webnovel

The Game Is On

Untuk mencari kebahagiaan dunia, manusia memiliki tingkat kebahagiaannya masing-masing seperti: 1. Uang 2. Lingkungan 3. Pasangan 4. Pengakuan 5. Pengembangan potensi diri (pengalaman) Bagaimana jika terdapat manusia yang membutuhkan lima kebahagiaan tersebut namun menolaknya secara bersamaan? Arza, pemuda yang selalu dicintai oleh orang yang berhasil ia rendahkan. Apakah penyebabnya....? Simaklah Arza si lelaki angkuh dalam cerita "The Game is On" "Dunia hanyalah permainan belaka, dan aku takkan kalah dalam sebuah permainan!" "Don't describe me! Aku bukan aku yang kau bayangkan!"

Andas_21 · Realistic
Not enough ratings
12 Chs

Kau Bosku! Jadi Tunduklah Padaku! (End)

"Nit, kamu yakin sama tipenya Sisil?"

"Percaya saja Mik, apa juga untungnya buat aku kalau aku bohong"

"Permisi, pesanannya mas" pegawai cafe menghampiri

"Lu yakin ga makan Mik?"

"Ngga lah, ngga nafsu, lagiankan kamu yang lapar"

"So sweet banget ya kamu" sambil tersenyum dan memotret hidangan mewah serta berselfi ria.

Sore ini, Nita mengajak Miko untuk pergi ke Mall, namun di tengah jalan Nita ingin singgah ke salah satu cafe yang sedang hangat dibincangkan orang-orang.

"Makasih lo ya sudah ditraktir"

"Iya, ga masalah"

"Bete banget mukanya, lagi ga mood?"

"Engga juga sih"

"Sorry ya aku ga peka sama suasana hatimu, hari ini ga usah ke mall ga papa kok, aku sudah senang singgah ke sini"

"Biasa aja Nit, aku kan pergi karena katamu kamu pengen nonton di XXI, kebetulan aku mau refreshing juga"

"Kamu ini perfect banget jadi cowok, pengen deh punya cowok kaya kamu hihi" goda Nita

"Hah?"

Terkejut Miko mendengar kata-kata Nita. Sontak Miko teringat Arza yang mengatakan "kalau uangmu masih ada, kan cuman itu kebanggaanmu" serta "kurang apa lagi? Kamu kurang pintar! Hahaha"

Kata-kata Arza itu mulai bisa dipahami Miko sedikit demi sedikit, dan....

"Eh! Ngelamunin apa? Ngelamunin aku? Hihi"

"Hah... eng, engga.."

"Kalau gitu ayok!"

......................

Sebelum Miko menjemput Nita di kos-kosannya...

"Za"

"P"

"P"

"P"

"Apaan? Berisik!" Balas Arza atas chat Miko

"Temanin aku sore ini, ke mall XXI"

"Mau traktir nonton?"

"Aku diajak Nita nonton! Katamu waktu nginap, kalau aku mulai ragu dan Nita ada ajak jalan, kasih tahu kamu!"

"Hahaha, Jadi mulai ragu nih?"

"Iya... jam 2 aku berangkat, kita nnton yang habis Ashar"

"Oke, jangan banyak traktir-traktir hari ini"

......................

"Nonton apa ya Mik bagusnya?" Tanya Nita saat sampai di XXI

"Hantu aja!"

Miko tau Arza sukanya nonton yang horor-horor

"Ih jangaaan~..., yang romantis aja aku suka" membujuk manja

Miko kembali teringat bahwa Arza paling anti sama yang romantis-romantis

"Jangan deh, lagi pingin nonton yang seram-seram"

"Ih nanti aku teriak, maluu...~" keluh Nita dengan lebih manja

"Aku traktir tapi nonton hantu"

"Ih bukan itu... tapi iya aja deh hehe"

Miko teringat kata-kata Arza untuk tidak mentraktir, sedangkan ia sudah dua kali mentraktir Nita dalam waktu kurang dari 30 menit

"Ah, habis aku dikata-katain sama Arza" ucap Miko membatin

Miko hanya membeli dua tiket agar Nita tidak mengetahui kedatangan Arza hari ini

Dan kini jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Miko memberitahu  bahwa ia menunggu Arza di salah satu tempat makan sambil berbincang dengan Nita.

Tak lama kemudian Arza datang, sungguh Nita terkejut bukan kepalang! Jangankan Nita, Miko pun ikut terkejut dengan kedatangannya.

Bagaimana tidak terkejut, Arza datang dengan membawa Sisil bersamanya tanpa sepengetahuan Miko.

"Traktir kami!, masa Nita mulu yang habisin duit bapakmu! Dasar anak durhaka hambur-hambur duit orang tua!" Memulai percakapan Arza

Nita dan Sisil diam seribu bahasa mendengar kata-kata Arza

"Eh ada anak buah merintah bos!" Balas Miko

"Aku anak buah yang melindungi bosnya dengan nasihat! karena kau bosku! Jadi tunduklah padaku!"

