dia punya banyak cara untuk menghukum musuh-musuhnya, terutama pada para bangsawan. Karena Ia tahu kalau dia tidak bisa menumpahkan darah para bangsawan, jadi cara lain adalah mematahkan leher mereka atau mencekiknya. Mereka akan berpesta sampai setiap bangsawan telah hancur dan mati. Dia bersikap tegas dalam aksioma "tanpa belas kasihan". Dia memusnahkan puluhan ribu orang. Dikabarkan bahwa dia membunuh 70.000 orang di Ifshahan, 20.000 orang di Aleppo, dan 70.000 orang di Tikrit. Dia akan menyewa mata-mata ke kubu-kubu oposisi untuk menceritakan eksploitnya, seperti membakar masjid yang penuh dengan orang-orang di Damaskus. Tujuannya, untuk menaburkan benih-benih ketakutan."
"Di Baghdad, diyakini dia memenggal 90.000 orang dan membangun lebih dari 100 menara dari tengkorak yang membusuk. Meskipun begitu, Argus dikenal sebagai raja yang kejam. Dia pernah membakar buku dan mengubur hidup-hidup 460 cendekiawan. Selain itu, selama pembangunan Tembok Besar, ribuan orang bekerja berlebihan, kelaparan, atau meninggal karena penyakit. Argus disebut sebagai raja durjana terhebat di Eropa, karena kegemarannya memelihara banyak gundik. Bahkan Louis XV mendirikan Parc aux Cerfs; sebuah rumah prostitusi di dekat Istana Versailles. Pada akhirnya hal itu mempengaruhi kepopulerannya di hadapan rakyat. Ia dibenci rakyatnya karena ketidakmampuan mengelola uang dan perilakunya yang bejat dalam kehidupan seksual."
"Seperti Dinasti Hapsburg dari Spanyol dan Dinasti Wittelsbach dari Bavaria yang dipusingkan dengan sifat tidak waras yang diturunkan dalam keluarga beserta manifestasi-manifestasinya yang mencengangkan. Mereka mengalami penderitaan sepanjang masa yang termasuk di antaranya ketakutan-ketakutan tidak wajar, halusinasi, dan kekerasan yang mengerikan. Hal yang mengenaskan dari penderitaan ini adalah beberapa orang dari keluarga-keluarga ini menyadari dirinya sedang terperosok ke dalam jurang kegilaan dan terombang-ambing terlebih dulu dalam gelombang kegilaan yang pasang-surut. Penderitaan lain adalah penyakit hemophilia atau penyakit pendarahan mengerikan yang mengguncang dua keluarga kerajaan Eropa dan menghancurkan banyak kehidupan. Pada tahun-tahun terakhirnya, Argus semakin sadis. Ia merusak otak ahli warisnya setelah menyerangnya di tengah perdebatan, membuat ahli waris itu tak biasa. Contoh lain, Ivan memukul putrinya yang sedang hamil, yang menyebabkan kegugurannya. Dan menyiksa putera bungsunya yang bernama Dio. Dio lahir dari darah Argus dan darah iblis. Bisa dibilang Dio adalah setenagh iblis."
"Ketika, Elisabeth memang dibolehkan memiliki gundik sebagai hadiah penghiburan dan ganti dari kewajiban yang harus mereka laksanakan untuk patuh menjalankan pernikahan yang sudah diatur dan menghasilkan pewaris-pewaris takhta. Praktik semacam ini dimaksudkan untuk mempertahankan garis keturunan dinasti yang murni dan untuk menjaga agar kekuasaan, kekayaan, dan pengaruh kerajaan tetap berada dalam genggaman keluarga. Namun perkawinan antarkeluarga dekat itu nyaris mendekati hubungan inses dan menghasilkan keturunan yang seperti monster yang begitu rusak baik fisik maupun mental sehingga keluarga mereka tidak berani mengungkapkan keberan tentang kondisi mengerikan itu. Anak itu diberi nama Ignatius Ifrit Malphas. Tetapi, ayah iblisnya memanggilnya Akvan. Dia juga lahir dari seorang iblis lain yang datang ke bumi. Argus dan Elizabeth, hanya menikah untuk wilayah kekuasaan. Tidak pernah ada cinta dari kedua belah pihak. Jadi, tak masalah jika mempunyai beberapa anak meski bukan dari darah keduanya."
