webnovel

Dendam Georgina

Dengan menggunakan laptopnya Georgina berusaha mencari alamat tempat tinggal sang ayah yang ada di Barcelona, tak butuh waktu lama baginya mencari alamat ayah kandung yang tak pernah ia lihat itu. Hanya dalam satu kali pencarian Georgina berhasil menemukan alamat rumah ayah kandungnya Julian Sanders yang merupakan salah satu pengusaha sukses di Barcelona yang mempunyai nama besar, saat Georgina berusaha untuk memperhatikan lebih detail lagi wajah sang ayah kandung secara tak sengaja Georgina membuka foto-foto keluarga baru sang ayah.

"Kau bisa sebahagia ini Julian, tapi apakah kau tahu ibu dan aku menderita disini." Georgina bicara lirih tanpa sadar saat melihat foto sang ayah yang sedang berpose bersama istri dan kedua anak wanitanya yang tentunya usianya dibawah Georgina.

Karena tak kuasa menahan rasa sakit Georgina kemudian menutup laptopnya secara paksa, ia benar-benar tak bisa melihat lebih lama lagi keharmonisan keluarga ayahnya sementara ia dan ibunya hidup berdua di Inggris.

"Kau yang membuat ibuku meninggal Julian, akan kubuat kau merasakan pedihnya hidup sehingga kau lebih memilih untuk mati. Tak boleh hanya ibuku yang menderita, kau dan kedua orang tuamu juga harus merasakan sakitnya kami selama ini,"ucap Georgina pelan penuh dendam.

Setelah menenangkan diri Georgina akhirnya tenang, perlahan ia membuka laptopnya lagi untuk mencari tahu identitas istri muda yang ayah beserta kedua anak perempuannya yang tak lain adalah adik tirinya yang bernama Selena dan Rosa. Saat sedang mencari sosial media kedua adik tirinya Georgina menemukan fakta mengejutkan bahwasanya ibu tirinya itu ternyata sudah memiliki anak lelaki dari pria lain sebelum menikah dengan ayahnya yang bernama Diego Alvarez, Georgina mencari tahu informasi semua orang-orang yang ia benci itu dengan detail. Georgina bahkan sampai membuat akun sosial media palsu untuk mengikuti ketiga akun sosial media saudara tirinya termasuk sang ibu tiri yang bernama Vanessa.

Georgina membaca informasi sedetail mungkin dari orang-orang yang akan ia mintai pertanggung jawaban itu, Georgina menganggap orang-orang itu adalah penyebab ibunya menderita selama ini.

"Tunggu kedatanganku Nyonya Barbara dan Yohanes Sanders, kalian berdua adalah orang pertama yang akan kumintai pertanggungjawaban atas kematian ibuku. Kalian berdua manusia jahat yang tega memisahkan seorang istri yang masih mempunyai anak balita dari suaminya, tunggu pembalasanku. Pembalasan Georgina Garcia."Georgina bergumam penuh kebencian menatap foto kakek dan nenek kandungnya yang tengah berpose di depan yayasan milik keluarga Sanders.

Barcelona, Spanyol

Julian Sanders yang baru saja kembali dari meeting terlihat sangat tidak tenang selama dua hari terakhir, ia merasa ada sesuatu yang salah tapi ia tak tahu apa. Dan hal ini membuat istrinya Vanessa bingung melihat sikap suaminya.

"Kau kenapa sayang?"Vanessa bertanya pelan pada sang suami yang baru saja masuk kedalam kamar tidur mereka.

"Entahlah, aku juga tak tahu apa yang terjadi padaku. Yang aku rasakan hanya sebuah kegelisahan yang tak kumengerti dari mana asalnya,"jawab Julian Sanders dengan cepat.

"Aku tahu kau gelisah pasti karena memikirkan pesta pertunangan Diego yang akan dilangsungkan dua bulan lagi itu bukan? Tenanglah sayang, keluarga Ramos adalah keluarga terpandang. Dengan kita menikahkan Diego ke keluarga mereka aku yakin bisnis keluarga kita pasti akan berkembang pesat, aku yakin itu,"ucap Vanessa lembut mencoba untuk menenangkan suaminya.

Julian Sanders terdiam mendengar perkataan sang istri, dua bulan lagi memang pesta pertunangan anak tirinya Diego dan kekasihnya Grace Ramos akan dilangsungkan. Sebenarnya Julian agak kurang setuju dengan pertunangan itu pasalnya ia tahu siapa Diego putra tirinya yang sama sekali tak bertanggung jawab, ia tak mau keluarga Ramos akan menuntut dirinya jika Diego mengecewakan mereka nantinya. Namun karena Grace sangat menyukai Diego yang memang seorang pria muda tampan yang sangat populer di kampusnya, akhirnya mau tak mau Julian Sanders harus menyetujui pesta pertunangan anak tirinya itu.

Melihat Julian lebih tenang membuat Vanessa tersenyum, perlahan ia mendekati suaminya dan memeluknya erat dari belakang.

"Aku merindukan sentuhanmu Julian,"bisik Vanessa tanpa malu.

"Aku lelah Vanessa."Julian menolak permintaan istrinya untuk bercinta.

Vanessa yang sudah tak disentuh suaminya selama hampir dua bulan itu tak mau tahu, dengan cepat ia mendorong suaminya ke atas ranjang. Setelah Julian terbaring dengan cepat Vanessa merayap diatas tubuh suaminya.

"Biarkan aku yang memuaskanmu sayang." Vanessa berbisik lirih penuh nafsu pada Julian yang terlihat tak berminat untuk bercinta itu.

Tak lama kemudian Vanessa pun melakukan aktivitasnya, ia memuaskan Julian terlebih dahulu dengan memberikan sentuhan dan rangsangan-rangsangan penuh nafsu.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku Tuhan? Apa kau baik-baik saja Sandra? Kenapa aku gelisah sekali dua hari ini,"ucap Julian dalam hati memikirkan cinta pertama sekaligus istri pertamanya itu, meskipun saat ini di atas tubuhnya ada Vanessa namun pikiran Julian melanglang buana memikirkan Sandra Garcia wanita sederhana yang sangat ia cintai dan sudah memberikannya seorang putri cantik.

Bersambung

Next chapter