"Ah, ga bisa aku lawan kata-katamu hahaha" tertawa Miko mengusaikan ketegangan

"Aku sama Sisil pesan es krim ini aja, kami biar minum berdua supaya so sweet" ucap Arza

"Kenapa ga pesan dua aja" ucap Miko sambil melotot ke pada Arza

"Inikan porsinya lumayan banyak, toh kamu bilangkan aku suka Sisil, jadi tak mengapa dong"

"Hah?! Kapan aku bilang???"

"Aku tahu dari Nita, ni dia chat aku, katanya kamu ga enak ajak aku jalan karena aku suka Sisil"

Melotot Nita melihat Arza menunjukkan chatnya yang menjelek-jelekan Miko. Sedangkan Sisil hanya terdiam bingung, tak mengerti apa yang mereka bicarakan

Namun Sisil tak mau bertanya karena Arza memberi pesan agar Sisil tidak menunjukkan wajah bingung, serta Arza meminta Sisil menanyakan beberapa pertanyaan

"Mik, kamu ko penampilannya berubah?"

"Maksudmu Sil?"

"Aku kehilangan Miko yang sederhana tapi menarik, ini keren sih, tapi bukan kamu banget"

"Kamu ga suka?"

"Aku suka kamu yang dulu, lebih enak aja dipandang"

Sontak Miko kembali terkejut, bagaimana bisa Sisil tidak menyukai, bukannya Nita bilang ini tipe cowok kesukaan Sisil

"Kamu harusnya hargai usaha dia dong Sil, dia begini demi kamu!" ucap Nita

"Demi Sisil, atau demi kamu? Toh inikan seleramu" sambar Arza seraya tertawa sinis

Kemudian, semua terdiam... lalu es krim pesanan Arza datang...

"Ni habisin Sil" sorong Arza

"Katanya kita minum berdua?" Canda Sisil

"Aku habisin es krimnya Miko aja, dia alergi es krim hahaha"

Kemudian Arza berbincang tentang futsal bersama Miko guna meredam ketegangan yang sudah direncanakannya

Kini memasuki waktu Ashar, Arza dan Miko bergegas ke Mushala untuk menunaikan ibadah Shalat. Tentunya Arza juga mengajak Sisil dan Nita untuk melaksanakan shalat juga

"Kalian lagi ga halangankan?" Ucap Arza dengan frontal

"Nggak ko" ucap Sisil dan Nita

"Shalat dulu gin, biar berkah traktirannya Miko haha"

"Iya, shalat dulu yok teman" ucap Miko

Memang Sisil dan Nita penampilannya sopan namun belum berhijab, serta mereka belum terbiasa dengan ibadah shalat. Berbeda dengan Arza dan Miko yang cerewet jika salah satunya ada yang belum shalat.

.......................

Setelah selesai shalat, Arza melancarkan aksinya kmbali

"Mik, nonton hantukan?!"

"Iya Za! Tenang, aku tahu seleramu"

"Di kursi depan? Tengah? Atau belakang?"

"Aku sama Nita di bagian belakang agak ke tengah, kalau kamu?"

"Aku sama Sisil dapat yang agak depan! Tukar kursi kita, kamu tahukan aku males duduk di depan, sakit leher menghadap ke atas terus" celoteh Arza

"Oke, kita duduk berdua, mereka duduk berdua" ucap Miko yang tak rela Sisil berduaan dengan Arza

"Noo! Kamu Sisil, aku Nita...! kata Nita dia pengen ngobrol sama aku waktu di chat" ucap Arza tersenyum licik

Terkejut Nita mendengar, namun ia tak dapat menolak, ia sudah terlanjur terintimidasi oleh sosok Arza yang sangat di luar jangkauan otaknya

Sedangkan Miko dan Sisil tersenyum Malu sambil mengelak... tak heran, mereka saling menyimpan rasa namun tak punya kuasa untuk mengatakannya

Tampak sekali salah tingkah pada diri mereka... bagai bulan yang menerangi malam bersama sang bintang...

Dalam studio, Arza hanya diam tanpa suara... tanpa ekspresi dan tanpa menghiraukan Nita yang ada di sebelahnya

Hal ini sengaja dilakukan agar Nita semakin tertekan atas diri Arza

Sedangkan Nita tanpa sadar meneteskan air mata, entaha air mata apa itu...

Dirinya telah dipermalukan dengan teramat-sangat oleh Arza, ia tak menyangka, kata-katanya untuk menjauhkan Arza dari Miko justru menjadi boomerang yang menghancurkannya...

.....................

Saat film telah usai, Arza melontarkan kata-kata kepada Nita untuk pertama dan terakhir kalinya di studio

"Serem ya hantunya, aku penasaran kalau kamu mati nanti bakal lebih serem dari itu atau nggak, yah kecuali kau tobat sebelum maut hahaha"

Arza kemudian berekspresi seperti sedia kala, seakan-akan tak ada yang terjadi antara dia dan Nita sebelumnya

Sedangkan Miko dan Sisil... Tanpa sadar Sisil masih merangkul tangan Miko

"Ciye yang rangkul merangkul" olok Arza

"Eh...!" Ucap Sisil dan Miko

~Kau Bosku! Jadi Tunduklah Padaku!~ Tamat