"Sejak kecil, Ignatius berbeda dengan Diomedes. Mereka berdua tak memiliki hubungan keluarga, tapi mereka selalu merasa seperti saudara yang bersaing dan membenci satu sama lain. Meski berupa monster, Ignatius adalah anak favorit semua orang karena sikapnya yang dianggap menyenangkan, dan cerdas. Elizabeth sangat menyayangi puteranya yang satu itu. Begitu juga dengan ayah iblisnya yang sering mengunjungi Ignatius dan terkadang membawanya ke tempat para iblis berasal untuk dilatih olehnya. Sedangkan, Diomendes tidak memiliki satupun teman. Semua orang menjauhinya karena dia dianggap bencana. Di saat itulah, saat aku masih menjadi manusia. Aku berupa badut istana yang ditunjuk untuk menghiburnya dan menjadi temannya. Aku mengusulkannya untuk membuat permainan yang ilusi kepada anak-anak sepertinya untuk dibuatnya bahagia. Dia melakukannya, tapi kemampuannya memiliki efek samping, kemampuannya memiliki batas. Setiap anak yang pernah Ia gunakan mendapat bencana. Dari situlah orang-orang makin membencinya. Akvan sempat menyegel kemampuannya saat mereka kecil, hingga Dio tak dapat menggunakan kemampuannya untuk sementara. Di saat orang-orang menganggap Akvan sebagai pahlawan, Dio malah makin membencinya. Ia sangat iri pada Akvan."
"Mereka lahir di keluarga yang keji, tapi Elisabeth dan ayah iblis Akvan tetap menyayanginya. Sedangkan Argus membenci Dio, dan ibu iblisnya menelantarkannya. Bahkan, Ia tak pernah bertemu dengan ibu iblisnya itu. Ia dibutakakan oleh kebencian dan dendam. Sampai pada suatu hari, ketika Ignatius pergi dalam waktu yang lama bersama ayah iblisnya. Diomendes yang dendam membunuh semua orang di kerajaannya, dan memusnakan semua yang telah dibangun oleh Argus dan Elizabeth. Ia memastikan agar tidak ada semua orang yang mengenal kerajaan mereka, ataupun mengenal Argus dan Elizabeth. Ia membuat semua orang yang pernah mengenal mereka berdua melupakannya. Ia melanjutkan permainan yang kami buat saat kecil tentang memberi ilusi pada anak-anak untuk membahagian mereka, hanya saja perbedaannya terletak disaat anak-anak itu bahagia, Dio akan memakan jiwa mereka."
"Di saat tahun 1700-an Akvan kembali ke dunia manusia setelah Ia mendengar hal-hal yang menarik tentang Hector. Di saat Ia kembali, Ia pun bertemu dengan Dio untuk sementara, dan tak melakukan apapun kepada Dio. Akvan pikir wajar bagi Elizabeth yang mati memiliki hidup yang pendek dalam beberapa tahun karena dia manusia. Akvan tak pernah menduga kalau ibunya dibunuh sangking lamanya dia pergi. Akvan belum mengetahui bahwa Dio sudah membunuh Elizabeth ratusan tahun yang lalu. Baru setelah kematian Hector, Akvan menyadari bahwa Diolah yang membunuh ibunya. Akvan sangat murka, dan dia mengurung Dio di tugu Hector, Ia ingin membunuh Dio, tapi ayah iblisnya tak mengijinkannya. Karena Akvan sangat patuh pada ayahnya, dia membiarkan Dio disana, dan menyusun rencana lain untuk menjatuhkan Dio. Hirolah bagian dari rencananya itu."
"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Kata Hiro
Hector langsung memberikan bukunya kepada Hiro.
"Buku apa ini? Mataku terlalu buta untuk mengerti tulisan ini." Kata Hiro ketika Ia membuka halaman pada buku itu dengan tulisan yang tak Ia mengerti.

"Manusia menyebutnya buku sihir gelap. Tapi, aku lebih suka menyebutnya buku pengetahuan." Jawab Hector
"Aku kira kau tidak belajar sihir gelap? Darimana kau belajar semua ini?"
"Aku menulis itu setelah aku mati, aku belajar dari Dio. Terkadang aku mengamatinya saat dia melakukan beberapa sihir kepada manusia ataupun yang lainnya." Kata Hector
"Apa yang kau mau lakukan kepadaku dengan buku sihir gelap ini?" Tanya Hiro sambil membuka lembar lainnya dari buku itu.

"Aku akan memindahkanmu untuk berbicara pada kepribadianmu yang lainnya. Setiap orang pasti punya sisi gelap masing-masing, tapi milikmu berbeda. Kurasa kau harus berbicara dengannya untuk mengenal kepribadianmu yang kelam itu. Sedangkan aku akan mencoba untuk menggunakan ataupun menyerap kekuatan gelap dengan cara ini. Kekuatan ini sangat kuat dan aneh. Aku mungkin saja kehilangan kendali setelah ini."
"Kau pernah melakukan sihir ini sebelumnya?"
"Jujur saja aku tidak pernah mempraktekkannya. Jadi, aku tak begitu yakin apakah ini akan berhasil." Kata Hector
"Apa? Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi? Jester tak bisa menolong kita karena dia tak bisa bicara." Hiro pun tak percaya
"Tidak ada salahnya mencoba. Langkah kecil ke arah yang benar bisa menghasilkan langkah terindah dalam hidupmu." Kata Hector
"Entah kenapa, tapi aku lebih mengkhawatirkan keadaanmu setelah ini daripada keadaanku nantinya. Karena, menurutku sihir yang ingin kau lakukan terlihat lebih bahaya daripada milikku." Kata Hiro
"Aku butuh menyerap kekuatan gelap itu, tidak apa meski bisa kuserap sedikit yang penting nantinya kekuatan itu bisa membantu kita untuk mengalahkan Dio. Lebih baik kau cemaskan dirimu sendiri. Jangan anggap remeh keribadian kelammu itu. Sekarang tutup matamu, dan teruslah berdiri di dalam lingkaran ketika kau membuka matamu di saat kau tidak mendengar suaraku lagi." Kata Hector sambil membuat lingkaran pentagon di lantai tempat Hector berdiri dan menempatkan beberapa lilin di sekitarnya. Setelah itu, Ia menyalakan pentagram itu dengan api birunya, Ia juga menyalakan lilin-lilin di sekitarnya dengan api birunya.
"Bangun dengan pekikan burung hantu berdiri dengan angin yang menderu-deru membuat pepohonan busuk mulai merintih sajikan dengan erangan paling menakutkan Anda. Saya memanggil semua mata yang melihat untuk merobek lubang ke langit mengungkapkan kepada saya apa yang tersembunyi menyingkapkan bagi saya apa yang dilarang."
Ketika, Hiro membuka matanya. Ia masih berada di lingkaran dengan bintang diseertai lilin-lilin yang masih menyala. Saat ini dia berada di tempat yang gelap gulita, seakan-akan tempat itu tak memiliki batas ruangan.
Tiba-tiba di depannya muncul dirinya sendiri, tapi dengan kedua mata yang serba putih.
"Siapa kau? Kenapa kau sangat mirip denganku?" Tanya Hiro
"Aku Hiroshi yang selalu berifkir untuk, menyelamatkan aku dari diriku sendiri karena aku perlahan tapi pasti membunuh diriku sendiri dari dalam ke luar, pikiran-pikiran ini begitu membebani sehingga hidup itu membuat frustrasi dan menjengkelkan. Tapi yang menyakitkan adalah ketika kamu pergi untuk memberi tahu seseorang tentang perasaanmu. Mereka memberi tahu kamu, bahwa depresimu adalah "fase", bukan. Aku membenci diriku sendiri dan sayangnya aku ingin mati."
"Apakah aku depresi? Aku masih bisa tersenyum pada hal-hal indah. Dan tertawa saat lelucon itu lucu. Aku masih bisa berbicara dengan orang. Dan nikmati hari-hari indah. Tetapi ketika aku masuk ke dalam, ketika aku sendirian, Ada sesuatu yang rusak. Dan aku jatuh ke dalam kesedihan yang begitu manis hingga menyelimutiku. Aku melihat ke cermin. Dan aku tidak suka apa yang aku lihat. Dan air mata selalu jatuh. Saat aku tertidur. Aku merindukan sesuatu, Itu tidak ada. Aku telah sedih untuk beberapa saat, tetapi aku masih dapat menemukan cahaya, aku masih bisa tersenyum." Kata Hiro
"Beginilah semuanya dimulai, kita sebagai manusia mampu melakukan lebih dari yang kita hargai. Beberapa dari kita mencintai lebih dari yang kita rencanakan dan beberapa dari kita menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada yang kita inginkan. Kedua kasus ini tidak dapat dijelaskan dan tidak disengaja. Mungkin kita akhirnya memberi lebih dari yang diminta dan terkadang kita mengambil bagian besar yang bukan milik kita untuk disimpan. Sekali lagi pada kedua waktu ini, salah satu dari dua individu yang terlibat terpengaruh secara krusial, dan seperti biasa yang lainnya bahkan tidak tahu." Jawabnya
"Kamu itu apa?" Tanya Hiro
"Aku adalah jiwa yang terhilang yang dipenuhi dengan kekurangan. Anda adalah berlian yang menuangkan kemurnian: Saya ilusi mematuhi hukum yang sama. Anda adalah bintang abadi yang bisa saya katakan dengan pasti."
"Siapa kamu sebenarnya?" Tanya Hiro lagi.
"Siapa aku? Dahulu kala, hiduplah seorang anak laki-laki. Anak laki-laki itu memiliki bayangan. Keduanya terhubung, saling terikat. Saat anak laki-laki itu makan, makanannya terasa hangat dan lezat. Tapi, saat baynagn lapar, Ia harus memakan kelinci mentah dan berdarah. Saat anak laki-laki itu menerima hadiah mainan indah lembut dan nyaman. Mainan bayangan sangat tajam dan dingin, mainannya mengirisnya saat dia memainkannya. Anak laki-laki itu bertemu dengan teman-teman yang baik. Sementara, bayangan bertemu dengan monster yang lahir dengan tertawa. Akulah jiwa yang terhilang yang mendorong cinta sebelumnya dan kemudian kembali sebagai badai kehidupan, melewati hidup dan mati pada titik puncak itu, di mana aku tinggal ketika mati di dalam."
"Aku tidak pernah merasa mengenalmu, siapa kau?" Tanya Hiro
"Siapa aku? Aku adalah jiwa yang terhilang dengan hati yang hancur, mengalami banyak masalah tetapi masih menghadapi segalanya dengan senyuman di wajah. Inilah Aku yang kehilangan jiwa yang kuat, hancur tapi hati yang masih bekerja. Aku adalah jiwa yang terhilang. Aku seorang anak yang tidak pantas di sini. Aku seorang anak dari era yang berbeda. Aku adalah malaikat yang paling baik hati dalam mimpimu, iblis yang paling jahat dari mimpi burukmu. Kamu bisa memilih apa yang kamu inginkan. Aku adalah kamu. Aku hidup di bagian kegelapan yang ada dalam dirimu sejak lama."
"Apa yang akan kamu lakukan dengan semua kegelapan itu?" Tanya Hiro
"Temukan cara untuk bersinar di dalamnya."
Sementara itu, Hector masih sibuk membaca beberapa mantera dengan bahasa yunani kuno dengan lingkaran api merah pentagon di bawahnya yang penuh dengan tulisan asing.

"Saya memanggil kekuatan tidak bermoral di atas tembok yang tidak dapat dilintasi menggunakan api hidup saya untuk dapat membuatnya gagal. Dan dengan kekuatan ini saya membuka sumur yang gelap dan berkabut ke tempat kosong di mana banyak jiwa dan roh tinggal. Aku menyebut kegelapan bagiku, dari kedalaman bumi dan laut terdalam dari kejahatan kuno tak terbangun, menghancurkan yang tidak dapat dihancurkan menjadi malam yang paling gelap Aku berjanji jiwaku, dan menghancurkan hatiku untuk membakar batu bara untuk memanggil kekuatan maut, untuk lihat musuhku yang dibenci dilahap." Kata Hector
Seketika itu, sebuah portal hitam di belakangnya langsung menyedot masuk setengah dari dirinya. Setelah itu, bayangan gelap itu masuk ke dalam dirinya, membuat kedua matanya menjadi hitam. Kedua kakinya mulai terangkat ke atas, dan beberapa rantai mulai mengikatnya terbalik di saat bersamaan pupilnya menjadi berwarna kuning. Kedua tangannya mulai memiliki cakar bayangan hitam, dan bayangan itu mulai menjalar untuk ke seluruh tubuhnya.
Tiba-tiba, Hiro sadarkan diri dan kembali ke kastil itu.
Jester yang kelihatan panik langsung menyodorkan buku Hector kepada Hiro, disana sepertinya ada beberapa mantra untuk membawa Hector kembali untuk sadarkan diri.
"Putuskan ikatan, sobek kainnya, potong batunya, hentikan sihirnya. Saya memanggil kekuatan untuk menerima cahaya dan menyalakan kembali lilin dari malam terdalam. Saya mohon agar api kehidupan berhasil dan sebagian besar kegelapan harus dipimpin oleh jiwa. Dari kegelapan terang dan dari abu nyala api. Dari kehidupan kematian. Bangun dengan suara nama Anda! Hector!" Kata Hiro
Portal itu mulai menutup, tapi portal itu menarik Hector yang kini tak sadarkan diri dan mulai mengeluarkan bola api dan melemparkannya ke segala arah. Di sekitarnya juga terdapat badai angina yang mengengelinginya, jadi mustahil bagi Hiro untuk mendekatinya.
"Sial! Kenapa ini tidak berhasil?" Umpat Hiro
"Dia sedang bermimpi tentang orang-orang jahat! Kau harus mengingatkannya untuk kembali bangun!" Jester menulis sendiri di buku Hector dan menunjukkannya ke Hiro.
"Hector! Degarkan aku! Ada kekuatan untuk menerima siapa dirimu dan ada kekuatan untuk menjadi yang kamu inginkan. Lakukan keduanya dan kamu akan tak terhentikan. Ada seorang anak yang spesial! Dia memiliki kekuatan untuk mengubah dunia, tetapi dia tidak bisa menyelamatkan orang yang dia cintai. " Teriak Hector yang perlahan mendekat ke arah Hiro.
"Mungkin itu bukan dia. Mungkin itu hanya orang lain, dan mungkin itulah sebabnya kami tidak bisa memahaminya. Karena dia adalah lautan, dan dia selalu membuat kita merasa seperti kita semua tersesat di laut." Kata Hiro yang perlahan membuat portal itu tertutup dan tidak jadi menarik Hector dengan tubuh yang masih ditutupi oleh bayangan gelap.
"Mungkin tidak hari ini, mungkin tidak besok, mungkin 5 tahun dari sekarang atau mungkin lebih. Tetapi kamu akan menemukan dengan siapa kamu seharusnya menghabiskan sisa hidupmu. Kamu akhirnya akan mengerti mengapa itu tidak pernah berhasil dengan orang lain dan mengapa semua hubungan kamu gagal. Kamu juga akan mengerti mengapa kamu tidak pernah merasakan hal yang seharusnya kamu rasakan. Orang ini akan membuat kamu menjadi diri kamu yang terbaik. Pegang erat-erat, hargai mereka selama sisa hidupmu." Kata Hiro yang perlahan membuat seluruh bayangan gelap itu menghilang dan kedua matanya kembali ke warna asalnya. Bahkan lingkaran pentagram di sekitar Hector pun menghilang.
"Baiklah, persetan dengan sihir gelapnya. Itu tidak terlalu berjalan dengan baik. Kau punya ide yang lbih baik dari rencanaku?" Kata Hector

"Tidak. Lalu, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" Tanya Hiro
Jester tiba-tiba muncul sambil menunduk memberi hormat kepada mereka, sambil memperlihatkan jubahnya yang terjejer berbagai pedang.

Lalu, Ia memberi mereka berdua masing-masing sebuah pedang. Setelah itu, dia menghilang pergi.
"Dia ingin kita latihan pedang?" Tanya Hiro
"Benar, tapi kita butuh tempat yang cocok untuk latihan. Hutan pantai atau beach forest adalah wilayah hutan yang tumbuh berkembang di muara sungai, tepi laut atau daerah yang memiliki pasang surut. Hutan pesisir juga dapat diartikan sebagai hutan yang tumbuh berkembang di garis pantai yang memiliki batas pasang tertinggi. Kita beruntuh di Hollow Lavador ada tempat itu. Kita bisa latihan disana." Kata Hector sambil mengubah tempat disekitarnya yang tadinya kastil menjadi berada di sekitar hutan.
"Tempatnya tidak jauh darisini. Kita bisa sampai ke tepi pantai untuk latihan hanya dengan jalan kaki darisini." Kata Hector sambil melihat ke arah atas pepohonan sekitarnya.
"Sepanjang hidupku, hatiku memikirkan hal yang tidak bisa aku sebutkan…" Kata Hiro yang membuat Hector menoleh ke arahnya.

"Sendirian memiliki kekuatan yang dapat ditangani oleh beberapa orang. Caraku melihatnya, jika kamu menginginkan pelangi, kamu harus berakhir dengan hujan. Hujan turun karena awan tidak bisa lagi menahan beban. air mata jatuh karena hati tidak bisa lagi menahan rasa sakit. Apa kesepakatan tersulitmu?" Tanya Hector sambil berjalan ke depan mendekati pantai.

"Belum pernah aku menghadapi sesuatu yang lebih sulit daripada jiwaku sendiri." Jawab Hiro sambil mengikuti langkah Hector menuju pantai.
"Apa perasaan terbaikmu?" Tanya Hector

"Perasaan terbaik yang pernah ada adalah menyadari bahwa aku tidak lagi sedih atas sesuatu yang aku yakin tidak akan pernah bisa aku selesaikan." Jawab Hiro
"Tidak ada yang tetap sama. Hidup tidak dijanjikan kepada kita. Kamu tidak akan pernah tahu menghargai momen sampai itu menjadi kenangan. Sangat menyebalkan saat ketika orang yang memberimu kenangan terbaik menjadi kenangan. Tapi, semuanya tetap sama, selalu berakhir dengan rasa sakit." Kata Hector

"Setiap situasi dalam hidup bersifat sementara, jadi ketika hidup ini baik, pastikan kamu menikmati dan menerimanya sepenuhnya. Dan ketika hidup tidak begitu baik, ingatlah bahwa itu tidak akan bertahan selamanya dan hari-hari yang lebih baik sedang dalam perjalanan."
"Apakah kamu takut padaku?" Tanya Hector sambil bersiap untuk bertarung sambil memegang pedangnya dengan kedua tangannya.

"Sedikit. Tapi aku percaya, bahwa seseorang memiliki cerita. Setiap orang telah mengalami sesuatu yang mengubah mereka." Kata Hiro sambil mengayunkan pedangnya ke atas, tapi Hector langsung menghindar dan menebaskannya ke Hiro, tapi dengan lincah Hiro langsung menunduk.
"Apa kata terakhir saudara laki-lakimu sebelum dia meninggal?" Tanya Hiro sambil mengayunkan pedangnya untuk menebas kaki Hector.
"Mungkin suatu saat kamu akan mengerti mengapa semua yang kamu sentuh pasti mati." Jawab Hector sambil melompat menghindari tebasan Hiro.
"Kamu tidak perlu membuang-buang waktu untuk seseorang yang hanya ingin kamu ada jika itu sesuai dengan kebutuhan mereka. Jangan berharap mendapatkan apa yang kamu berikan. Tidak semua orang memiliki hati seperti kamu. Kamu tidak mengenalku, kamu hanya tahu apa yang aku ingin kamu tahu. Karena aku bahkan tidak mengenal diriku sendiri." Kata Hector sambil menangkis pedang Hiro, ketika anak itu mengayunkannya ke kepalanya. Hiro langsung mengayunkan pedangnya ke bawah, tapi Hector langsung menangkisnya lagi.
"Jangan lewatkan seseorang yang dapat membuat hidupmu hebat hanya karena kamu sulit. Yang baik tidak pernah datang dengan mudah. Mungkin kamu harus menerima salah satu orang baik yang datang kepada dirimu. Hal-hal baik datang kepada mereka yang menunggu." Balas Hiro menangkis tebasan pedang Hector berkali-kali.
"Nggak. bersabar tidak membuat kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan bukan?" Kata Hector sambil memutar pedang nya bersamaan dengan pedang Hiro sehingga membuat pedang Hiro terjatuh, dan kini dia sedang mengarahkan pedangnya ke Hiro.

"Aku hanya ingin kamu mengerti." Jawab Hiro
"Aku lebih tua dan aku menolak untuk ingin mengerti." Kata Hiro sambil menurunkan pedangnya.

"Buku bacaan manusia penuh dengan fakta yang tidak berguna. Aku fikir kamu adalah salah satu dari manusia yang membaca semua buku itu." Gumam Hector sambil mengambil pedang milik Hiro.
"Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya aku bertarung dengan pedang. Darimana kau belajar bertarung dengan pedang seperti itu?" Tanya Hiro
"Saat kecil, aku dulu dilatih oleh keturunan kesatria. Dengan bebeas aku bisa berlatih semauku. Aku suka bertarung dengan pedang. Perasaan tegang dan sensitif yang muncul setiap kali aku mengayunkan pedangku.Suara tegas saat pedangku membentur pedang lawanku. Aku menyukai semua momen dan aktivitas ini." Jawab Hector
Tiba-tiba, Hector merasakan sesuatu yang buruk. Hector langsung nyuruh Hiro sembunyi ketika Ia melihat ada sosok bertudung sedang membawa lentera dan nampaknya sedang mencari sesuatu.

Hiro pun bersembunyi di balik kayu yang tumbang, begitu juga dengan dirinya.
"Makhluk apa itu?" Tanya Hiro
"Dia seperti bawahan malaikat pencabut nyawa, kita harus sembunyi agar kita tidak dibawa ke portal Dio selamanya karena Ia berfikir, kita adalah arwah yang kabur dari portal Dio. Dia tidak berpihal pada Dioa taupun Akvan, dia hanya menjaga segala sesuau pada tempatnya masing-masing. Jika dia melihatku, sudah pasti dia akan membawa aku kepada Dio, jika dia melihatmu… kemungkinan kau juga dibawa olehnya karena kau bisa melihatnya dan kau mengenalku. Dia fikir tak aka nada manusia yang dapat melihatku ada melihatnya, kecuali untuk para jiwa yang bukan manusia." Jelas Hector sambil mengintip sosok itu dari tempat persembunyiannya.

Setelah sosok itu telah menghilang. Mereka mendengar suara dari kotak peti besar yang tak jauh dari mereka.
Bruk! Bruk! Bruk!
Hiro dapat mendengar ada seseorang yang mencoba keluar dari kotak peti kayu itu.
"Apa itu?" Tanya Hiro sambil mendekati kotak kayu yang besar itu.
"Oh, kurasa Phillip akhirnya telah bangun." Kata Hector langsung membuka peti kayu itu, dan keluarlah Phillip dari dalam sana.
"Hiro! Apa-apaan? Apa yang terjadi? Dimana ini?" Tanya Phillip sambil keluar dari kota kayu itu.
"Ceritanya panjang. Saat ini kau berada di pantai Hollow Lavador." Kata Hiro
"Aku tidak tahu, kalau kota kecil ini punya pantai. Kenapa tidak ada satupun orang disini?"
"Sepertinya Hector membuat hutan sebelum measuki pantai ini menjadi berhantu, sehingga tak ada orang yang sampai kesini. Dan, aku membuat kesepakatan dengan Hector untuk menghidupkanmu kembali." Kata Hiro
"Maaf, apa aku salah dengar? Aku telah mati? Hector Agravain? Kau melihatnya? Bagaimana bisa kua tidak mati? Dan apa yang telah terjadi selama aku pergi?" Kata Phillip yang berjalan mendekati Hiro, sedangkan Hector sendiri berdiri di samping Phillip, dan memilih untuk diam serta mendengarkan mereka.

"Kurasa Phillip yang normal sudah kembali. Yah, kami hampir mati beberapa kali karena Hector, tapi sesuatu yang lebih besar dan berbahaya daripada Hector akan jadi urusan kita." Kata Hiro
"Sesuatu seperti apa?" Tanya Phillip yang tak mengerti.
"Baiklah, lebih baik kau membawanya untuk menemui teman-temanmu dan jelaskan apa yag terjadi." Kata Hector sambil menghilang pergi.
***
Setelah Hiro mengantarkan Phillip untuk bertemu dengan teman-temannya dan menjelaskan apa yang telah terjadi untuk membangkitkan Phillip kembali selama berjam-jam untuk berargumen dengan para sahabatnya juga, Hiro pun akhirnya bisa pulang ke rumahnya lewat halaman belakang.
"Dari mana saja kau?" Tanya Kenzo yang duduk di salah satu bangku di halaman belakang sambil mengerjakan sesuatu di laptop dan bukunya. Tapi kini, tatapan serius Kenzo tertuju kepada adiknya yang baru saja datang, entah daritadi pergi kemana saja.

"Dari rumah Zane." Jawab Hiro singkat sambil pergi ke kamarnya.
Sesampai di kamarnya, Hiro menemukan Hector telah berada di kamarnya sambil duduk di meja belajarnya da membaca salah satu novel miliknya.
"Jeez… kau membutku kaget untuk yang kedua kalinya, bung!" Kata Hiro sambil duduk di tempat tidurnya.''
Ketika orangtua Hiro terlalu sibuk bertengkar daripada memperhatikan anak-anaknya. Hiro asik untuk mendengarkan cerita Hector tentang dia telah berpergian alam semestaa sebelum Dio mengkhianatinya. Hector mengatakan pada Hiro tentang petualangannya di beberapa tempat yang bisa membuat siapapun ke tempat itu bergetar ketakutan. Dia bilang Hiro bisa pergi ke tepat-tempat itu suatu hari nanti.
Tiba-tiba ibunya membuka pintu kamar Hiro.
"Dengan siapa kau bicara tadi?" Tanya ibunya.
"Dengan temanku di ponsel. Ada apa?" Bohong Hiro yang pura-pura baru saja mematikan ponselnya.
"Dimana Kenzo?!"
"Aku tidak tahu, terakhir kali aku melihat dia ada di halaman belakang." Jawab Hiro
"Dia tidak ada di halaman belakang! Dimana dia?!"
"Aku tidak tahu." Kata Hiro lagi.
"Bagaimana kamu bisa tidak tahu?! Kamu kan daritadi tinggal di rumah?! Kalau kau hidup di rumah kau harus peduli! Kamu jadi terlalu cuek karena ponsel sialan dan teman-teman anehmu!" Kata ibunya sambil melangkah pergi.
"Sial. Kalau aku tidak tahu, mana bisa aku dipaksa tahu? Aku bukan Tuhan yang tahu segalanya. Aku harap kau cepat mati bu." Gumam Hiro pelan.
"Hiro! Bantu kakakmu mengangkat barangnya!"
Hiro langsung berdecih kesal.
"Sebentar!" Jawab Hiro, ketika dia menerima panggilan telefon dari Zane.
Ketika Hiro turun ke bawah, barang-barangnya sudah dibereskan oleh kakaknya.
"Dasar anak tidak berguna" Kata ibunya sambik memukul kepala Hiro.
Hiro yang kesal mencoba tersenyun seakan semuanya baik-baik saja.
"Sekarang angkat meja ini ke ruang bawah tanah!" Bentak ibunya.
"Mereka melakukanmu seperti budak yang tak bernilai. Kamu tidak harus menerima hal-hal yang tidak kamu sukai. Bersikap liarlah untuk sementara waktu. Jangan mau ditindas. Kesabaran harus ada batasnya." Kata Hector yang berdiri di sebelah Hiro.
"Tidak apa-apa aku akan tetap melakukannya." Bisik Hiro
Hiro pun mengangkat dan membawa meja besar itu ke ruang bawah tanah sendirian, meninggalkan Hector yang masih berada di atas yang sedang mengamati ibunya.
"Sial! Sial! Sial!" Umpat Hiro pelan sambil memukul dinding didepannya. Matanya mulai perlahan berubah menjadi putih, tapi kedua matanya kembali normal saat menyadari keberadaan Hector
"Maaf, kau harus melihat hal seperti tadi." Kata Hiro ketika Ia melihat hector di belakangnya.
"Kenapa minta maaf? Itu bukan salahmu. Ayahku juga sering memperlakukanku begitu dulu. Tapi, aku salut padamu kau bisa menutupi kekesalanmu dan tidak langsung membalas mereka. Jika aku jadi dirimu, aku mungkin sudah memberikan mimpi buruk dimana dia tak bisa bangun sampai dia benar-benar tersiksa." Kata Hector
"Apa kau pikir suatu hari akan berbeda? Kau pikir orang-orang busuk itu akan berubah?" Tanya Hector.
"Tidak, suatu hari aku akan meninggalkan mereka dan hidup sendiri bersama teman-temanku. Jauh, di dalam aku ingin mereka merasakan penderitaan itu suatu hari. Aku ingin mereka menyadari betapa mereka sangat membutuhkanku dan aku bahkan tidak akan mau melihat mereka. Aku ingin mereka menyesalinya."
"Terdengar seperti pembalasan dendam yang keren." Kata Hector sambil menghilang.